Bank dan Perusahaan Manajemen Aset Gencar Merilis Reksa Dana ”Offshore”
Perbankan dan perusahaan manajemen aset gencar bekerja sama merils produk reksa dana ”offshore” atau reksa dana yang portofolio investasinya merupakan efek atau emiten di luar negeri.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri perbankan sedang bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset untuk bersama merilis produk reksa dana offshore, produk reksa dana yang portofolio investasi efek dan atau emitennya di luar negeri. Tersebarnya investasi pada efek atau emiten yang berada di banyak negara membuat kinerja reksa dana bisa lebih stabil dan berpotensi menghasilkan keuntungan optimal.
Pada Selasa (15/3/2022), terdapat dua pasang bank dan perusahaan aset manajemen yang merilis reksa dana offshore, yaitu Bank Central Asia (BCA) bekerja sama dengan Manulife Aset Management Indonesia (MAMI) dan Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bahana TCW.
BCA dan MAMI merilis produk reksa dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF). Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan menjelaskan, produk Mansyaf akan memiliki portofolio investasi emiten di Asia Pasifik dengan tiga tema yang sedang menjadi perhatian global. Adapun tiga tema itu adalah adopsi teknologi, konsumsi kalangan menengah, dan dekarbonisasi.
Portofolio investasi itu meliputi emiten di negara-negara seperti Korea Selatan, China, Taiwan, Asia Tenggara, dan Australia. Emiten itu memiliki bidang usaha, antara lain, baterai mobil listrik, produsen teknologi cip, dan e-dagang. Adapun top 10 emiten portofolio saham itu, antara lain, Samsung Electronics, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), dan Telkom Indonesia.
Katarina menjelaskan, pihaknya menciptakan produk reksa dana dengan denominasi dollar AS dan menggabungkan emiten-emiten terbaik di Asia Pasifik di sejumlah negara.
”Portofolionya kami ambil dari emiten terbaik dengan fundamental kuat dan punya potensi pertumbuhan yang positif dari sejumlah negara di Asia Pasifik. Kinerjanya diharapkan bisa lebih stabil karena tidak tergantung pada kondisi ekonomi suatu negara saja. Selain itu, diharapkan juga bisa memberikan potensi imbal hasil lebih baik,” ujar Katarina dalam jumpa pers peluncuran kolaborasi BCA dan MAMI, Selasa.
Executive Vice President Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menjelaskan, MANSYAF merupakan salah satu produk terbaru yang bisa dibeli nasabah di kantor-kantor cabang BCA ataupun melalui aplikasi Wealth Management BCA mulai Rabu (16/3/2022).
”Harapannya produk ini melengkapi alternatif pilihan nasabah untuk berinvestasi,” ujar Yovvy.
Sementara itu, Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bahana TCW juga merilis produk reksa dana offshore bernama Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity. Head of Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung menjelaskan, produk ini merupakan instrumen investasi syariah yang berfokus pada industri sektor kesehatan di pasar luar negeri serta mengintegrasikan environmental, social, governmental (ESG) dalam pengelolaannya.
”Melalui produk Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity yang akan efektif tersedia mulai 25 Maret 2022, DBS Treasures membuka akses bagi nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi denominasi dollar AS, berfokus pada sektor kesehatan yang diperkuat inovasi teknologi yang sedang berkembang pesat,” ujar Rudy, Selasa.
Direktur Marketing Bahana TCW Danica Adhitama menjelaskan, produk ini merupakan produk reksa dana syariah yang berfokus pada pasar saham Amerika Serikat yang saat ini terkonsentrasi pada sektor kesehatan. Produk ini juga dikelola aktif sesuai dengan prinsip-prinsip ESG.
“Menyikapi adanya perubahan tren investasi yang menjanjikan bagi para investor, kami berkolaborasi dengan DBS Treasures menghadirkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity untuk menjawab kebutuhan investor yang ingin memiliki eksposur lebih besar di sektor kesehatan offshore,” ujar Danica.