Resmi Tercatat di Bursa, Harga Saham GoTo Sempat Tembus Rp 412
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai lebih dari Rp 400 triliun.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). Pada saat pembukaan pasar pukul 09.00 WIB, harga per lembar saham GoTo mencapai Rp 380, lalu sempat melejit menjadi Rp 412 per lembar saham.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo, di sela-sela acara seremonial pencatatan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, menjadi perusahaan tercatat di BEI merupakan mimpi Gojek dan Tokopedia sejak awal berdiri 11 tahun lalu. Menurut dia, Gojek dan Tokopedia beruntung karena lahir di Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar. Pemerintah Indonesia pun selalu mendukung layanan digitalisasi.
”Kami ingin bisa terus berkontribusi di pasar Indonesia dan dunia,” ujar Andre.
Selain manajemen GoTo, acara seremonial pencatatan GoTo di BEI turut dihadiri sejumlah menteri dan pejabat. Di acara itu, tampak hadir Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mantan CEO Gojek yang kini jadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Dalam acara itu pula, Presiden Joko Widodo turut menyampaikan pesan melalui video. Presiden mengapresiasi langkah GoTo yang sebelum melantai di BEI memiliki program Saham Gotong Royong bagi para mitra. Menurut Presiden, program ini sangat inklusif sebab mitra diikutsertakan sebagai pemegang saham.
Sektor potensial
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, setelah menjadi perusahaan publik, GoTo harus senantiasa berinovasi dan menjaga akuntabilitas. GoTo juga diharapkan bisa menjaga performa bisnis sehingga mampu menghasilkan dampak maksimal ke masyarakat.
”GoTo merupakan perusahaan tercatat ke-15 pada tahun 2022 dan jadi perusahaan tercatat ke-781 sepanjang BEI berdiri. Pencatatan saham perdana GoTo sangat dinantikan sebab menjadi tonggak sejarah penting bagi perusahaan ataupun pasar modal. GoTo juga perusahaan rintisan bervaluasi 10 miliar dollar AS atau decacorn pertama yang tercatat di bursa Asia,” ucap I Gede.
Sementara itu, menurut Airlangga, sektor industri teknologi informasi di Indonesia masih menjadi sektor yang berkontribusi positif. Pada 2020, sektor ini tumbuh 10 persen meski pada 2021 pertumbuhannya sempat turun menjadi 6,81 persen.
Adapun nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai sekitar 70 miliar dollar AS pada 2021. Pada 2025, nilainya diperkirakan tumbuh menjadi 146 miliar dollar AS.
”GoTo merupakan pertemuan superaplikasi dan lokapasar. Kapitalisasi pasar GoTo mencapai lebih dari Rp 400 triliun. Ini merupakan kapitalisasi nomor empat terbesar di Indonesia,” katanya.
Airlangga menyebut masih akan ada perusahaan rintisan lain yang akan menjadi perusahaan publik di bursa saham. OJK akan membuat terobosan regulasi yang memungkinkan semakin banyak perusahaan digital melantai di bursa saham.
”Penawaran umum saham perdana (IPO) tahap awal (semestinya) di Indonesia, kemudian baru ke luar negeri,” kata Airlangga.
Untuk keperluan IPO ini, GoTo menggunakan laporan keuangan per akhir September 2021. Kerugian bersih GoTo sebesar Rp 11,58 triliun, naik dari periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 10,43 triliun. Adapun total asetnya mencapai Rp 158,17 triliun. Rugi per saham GoTo sebesar Rp 197, menurut laporan keuangan 2021 hingga September, lebih baik ketimbang periode sama tahun sebelumnya yang membukukan kerugian Rp 365 per saham.