PT Allo Bank Indonesia Tbk membukukan laba Rp 37 miliar sepanjang tahun lalu atau naik 420 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara Bank Raya optimistis dapat membukukan laba pada tahun ini.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah bank digital mulai melaporkan kinerja keuangannya sepanjang tahun 2021. PT Allo Bank Indonesia Tbk atau Bank Allo, misalnya, melaporkan telah membukukan laba yang melesat 420 persen, yakni dari Rp 8,85 miliar tahun 2020 menjadi Rp 37 miliar pada tahun 2021.
Peningkatan laba terjadi seiring dengan pendapatan bunga bersih yang naik 310,4 persen dari Rp 47,59 miliar tahun 2020 menjadi Rp 195,3 miliar sepanjang 2021. Bank Allo juga menjual efek-efek yang dimilikinya senilai Rp 76,55 miliar tahun lalu, sementara pada tahun 2020 Bank Allo tidak menjual efek.
Bank Allo juga mampu menambah pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari Rp 1,2 miliar tahun 2020 menjadi Rp 25,8 miliar tahun 2021. Selain itu, penyaluran kredit juga meningkat sebesar 74,76 persen menjadi Rp 2,19 triliun sepanjang 2021.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada Jumat (1/4/2022) terungkap bahwa dana yang dihimpun Bank Allo meningkat sebesar 44,65 persen dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp 2,19 triliun.
Dalam paparan publiknya, PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya optimistis dapat memperoleh laba pada tahun 2022. Optimisme itu berdasarkan dari laba yang sudah dicatatkan sepanjang triwulan pertama tahun 2022.
”Tahun ini kami pasti mencapai net profit. Pada Januari, Februari, dan Maret kami sudah membukukan profit dalam laporan keuangan,” kata Direktur Utama Bank Raya Indonesia Kaspar Situmorang.
Pencapaian laba itu ditunjang oleh beberapa strategi yang akan dijalankan oleh Bank Raya. Strategi tersebut mengacu pada pembagian ekosistem BRI dan ekosistem non-BRI. Pembagian tersebut antara lain kegiatan Bank Raya akan terkait dengan ekosistem BRI sebesar 70 persen dan sisanya menggunakan ekosistem non-BRI.
Selain itu, Bank Raya melakukan efisiensi untuk memperbaiki kinerja, seperti manajemen biaya, cross selling, dan optimalisasi layanan secara digital. Dengan berbagai macam upaya seperti itu, diharapkan akan didapatkan operasional yang lebih efisien.
Sepanjang tahun 2021, Bank Raya masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 3,04 triliun. Padahal, pada tahun 2020, Bank Raya masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 31,26 miliar.