Emiten Properti Optimistis Kinerja Makin Baik Tahun 2022
Perpanjangan program pemerintah untuk memangkas Pajak Pertambahan Nilai hingga Juni 2022 memberikan keuntungan bagi pengembang perumahan.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi perekonomian yang semakin membaik pada 2022 ini membuat para pengembang properti tetap optimistis. Perpanjangan program pemerintah untuk memangkas Pajak Pertambahan Nilai hingga Juni 2022 memberikan keuntungan bagi pengembang perumahan. Sementara itu, kemungkinan Bank Indonesia menaikkan suku bunga belum akan cepat tecermin dalam kenaikan bunga kredit.
Pengembang kawasan Kota Delta Mas, yaitu PT Puradelta Lestari Tbk, mencatatkan prapenjualan senilai Rp 1,76 triliun pada 2021. ”Bagi Puradelta, tahun 2021 merupakan tahun yang cukup baik tetapi juga menantang bagi penjualan lahan industri. Permintaan lahan industri masih tinggi, khususnya permintaan dari sektor data center,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta Tondy Suwanto kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (4/2/2022).
Pada tahun 2021 Puradelta menargetkan prapenjualan sebesar Rp 2 triliun. Perolehan prapenjualan sebesar Rp 1,76 triliun sudah mencapai 88 persen dari target. Tondy optimistis beberapa transaksi jual beli lahan industri yang tertunda pada 2021 akan diselesaikan pada 2022.
Sektor otomotif dan sektor data center merupakan kontributor utama dari penjualan 62,5 hektar lahan industri Puradelta Lestari. Puradelta bahkan sudah mengalokasikan tempat khusus untuk mendukung data center ini.
Pengembang lain PT Agung Podomoro Tbk mencatatkan prapenjualan sebesar Rp 2,7 triliun pada 2021. Target Agung Podomoro tahun lalu sebesar Rp 2 triliun. Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Justini Omas menjelaskan, selama 2021 Agung Podomoro telah mengembangkan proyek baru, yaitu Kota Podomoro Tenjo dan Bukit Podomoros. Selain itu, pembangunan di beberapa proyek, seperti Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View Cimanggis, Gran Taruma Karawang, dan Podomoro City Deli Medan, dipercepat penyelesaiannya.
”Kami bersyukur, di tengah berbagai tantangan ekonomi selama tahun 2021, kepercayaan konsumen terhadap produk properti APLN terus meningkat. Kami juga berhasil mengoptimalkan dan memanfaatkan insentif pajak pemerintah pada tahun 2021 agar penjualan terus meningkat,” kata Justini dalam keterangan tertulisnya.
Justini menjelaskan juga, perolehan Agung Podomoro sepenuhnya berasal dari penjualan properti karena tidak ada lahan yang dijual. Pada tahun 2020 lalu, marketing sales Agung Podomoro mencapai Rp 3,5 triliun karena ada penjualan lahan industri.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady juga menyatakan ada beberapa faktor yang menopang kinerja sektor properti. Dia yakin, pemulihan ekonomi nasional yang sudah terasa sejak akhir tahun lalu akan mendukung kinerja sektor properti. Kenaikan harga komoditas, seperti kelapa sawit dan batubara, pada 2021 akan memacu sektor lainnya.
John optimistis Lippo Karawaci juga dapat bertumbuh baik tahun ini. Tahun ini, Lippo Karawaci mematok target prapenjualan sebesar Rp 5,2 triliun, naik 5 persen dari pencapaian tahun 2021 yang sebesar Rp 4,96 triliun. Untuk mencapai target ini, Lippo Karawaci akan meluncurkan kluster baru rumah tapak dan juga melakukan penetrasi pasar kepada konsumen dengan segmen pendapatan tinggi dan apartemen.
Aurelia Barus dan Halima, analis dari CGS CIMB, mengatakan, dalam risetnya, terkait dengan kemungkinan Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga tahun ini, diperkirakan tidak akan langsung tecermin dalam tingkat suku bunga kredit.
”Ekonom kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, tetapi dia juga mencermati bahwa ada kemungkinan BI akan menaikkan hingga 100 basis poin. Analis perbankan kami berpendapat bahwa kenaikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan mungkin tidak akan serta-merta diikuti kenaikan tingkat suku bunga kredit mengingat likuiditas yang berlebihan di sistem keuangan,” demikian riset mereka.