GoTo Menargetkan Raup Rp 15,2 Triliun dari Hasil IPO
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk siap mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 4 April 2022. Dengan harga per lembar saham Rp 316-Rp 346, kapitalisasi pasar GoTo diperkirakan capai Rp 376-Rp 413,7 triliun.
Oleh
MEDIANA, JOICE TAURIS SANTI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi digital PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) menargetkan bisa menghimpun pendanaan Rp 15,2 triliun melalui penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Seluruh dana hasil penawaran, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan oleh GoTo untuk modal kerja perusahaan dan anak perusahaan.
Mengutip Prospektus Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) GoTo, GoTo dan anak perusahaan akan menggunakan modal kerja yang dananya bersumber dari hasil penawaran umum saham perdana (IPO) untuk berbagai pengembangan yang tidak terbatas pada akuisisi pelanggan. Pengembangan lain yang dimaksud meliputi penjualan dan pemasaran, inovasi produk/teknologi baru, dan operasional.
Pencatatan saham perdana akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 2022. GoTo mematok harga saham perdana di kisaran Rp 316-Rp 346 per lembar saham. Sebagai penjamin pelaksana emisi efek, GoTo menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk .
Untuk keperluan IPO ini, GoTo menggunakan laporan keuangan per akhir September 2021. Kerugian bersih GoTo sebesar Rp 11,58 triliun, naik dari periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 10,43 triliun. Adapun total asetnya sebesar Rp 158,17 triliun. Rugi per saham GoTo sebesar Rp 197 per saham menurut laporan keuangan 2021 hingga September, lebih baik ketimbang periode sama tahun sebelumnya yang membukukan kerugian Rp 365 per saham.
Walaupun kinerja keuangan masih merugi, CEO GoTo Andre Sulistyo dalam acara Paparan Rincian IPO, Selasa (15/3/2022), di Jakarta, optimistis dapat meningkatkan nilai transaksi bruto. Pendapatan GoTo per September 2021 sebesar Rp 3,4 triliun naik dari Rp 2,34 triliun per September 2020 sebelumnya.
”Tiga segmen bisnis kami, yakni layanan kendaraan berbasis permintaan (on-demand services), perdagangan secara elektronik atau e-dagang, dan layanan teknologi finansial, berpotensi untuk tumbuh pesat. Sebab, kami menilai adopsi masyarakat Indonesia secara khusus terhadap tiga jenis layanan itu masih tahap awal,” tutur Andre.
Andre juga mengatakan, integrasi tiga jenis layanan dalam satu ekosistem GoTo juga menjawab kebutuhan warga di kabupaten/kota kecil di Indonesia. GoTo membuka kesempatan bagi mitra pengemudi, pedagang, karyawan GoTo, dan pelanggan loyal untuk membeli saham GoTo.
”Kami akan melihat terlebih dulu mitra pengemudi ataupun pedagang paling lama dan aktif bergabung. Pelanggan yang loyal akan dapat membeli saham GoTo. Baik mitra maupun pelanggan, mereka dapat memesan saham dengan sistem alokasi pasti,” kata Andre.
Kami akan melihat terlebih dulu mitra pengemudi ataupun pedagang paling lama dan aktif bergabung. Pelanggan yang loyal akan dapat membeli saham GoTo. Baik mitra maupun pelanggan, mereka dapat memesan saham dengan sistem alokasi pasti.
Komisaris GoTo dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya menambahkan, misi GoTo sejak awal adalah membantu pemerataan akses layanan digital. Misi itu tidak akan berubah.
”Gojek dan Tokopedia tumbuh besar di Indonesia. Gojek berupaya mengatasi masalah kemacetan, sementara Tokopedia lahir untuk membantu pedagang kecil menengah berjualan daring. Solusi-solusi yang kami hadirkan selalu berpijak pada kebutuhan warga di dalam negeri Indonesia,” kata William saat ditanya pendapatnya mengenai persaingan dengan pemain sejenis asal luar negeri.
CEO Gojek Kevin B Aluwi menekankan, Gojek selalu menggunakan pendekatan hiperlokal ketika meluncurkan layanan. Pendekatan ini berarti menyesuaikan masalah mitra dan pelanggan di mana pun Gojek hadir. Pendekatan yang sama juga dipakai Gojek saat ekspansi ke Singapura dan Vietnam.
GoTo mengklaim memiliki lebih 2,5 juta mitra pengemudi dan 14 juta mitra pedagang per 30 September 2021. Tokopedia secara khusus memiliki sekitar 500 juta jenis barang. Dua dari tiga jenis pesanan tiba dalam kurun 24 jam. Setiap harinya, GoTo menerima enam juta pesanan. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto Indonesia berkisar 2 persen.
Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk David Agus mengatakan, dengan harga per lembar saham Rp 316-Rp 346, kapitalisasi pasar GoTo saat pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan mencapai Rp 376 triliun-Rp 413,7 triliun. Ini akan menjadi kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
GoTo menjadi emiten pertama yang menggunakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 22/POJK.04/2021 tentang Penerapan Klasifikasi Saham dengan Hak Suara Multiple atau multiple voting shares (MVS). Para pendiri memiliki hak suara yang lebih besar ketimbang pemegang saham lainnya walaupun memiliki saham dalam jumlah sama. Pendekatan ini bertujuan untuk tetap menjaga visi perusahaan. Hanya saja, saham para pendiri harus dipegang hingga jangka waktu tertentu.
Para pendiri memiliki hak suara yang lebih besar ketimbang pemegang saham lainnya walaupun memiliki saham dalam jumlah sama. Pendekatan ini bertujuan untuk tetap menjaga visi perusahaan.
Berdasarkan ketentuan yang sama pula, para pemegang saham Goto sebelum melepaskan saham ke publik tidak boleh menjual sahamnya antara delapan hingga 12 bulan, tergantung dari jenis saham yang dimiliki. Dengan demikian, harga emiten tidak terlalu berfluktuasi di pasar sekunder setelah IPO.
Mengantisipasi pergerakan saham liar setelah melantai di bursa, GoTo juga mempersiapkan mekanisme greenshoe. Moleonoto The, Direktur Utama Indopremier Sekuritas, menjelaskan, mekanisme ini memberikan fleksibilitas kepada sekuritas yang menjadi stabilisator, bahwa dalam 30 hari setelah listing sekuritas tersebut dapat membeli saham GoTo pada harga berapa pun sampai harga maksimum sama dengan harga perdana.
”Dana berasal dari saham treasury yang sudah dimiliki GoTo. GoTo memiliki pilihan untuk melepasnya melalui penawaran terbatas bersamaan dengan IPO. Skema ini tidak dilakukan dengan melepaskan saham baru,” ujarnya.
Dengan skema ini bukan berarti harga saham lantas pasti aman, para investor harus juga melihat bagaimana kinerja dan prospek perusahaan ke depan.
Dengan skema greenshoe ini, GoTo menetapkan sampai sebanyak 15 persen dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO, atau setara dengan 7,8 miliar saham, berasal dari saham simpanan atau treasury.
”Skema greenshoe memang diharapkan bisa membantu menstabilkan harga setelah IPO. Tentunya banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham. Dengan skema ini, bukan berarti harga saham lantas pasti aman, para investor harus juga melihat bagaimana kinerja dan prospek perusahaan ke depan,” kata Paulus Jimmy, analis Sucor Sekuritas.
Sementara itu, pengamat pasar modal dan pendiri komunitas investor Superstock Community, Edhi Pranasidhi, mengatakan, skema greenshoe sebenarnya lebih digunakan untuk membuat keseimbangan, ketika IPO kelebihan permintaan, maka akan diberikan pilihan untuk menambah saham.
”Harga penawaran pada kisaran Rp 316–Rp 346 menarik. Saat ini posisi keuangan GoTo masih merugi. Buat saya, itu (skema greenshoe) biasa saja. Sangat tergantung apakah sahamnya punya market maker atau tidak, apakah penjamin emisinya memiliki komitmen penuh atau tidak,” jawab Edhi ketika ditanya apakah skema greenshoe membuat investor lebih aman. Untuk menjaga kestabilan harga, sekuritas yang menjaga harus memiliki dana sekitar 20 persen dari perolehan IPO.