Pemerintah Segera Ambil Langkah Soal Minyak Goreng
Pemerintah menilai persoalan menyangkut minyak goreng tidak dapat dibiarkan terlalu lama. Langkah terkait persoalan tersebut akan segera diputuskan pemerintah dalam waktu dekat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo akan segera memutuskan langkah-langkah yang hendak diambil pemerintah dalam waktu dekat terkait persoalan kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng. Selepas acara di Ibu Kota Negara Nusantara, Kepala Negara akan segera mengadakan rapat bersama jajarannya untuk memutuskan persoalan terkait minyak goreng tersebut.
”Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama sehingga direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam keterangan persnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (13/4/2022).
Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama sehingga direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini.
Pada kesempatan tersebut, Pramono menuturkan bahwa pengecekan langsung yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan suatu kelaziman ketika berada di daerah. Pengecekan ini termasuk soal minyak goreng.
”Pada prinsipnya Bapak Presiden dalam setiap kunjungan ke daerah pasti juga melakukan sidak untuk melihat persoalan yang menyangkut minyak goreng. Beliau sangat memahami persoalan ini,” ujar Pramono.
Pramono menuturkan, pemerintah juga akan meminta para produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk memprioritaskan kebutuhan di dalam negeri.
”Dilihat dari total produksi (CPO) kita yang hampir 50 juta, kan, hampir 26-28 juta itu diekspor sehingga bagian untuk ekspor itu harus diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri. Maka harus diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita pada saat ini walaupun harga di luar tinggi sekali,” kata Pramono.
Sebelumnya, ketika berada di Yogyakarta pada Minggu (13/3/2022) pagi, Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan. Saat tiba di minimarket yang berada di Pasar Kembang, Yogyakarta, pada pukul 09.05, Presiden langsung berjalan menuju tempat minyak goreng. Namun, ketika itu, tidak ada stok minyak goreng.
”Sejak kapan tidak ada?” tanya Presiden.
”Baru tadi pagi, Pak,” jawab penjaga minimarket.
Presiden pun menanyakan harga jual minyak goreng tersebut dan mendapat jawaban dari penjaga minimarket bahwa harga per kemasan isi dua liter Rp 28.000 dan kemasan satu liter Rp 14.000.
Selain menanyakan harga, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga ingin mengetahui waktu pengiriman minyak goreng tersebut. Atas pertanyaan mengenai kapan minyak goreng akan datang lagi, Presiden mendapat jawaban bahwa kedatangan minyak goreng tersebut tidak pasti.
Tidak hanya di toko swalayan, Kepala Negara juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul, Yogyakarta. Di kedua pasar tersebut, Presiden menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 14.000 per liter hingga Rp 20.000 per liter.
Namun, tingginya harga minyak goreng juga tidak menjamin ketersediaan adanya stok. ”Barang ada, tapi mahal ya,” ucap Presiden mengomentari tingginya harga minyak goreng.
”Ada, tapi lambat Pak. Nanti kalau sudah habis, lama lagi,” kata pedagang.
Tidak adanya kepastian jadwal pengiriman minyak goreng juga disampaikan para pedagang. Presiden tidak mendengar jawaban yang pasti kapan minyak goreng akan dikirim. Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya. ”Ya, gak mesti Pak, bisa tiga hari sekali,” kata salah satu pedagang yang ditemui Presiden.