Ekosistem tepat untuk inkubasi perusahaan rintisan diperlukan agar calon unicorn menemukan langkah tepat dalam mengembangkan usaha melalui modul pendampingan.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekosistem mumpuni diperlukan untuk menopang pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia. Dukungan lembaga pendidikan dan pemerintah untuk sektor ini bisa mendorong kemajuan ekonomi dan daya saing bangsa.
Direktur Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) Universitas Indonesia Ahmad Gamal menyampaikan kemunculan para entrepreneur pelopor atau founders perusahaan rintisan di Indonesia memerlukan dukungan pemangku kepentingan, khususnya pemerintah.
”Perencanaan matang dibutuhkan untuk memunculkan ruang yang mendorong interaksi kuat antara entrepreneur, kampus, pemerintah, dan dunia industri untuk dimaksimalkan potensi ekosistem,” ujarnya dalam webinar Indonesia Development Talk, Jumat (11/2/2022).
Perencanaan matang dibutuhkan untuk memunculkan ruang yang mendorong interaksi kuat antara entrepreneur, kampus, pemerintah, dan dunia industri untuk dimaksimalkan potensi ekosistem
Sebagai bagian dari lembaga pendidikan, DISTP melakukan pengembangan ekosistem kewirausahaan melalui tiga konsep, yaitu pencarian solusi atau pemecahan masalah, peningkatan skala, serta penyesuaian produk dengan pasar.
Secara total sejak 2011 telah ada 120 perusahaan rintisan yang diinkubasi oleh direktorat ini. DISTP UI menyiapkan langkah-langkah membangun dan mengembangkan usaha melalui modul pendampingan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha.
”Kami menerima berbagai macam jenis perusahaan rintisan yang datang untuk meminta bantuan pengembangan dan penanganan,” ujarnya.
Adapun penanganan yang dilakukan berbentuk bantuan modal usaha, pembuatan modul bimbingan agar suatu perusahaan rintisan tidak menjadi gagal, dan menyambungkan perusahaan rintisan dengan jejaring yang tepat.
Senada dengan Gamal, Country Director Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga menyampaikan, potensi besar perusahaan rintisan di Indonesia membutuhkan dukungan inkubasi.
”Kemunculan perusahaan rintisan menggambarkan peluang baru untuk perekonomian dan lapangan kerja Indonesia. Pemerintah pun perlu memanfaatkan peluang ini dengan menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung para investor,” ujarnya.
Tominaga menyampaikan, untuk sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, ADB telah menyalurkan pendanaan untuk pengembangan perusahaan rintisan.
Selain itu, lanjutnya, ADB juga memberikan transfer ilmu dengan cara menghubungkan perusahaan rintisan besar bahkan unicorn di Asia dengan perusahaan-perusahaan rintisan baru untuk berbagi pengalaman.
Dukungan pemerintah
Dalam kesempatam berbeda, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengumumkan, platform pendanaan khusus perusahaan rintisan bernama Merah Putih Fund akan diluncurkan pada triwulan II-2022.
Merah Putih Fund merupakan inisiatif untuk meningkatkan partisipasi BUMN dalam pendanaan terhadap calon unicorn Indonesia. Melalui pendanaan ini diharapkan perkembangan dan pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis teknologi dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Terdapat lima modal ventura dari kalangan BUMN yang akan menjadi investor awal Merah Putih Fund, yaitu Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, dan BNI Ventures. Nilai komitmen awal pendanaan putaran pertama adalah sebesar 300 juta dollar AS.
”Melalui Merah Putih Fund, pemerintah ingin memastikan bahwa perusahaan rintisan di Indonesia memiliki sumber pendanaan yang berasal dari domestik,” ujarnya.