Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk membukukan kenaikan laba 182 persen menjadi Rp 24,89 triliun tahun lalu. Pemulihan ekonomi dinilai mendorong kinerja perusahaan-perusahaan dalam portofolio Saratoga.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia telah menyampaikan laporan kinerjanya pada tahun 2021. Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, misalnya, membukukan kenaikan laba yang fantastis, yakni mencapai 182 persen dari Rp 8,82 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 24,89 triliun tahun 2021.
Dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/3/2022), selain laba yang melonjak, nilai aktiva bersih (net asset value) Saratoga juga mencapai titik tertinggi dalam sejarahnya, yakni meningkat 78 persen dari Rp 31,7 triliun menjadi Rp 56,3 triliun. Kenaikan nilai aset ini ditopang oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan.
Menurut Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Michael William, kinerja Saratoga membaik karena kemampuan perusahaan yang berada dalam portofolio untuk mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi setelah tertekan akibat pandemi Covid-19. Perusahaan yang berada dalam portofolio Saratoga antara lain PT Tower Bersama Infrastucture Tbk, PT Adaro Energy Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk.
Sementara itu, emiten sektor kesehatan penyedia layanan pemeriksaan kesehatan, yakni PT Prodia Widyahusada Tbk, membukukan kenaikan laba yang tinggi. Laba usaha Prodia naik 150,7 persen menjadi Rp 756,6 miliar dengan laba bersih Rp 621,62 miliar.
Pendapatan bersih Prodia sepanjang tahun 2021 naik 41 persen menjadi Rp 2,65 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,87 triliun. ”Laba bersih naik seiring dengan peningkatan pendapatan bersih perseroan,” jelas Direktur Utama Prodia Dewi Mulaty.
Penawaran tender
Selain melaporkan kinerjanya, pada awal pekan ini emiten lain mulai melakukan aksi korporasi. Seperti yang sudah diumumkan sebelumnya, Trinugraha Capital & Co SCA (TC) akan melakukan penawaran tender sukarela atas saham PT BFI Finance Indonesia. Penawaran tersebut dimulai pada Selasa (15/3/2022). Harga penawaran juga sudah ditentukan, yaitu Rp 1.200 per saham.
Obyek dari penawaran tender sukarela ini sebanyak 9.131.865.960 saham BFI Finance Indonesia dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Dengan demikian, TC harus menyediakan dana setidaknya Rp 10,96 triliun untuk melaksanakan penawaran tender sukarela ini.
Aksi korporasi penawaran tender sukarela ini merupakan langkah lanjutan dari perjanjian jual beli Bravo Investment Limited (BIL) dengan Garibaldi Thohir dan TC. BIL dan Garibaldi Thohir akan mengambil bagian saham seri C tanpa hak suara di TC. Penawaran tender sukarela ini memberikan kesempatan kepada pemegang saham lain untuk ikut menjual sahamnya.