Harga Sejumlah Komoditas Pangan di Palembang Merangkak Naik
Sejumlah harga komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, merangkak naik. Kenaikan ini terjadi lantaran lonjakan permintaan jelang Idul Fitri. Pemerintah menilai, kenaikan harga jelang hari raya adalah wajar.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sejumlah harga komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, merangkak naik, Senin (8/4/2022). Kenaikan ini terjadi lantaran lonjakan permintaan jelang Idul Fitri. Pemerintah menilai, kenaikan harga jelang hari raya adalah hal yang lumrah, yang terpenting adalah barang tersedia di pasaran.
Pantauan di dua pasar di Palembang, yakni Pasar Perumnas dan Pasar Lemabang, menunjukkan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Daging ayam, misalnya, kini mengalami kenaikan harga dari Rp 29.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 30.000-Rp 33.000 per kg, sementara harga daging sapi yang semula Rp 120.000 menjadi Rp 140.000 per kg.
Harga bawang merah yang semula Rp 22.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg. Harga cabai rawit yang semula Rp 24.000 per kg menjadi Rp 28.000 per kg. Kenaikan juga terjadi pada komoditas telur ayam yang semula seharga Rp 18.000 per kg menjadi Rp 23.000 per kg. Harga gula dari Rp 13.000 per kg menjadi 14.000 per kg.
Fandi (40), pedagang ayam di Pasar Perumnas Palembang, mengatakan, kenaikan harga ini terjadi sejak dua minggu terakhir, tepatnya menjelang bulan Ramadhan. Harga ayam yang semula hanya Rp 28.000 per kg sekarang sudah Rp 30.000 per kg.
Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam yang terjadi di tingkat agen. ”Harga ayam di pasar tergantung dari harga jual di agen. Jika di tingkat agen naik, kami langsung menyesuaikan,” katanya.
Menurut dia, harga ayam saat ini bukanlah yang tertinggi. Biasanya satu minggu sebelum Lebaran, harga ayam akan meningkat lagi. ”Bahkan, mungkin harga ayam jelang Lebaran bisa mencapai Rp 40.000 per kg.
Permintaan stabil
Walau harga tinggi, Fandi menyebutkan, permintaan ayam tidaklah turun, sebaliknya meningkat signifikan. Di hari normal, dia bisa menjual sekitar 90 kg per hari. Namun, jelang Lebaran bisa meningkat sampai 120 kg per hari. ”Ayam digunakan untuk perayaan sebelum atau ketika Lebaran berlangsung,” katanya.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas pangan lain, seperti bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah. Yarsah, pedagang di Pasar Perumnas, menuturkan, kenaikan harga yang paling jelas terlihat adalah bawang merah. Dari yang semula Rp 22.000 per kg, sekarang sudah Rp 25.000 per kg.
"Bahkan, saya sudah dapat kabar bahwa Selasa (19/4/2022) harga bawang merah sudah mencapai Rp 32.000 per kg,” katanya.
Kabar itu dia peroleh dari agen di Pasar Induk Jakabaring, Palembang. Namun, dia tidak khawatir penjualan akan turun karena bawang merah, termasuk cabai, menjadi bumbu dasar pembuatan makanan jelang perayaan.
”Bumbu ini digunakan untuk membuat pempek. Jadi, penjualannya tidak akan turun walau harga melambung,” kata Yarsah.
Sementara Togar (45), pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Lemabang, Palembang, menyatakan, kenaikan harga seturut dengan permintaan. ”Jika permintaan naik, ya harga akan naik,” ujarnya. Kenaikan yang paling tampak adalah minyak goreng yang sejak akhir tahun lalu sudah melambung.
Bumbu ini digunakan untuk membuat pempek. Jadi, penjualannya tidak akan turun walau harga melambung. (Yarsah)
Sekarang, ujar Togar, minyak goreng kemasan dihargai Rp 25.000 per kg, sedangkan minyak curah sekitar Rp 20.000 per kg. Namun, yang terpenting saat ini minyak goreng sudah tersedia, baik dalam bentuk kemasan maupun curah.
”Tidak seperti bulan lalu, ketika harga subsidi masih berlaku, yakni sekitar Rp 14.000 per kg, minyak menghilang entah ke mana,” katanya.
Kenaikan itu juga terjadi karena jelang Lebaran, banyak pedagang yang tidak berjualan sehingga pasokan pun berkurang. Namun, dia memprediksi dua hari setelah Lebaran, harga komoditas akan kembali normal.
Kepala Dinas Perdagangan Sumatera Selatan Ahmad Rizali menilai, kenaikan harga komoditas pangan di pasaran jelang Lebaran adalah hal yang wajar. ”Itu merupakan mekanisme pasar kita tidak bisa mengintervensi terlalu jauh,” katanya.
Dia mencontohkan untuk harga daging sapi yang mencapai Rp 140.000 per kg, itu adalah wajar karena daging sapi impor saja sudah mencapai Rp 130.000 per kg. Yang paling penting, ujar Ahmad, adalah barang yang dibutuhkan tersedia di pasar dan tidak terjadi kelangkaan.
Meskipun begitu, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk membantu warga untuk memenuhi kebutuhannya dengan membuka pasar murah di mana harga komoditas lebih murah dibandingkan yang dijual di pasaran.
Seperti gula yang dijual Rp 14.000 per kg di pasar, di pasar murah dihargai Rp 12.000, tepung terigu hanya Rp 10.000 per kg dan komoditas yang lain.
Menurut rencana, pihaknya juga akan menyalurkan 8 ton minyak curah di Pasar KM 12 Palembang dengan harga eceran tertinggi Rp 14.000-Rp 15.500 per kg. Harapannya, ketika Lebaran tiba, warga bisa memperoleh barang dengan harga yang wajar.