Sempat tersendat pada 2020, industri perbankan kembali mencatatkan laba yang signifikan pada 2021. Laba sejumlah bank pada 2021 bahkan sudah melampaui perolehan tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA, JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sempat tersendat pada 2020, industri perbankan kembali mencatatkan laba yang signifikan pada 2021. Laba sejumlah bank pada 2021 bahkan sudah melampaui perolehan tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Mulai terakselerasinya penyaluran kredit seiring kian pulihnya perekonomian menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan laba perbankan.
Bank terbesar kedua di Tanah Air, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, misalnya, mencatat laba bersih 2021 sebesar Rp 28,03 triliun, tumbuh 66,8 persen dibandingkan dengan tahun 2020.
”Capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat memaparkan kinerja keuangan perseroan, Kamis (27/1/2022).
Darmawan menjelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Laju kredit perseroan secara konsolidasi bertumbuh 8,86 persen secara tahunan menjadi Rp 1.050,16 triliun.
Segmen kredit korporasi menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp 370 triliun atau tumbuh sebesar 8 persen secara tahunan. Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi pada tahun 2021 sebesar 9,7 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 174 triliun.
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Jajaran direksi Bank Mandiri berfoto seusai paparan kinerja keuangan triwulan ketiga 2021, Kamis (28/10/2021).
Sementara penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri juga mencatat peningkatan sebesar 15 persen secara tahunan dengan nilai realisasi menembus Rp 103,5 triliun. Pertumbuhan di sisi kredit UMKM juga didukung oleh upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).
Hasilnya, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri berhasil memenuhi target yang dipatok oleh pemerintah pada tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun kepada lebih dari 371.000 debitor. Sejalan dengan mandat pemerintah, penyaluran KUR Bank Mandiri terutama disalurkan ke sektor produktif, seperti pertanian sebesar Rp 9,93 triliun serta industri pengolahan dan lainnya sebesar Rp 6,88 triliun.
Bank terbesar ketiga di Indonesia, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, mencatat laba bersih konsolidasi 2021 sebesar Rp 31,4 triliun, tumbuh sebesar 15,8 persen dibandingkan dengan 2020.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, peningkatan laba itu berasal dari pertumbuhan penyaluran kredit 2021 sebesar 8,2 persen secara tahunan pada angka Rp 636,98 triliun. Ini lebih besar ketimbang target pertumbuhan penyaluran kredit 2021 yang sebesar 6 persen. Pertumbuhan kredit terjadi di hampir semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR).
Penyaluran kredit BCA terdiri atas tiga segmen, yakni kredit korporasi, kredit komersial dan UMKM, serta kredit konsumer (KPR, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit). Penyaluran kredit korporasi yang menyumbang 45 persen dari total kredit BCA bertumbuh paling pesat, yakni 12,3 persen secara tahunan. Kredit komersial dan UMKM yang berkontribusi 30,7 persen dari total kredit bertumbuh 4,8 persen secara tahunan.
Sementara kredit konsumer yang berkontribusi 23,3 persen dari total kredit bertumbuh 5,1 persen secara tahunan. Pertumbuhan tertinggi berasal dari pertumbuhan KPR yang sebesar 8,2 persen secara tahunan di angka Rp 97,5 triliun.
Jahja menjelaskan, pertumbuhan kredit yang meningkat itu dipicu kondisi ekonomi yang terus membaik. ”Aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat dan pulihnya dunia usaha mendorong pertumbuhan penyaluran kredit,” ujar Jahja.
Bank terbesar keempat di Tanah Air, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, mencatat laba bersih 2021 sebesar Rp 10,89 triliun, naik 232 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar Rp 3,28 triliun.
Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh sebesar 14,8 persen dari tahun lalu menjadi Rp 31,06 triliun. ”Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari operasional BNI sebelum pandemi,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam paparan publik secara virtual, Rabu (26/1/2022).