Pemeringkat Efek Indonesia memangkas peringkat obligasi yang diterbitkan PT Waskita Beton Precast Tbk atau WBP menjadi gagal bayar seiring penetapan pengadilan bahwa WBP dalam status penundaan kewajiban pembayaran utang.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Bursa Efek Indonesia
JAKARTA, KOMPAS —Perusahaan pemeringkat, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo, memangkas peringkat obligasi yang diterbitkan PT Waskita Beton Precast Tbk dari idBBB- menjadi idD atau default/gagal bayar. Penurunan peringkat terjadi seiring putusan pengadilan pada 25 Januari 2022 yang menetapkan Waskita Beton Precast dalam status penundaan kewajiban pembayaran utang selama 45 hari sampai 11 Maret 2022.
Pokok obligasi itu bernilai Rp 2 triliun. Peringkat idD berarti obligor gagal membayar seluruh kewajiban pada saat jatuh tempo. Akibat status itu, Waskita Beton Precast (WBP) tidak boleh membayar utang kepada semua pemberi pinjaman, termasuk pembayaran kupon Obligasi Berkelanjutan I Tahap II tahun 2019. Sedianya, pembayaran kupon bunga obligasi ini jatuh tempo pada 31 Januari 2022.
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menghentikan perdagangan efek, baik saham maupun obligasi WBP, di seluruh pasar pada Senin (31/1/2022). Penghentian itu dilakukan sambil menunggu pengumuman lebih lanjut.
”Dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, efisien, dan wajar, maka Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek (saham dan obligasi) PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP, WSBP01CN1 dan WSBP01CN2),” demikian pengumuman BEI yang ditandatangani oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BI Goklas Tambunan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy yang diterbitkan Senin (31/1/2022).
Walaupun berada dalam status penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), WSB tetap mengincar kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun pada tahun 2022. Angka itu naik 30 persen dari realisasi kontrak baru pada 2021 yang senilai Rp 2,7 triliun.
Direktur WBP FX Poerbayu Ratsunu dalam keterangannya, beberapa waktu lalu, mengatakan, pihaknya optimistis dan bersemangat untuk mencapai target tersebut. Optimisme itu didukung oleh potensi pasar yang besar dari proyek yang didapatkan oleh Grup Waskita, seperti pengembangan jalan tol.
WBP merupakan anak usaha dari BUMN konstruksi PT Waskita Karya Tbk. WBP bergerak dalam bidang manufaktur beton precast dan ready mix. Sebelum disuspensi BEI, saham WBP berada pada harga Rp 95. Dalam satu bulan terakhir, nilainya sudah melemah 18 persen.