UMKM Mampu Hasilkan Produk Berkualitas yang Berbasis Teknologi
Showcase dan Business Matching merupakan aksi afirmasi peningkatan pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri dalam rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banyak produk usaha mikro, kecil, dan menengah berkualitas yang berbasis teknologi dan inovasi. Yang perlu didorong saat ini adalah memberikan referensi pelaku UMKM yang telah memiliki produk unggulan bagi kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN
”Ini yang harus terus kita sadari,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki saat diskusi panel dalam ”Showcase dan Business Matching Tahap Kedua” dengan tematik produk alat pertanian, manufaktur, dan alat berat, di Smesco Exhibition Hall, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Dua hari sebelumnya, pameran ini menampilkan berbagai produk UMKM dengan kategori produk alat kesehatan, K3 (keselamatan, keamanan, dan kesehatan), dan wellness. Kini, selama dua hari pula, tema pameran diubah menjadi kategori produk alat pertanian, manufaktur, dan alat berat.
Ajang ini merupakan salah satu rangkaian acara aksi afirmasi peningkatan pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri (PDN), dalam rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI), dan bentuk dukungan pemerintah kepada pelaku koperasi dan UMKM.
Teten mengatakan, kegiatan bisnis pencocokan ini menjadi upaya percepatan penyerapan 40 persen produk dalam negeri dan UMKM oleh pemerintah. Tahun ini, potensi pembelian produk dalam negeri sangat besar, dengan belanja pemerintah sebesar Rp 1.481 triliun dan BUMN sebesar Rp 420 triliun.
Dalam menyukseskan program ini, pihaknya melakukan program-program peningkatan kapasitas produksi. Mulai dari pendampingan SDM, pembiayaan, hingga mendorong dalam rantai pasok nasional dan perluasan pasar.
”Tentunya, dengan sinergi semua pemangku kepentingan,” ujar Teten.
Menkop dan UKM terus mengajak kementerian/lembaga dan pemda untuk memperbaiki Rencana Umum Pengadaan (RUP) dan mempercepat kontrak pengadaan barang dan jasanya sehingga target realisasi pengadaan barang/jasa pemerintah bagi UMKM dapat mencapai lebih dari Rp 500 triliun tahun ini. Para asosiasi perlu mendorong UKM binaan masuk dalam e-Katalog LKPP.
”Saya optimis kegiatan pameran dan temu bisnis ini akan berhasil, dan semua pihak berperan aktif dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri,” kata Teten.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, kehadirannya di ajang pameran ini semakin memperkuat komitmen yang dibangun dalam meningkatkan kualitas SDM petani dan produk pertanian di Indonesia.
”Dalam tahapan budidaya pertanian, kita butuh banyak alat pertanian dari UMKM,” kata Mentan.
Pascapanen, lanjut Syahrul, lebih banyak lagi yang membutuhkannya dalam rangka modernisasi alat-alat pertanian. Misalnya, buah-buahan, pasti membutuhkan yang namanya cold storage. Cabai dan kopi butuh alat pengeringan, dan sebagainya.
Yang pasti, pihaknya akan terus berkomitmen menggunakan produk UMKM dari dalam negeri. ”Menggunakan produk dan alat-alat dari dalam negeri sudah harus dimulai. Jika tidak, bagaimana kita bisa tahu apa kelebihan dan kekurangan dari produk dalam negeri,” kata Syahrul.
Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yuda Mediawan juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara pameran ini. Dari total belanja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 97 triliun, sekitar Rp 80 triliun atau 85,9 persen merupakan belanja produk dalam negeri berupa material dan peralatan.
Tahun 2022 ini, lanjut Yuda, pihaknya menargetkan belanja impor tidak lebih dari 10 persen dan akan terus dikurangi setiap tahunnya. ”Belanja barang akan terus kita pantau,” kata Yuda.
Sementara Staf Ahli Menteri Bidang ESB Kementerian KKP Darmadi Aries mengatakan, ”Sudah ada sekitar 200 lebih UMKM yang masuk ke e-katalog. Hanya saja, produk kapal dan alat tangkap masih belum maksimal dihasilkan dari dalam negeri.
”Produk kapal dalam negeri masih sedikit. Bahan baku untuk alat tangkap juga masih banyak yang diimpor,” ujar Darmadi.
Seperti diketahui, Kegiatan Business Matching Tahap Kedua dimulai dari 11-21 April 2022 di Gedung Smesco Exhibition Hall, dan akan dilanjutkan pada puncak acara tanggal 22-23 April 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), dengan diikuti peserta sebanyak 400 UKM dari seluruh Indonesia. Sebelumnya, Business Matching Tahap Pertama diadakan di Bali pada 22-24 Maret 2022.
e-Katalog
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas mengungkapkan bahwa pihaknya kini telah melakukan transformasi besar-besaran dalam sistem e-katalog atau sistem pengadaan barang dan jasa.
Selain itu, lanjut Azwar, pihaknya juga sedang memperbaiki sistem dibantu Telkom untuk memperkuat sistemnya agar bisa beradaptasi dengan pengadaan barang dan jasa yang sekarang ini semakin besar.
”Kami juga melakukan integrasi dengan e-katalog lokal sehingga UMKM tidak harus ke Jakarta, tetapi bisa masuk ke e-katalog pemda,” kata Azwar.
Azwar berharap kolaborasi antarkementerian dan lembaga terus ditingkatkan agar tujuan ini bisa berjalan sesuai dengan harapan bersama, yaitu meningkatkan belanja produk dalam negeri dan UMKM.