Presiden Jokowi : 2 Juta Kendaraan Listrik Digunakan Masyarakat di 2025
Pemerintah telah menetapkan pengurangan emisi karbon pada 2030 sebesar 29 persen dan emisi karbon menjadi nol bersih pada 2060.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berharap pada tahun 2025 sudah ada 2 juta kendaraan listrik digunakan masyarakat Indonesia. Pemerintah akan mendukung melalui investasi serta pengembangan hulu-hilir kebutuhan kendaraan listrik.
“Pada tahun 2025 diharapkan sudah ada 2 juta kendaraan listrik bisa digunakan masyarakat Indonesia dan selanjutnya masuk ke pasar ekspor. Kami berharap pabrik baterai ataupun stasiun isi ulang daya (baterai kendaraan) listrik segerai selesai dibangun dalam jumlah atau kapasitas besar,” ujar Presiden Joko Widodo saat menghadiri peresmian uji coba komersial lanjutan motor listrik pengemudi GoRide, Selasa (22/2/2022), di Jakarta.
Uji coba komersial lanjutan ini merupakan hasil kerja sama Electrum, perusahaan patungan Gojek dan PT TBS Energi Utama Tbk, dengan PT Pertamina (Persero), Gogoro (perusahaan asal Taiwan), dan Gesits. Gesits adalah pabrik manufaktur sepeda motor dalam negeri yang fokus pada sepeda motor listrik.
Electrum bertindak sebagai pengembang ekosistem kendaraan listrik dengan memanfaatkan kehadiran Gojek di Indonesia dan keahlian TBS Energi Utama di sektor energi. Sementara Pertamina menyediakan fasilitas penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU yang dimilikinya. Peran Gogoro sebagai penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan motor listrik, sedangkan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.
Presiden menegaskan, pemerintah sangat serius mengembangkan energi terbarukan, termasuk di dalamnya mewujudkan ekosistem kendaraan listrik secara berkelanjutan. Pemerintah telah menetapkan pengurangan emisi karbon pada 2030 sebesar 29 persen dan emisi karbon menjadi nol bersih pada 2060.
Penghematan
Direktur Electrum dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, pada Desember 2021, Gojek telah melakukan uji coba komersial ratusan motor listrik di Jakarta Selatan. Dari sisi pengemudi, hasil uji coba komersial menunjukkan mereka menghemat pengeluaran operasional (bahan bakar minyak dan servis berkala) sekitar Rp 500.000 -Rp 700.000 per bulan. Sementara dari sisi konsumen, rata-rata pelanggan GoRide merasa lebih nyaman karena motor tidak berisik dan tarikan mesin halus.
“Dari hasil uji coba tahap pertama itu, kami memutuskan untuk memperbesar skala uji coba komersial motor listrik hingga ribuan unit pada 2022. Sasarannya di seluruh DKI Jakarta. Kami juga menilai konsumen menerima kehadiran motor listrik dengan positif,” ucap Kevin.
Kevin menambahkan, tarif layanan GoRide dengan motor listrik maupun konvensional (berbahan bakar bensin) tidak dibedakan. Pelanggan GoRide cukup membuka aplikasi Gojek, lalu masuk fitur GoRide, dan memesan khusus kendaraan listrik. Harapannya, dengan tidak ada perbedaan tarif bisa memikat konsumen.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kecepatan dan kemudahan berkendaraan listrik merupakan kebutuhan utama pengendara motor. Sementara durasi isi ulang daya baterai motor bisa memakan waktu 2-3 jam. Oleh karena itu, Pertamina mengembangkan model bisnis stasiun penukaran baterai (battery swapping station).
“Kami sekarang menyediakan baterai untuk sekitar 500 unit motor dan akan ditingkatkan menjadi 5.000 unit pada 2022,” kata Nicke.
Dari sisi pengemudi, hasil uji coba komersial menunjukkan mereka menghemat pengeluaran operasional (bahan bakar minyak dan servis berkala) sekitar Rp 500.000 -Rp 700.000 per bulan.
Selama uji coba komersial, setiap mitra pengemudi GoRide dibekali dua baterai yang masing-masing dapat digunakan menempuh jarak 50-60 kilometer. Rata-rata seorang pengemudi bisa menempuh sampai 200 kilometer per hari. Pengemudi mesti memasang aplikasi MyPertamina untuk kebutuhan isi ulang baterai. Biaya isi ulang baterai dibebankan per tiap bulan.
Setelah membangun enam lokasi stasiun pengisian daya, Pertamina resmi mengoperasikan 14 unit stasiun penukaran baterai dengan 212 baterai yang tersebar di tujuh lokasi Green Energy Station (GES) Pertamina. Menurut Nicke, Pertamina juga berusaha agar listrik yang dipakai di stasiun pengisian daya ataupun penukaran baterai berasal dari sumber energi terbarukan.