Penawaran Tender BFI Finance Belum Dapat Lampu Hijau OJK
Rencana penawaran tender sukarela TC saat ini masih dalam proses memperoleh pernyataan efektif dari OJK.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·4 menit baca
Rencana PT BFI Finance Indonesia Tbk untuk penawaran tender masih atas transaksi, yaitu Trinugraha Capital & Co SCA (TC) , belum dapat dilaksanakan. Awalnya, BFI Indonesia menargetkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada Jumat (18/2/2022).
TC merupakan pemegang saham pengendali BFI Finance dengan penguasaan 42,81 persen saham BFI Finance. TC akan melakukan penawaran tender sukarela ini atas 9,13 miliar saham atau setara dengan 57,19 persen modal ditempatkan dan disetor penuh BFI Finance. Sisanya, sebanyak 42,81 persen, sudah dimiliki TC.
Namun, TC tetap berkomitmen menjaga 7,5 persen saham untuk dimiliki publik dengan minimal 300 pihak pemegang saham, agar dapat tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia. Harga pelaksanaan dari penawaran tender ini sebesar Rp 1.200 per saham. Oleh karenanya, diperlukan dana sebesar Rp 10,96 triliun.
”Rencana penawaran tender sukarela TC tersebut saat ini masih dalam proses memperoleh pernyataan efektif dari OJK,” kata Direktur BFI Finance Sudjono kepada BEI.
Penawaran tender sukarela merupakan penawaran untuk membeli saham oleh pihak tertentu kepada para pemegang saham lain. Tujuannya, antara lain, memberikan kesempatan yang sama kepada pemegang saham lain untuk dapat menjual saham. Biasanya penawaran tender dilakukan setelah terjadi akuisisi. Dalam hal ini, pemegang saham BFI Finance TC menawarkan kepada pemegang saham BFI Finance lainnya untuk menjual saham kepada TC.
Sebelum penawaran tender ini, pemegang saham BFI Finance adalah TC 42,81 persen, DB SPORE 5,23 persen, masyarakat 45,68 persen, dan saham simpanan atau treasury sebanyak 6,28 persen.
Adapun setelah penawaran tender, pemegang saham TC akan berubah menjadi Bravo Investment Limited milik Jerry Ng menguasai 57,12 persen, Baltica International Limited 42,14 persen, Okeanos Investment Limited 0,43 persen, dan Garibaldi Thohir 0,32 persen.
Jerry Ng juga menjadi pemegang saham dan komisaris utama Bank Jago Tbk. Salah satu pemegang saham Bank Jago adalah Gojek dengan kepemilikan 5 persen. Boy Thohir pun merupakan komisaris Gojek. Akuisisi BFI Finance ini membuat publik berspekulasi, BFI Finance akan masuk ke ekosistem Gojek dan Bank Jago. Dalam prospektus, pengembangan BFI Finance ke depan, antara lain, mengembangkan bisnis pembiayaan dan mengimplementasikan teknologi digital dalam operasional perusahaan.
”Right issue”
Kebutuhan penambahan modal tidak terbatas pada emiten perbankan saja. Emiten yang bergerak pada bidang industri lain pun sudah berancang-ancang menambah modal.
PT Pratama Nusa Abadi Tbk yang bergerak pada bidang pengemasan kaleng berencana menambah modal. Skema yang ditempuh adalah dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (18/2/2022), Pratama Nusa akan melepaskan sebanyaknya 13,13 miliar saham baru. Saham baru itu setara dengan 96,97 persen saham yang ada dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Rencana tersebut masih harus mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa akan dilakukan pada 28 Maret mendatang. Selain itu, Pratama Nusa juga akan mengajukan izin pelaksanaan right issue tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan.
Dana yang akan diperoleh dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk investasi dan pengembangan bisnis. Pratama Nusa akan mengakuisisi saham PT Bangun Kosambi Sukses. Bangun Kosambi merupakan perusahaan terafiliasi yang bergerak pada bidang real estat.
”Selanjutnya BKS akan melakukan investasi dan pengembangan bisnis dengan melakukan pengambilalihan saham baru sebanyak 51 persen yang akan dikeluarkan PT Mega Andalan Sukses dan PT Cahaya Gemilang Indah Cemerlang,” demikian penjelasan manajemen dalam prospektus. Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja.
Emiten properti
Emiten lain yang akan menambah modal adalah PT Perintis Triniti Properti Tbk. Perintis Triniti akan mengeluarkan saham baru sebanyakya 185.314.670 saham, setara dengan 3,85 persen saham yang saat ini ada. Harga pelaksanaan right issue itu sudah ditetapkan sebesar Rp 750 per saham. Diperkirakan dana yang didapatkan mencapai Rp 138,98 miliar.
Dalam prospektusnya, Perintis Triniti juga akan menerbitkan sebanyaknya 185.314.670 waran seri II yang diterbitkan menyertai saham biasa. ”Sebanyak 32,85 persen dana yang diperoleh dari right issue ini akan digunakan untuk mengambil alih aset berupa tanah di Labuan Bajo seluas 191.790 meter persegi yang dimiliki oleh PT Manggarai Anugerah Semesta,” demikian keterangan manajemen dalam prospektusnya.
Pembayaran tanah ini, selain berupa uang tunai, juga melalui setoran atas sebagian HMETD PT Kunci Daud Indonesia selaku pemegang saham utama Perintis Triniti ke pada PT Manggarai Anugerah sejumlah 57.470.667 saham baru senilai Rp 43,1 miliar.
Porsi dana lain, sekitar 33,18 persen, akan digunakan untuk membiayai pengambialihan aset berupa tanah di Lampung seluas 93.108 meter persegi. Sisanya digunakan untuk modal kerja.