Platform Media Sosial Ramai-ramai Uji Coba Konten Berbayar
Setelah Twitter dan Facebook, giliran Instagram dan TikTok melakukan uji coba fitur konten berbayar bersama para kreator konten.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
CALIFORNIA, SENIN — Platform media sosial global terus menjajaki peluang bisnis dalam konten berbayar. Setelah Twitter, giliran Instagram dan Tiktok melakukan uji coba fitur konten berbayar bersama para kreator konten.
Instagram melakukan uji coba dengan sekelompok pembuat konten asal Amerika Serikat, antara lain @alanchikinchow, @sedona._, @alizakelly, @lonnieiiv, dan @kelseylynncook, Rabu (19/1/2022). Para pengikut bisa membayar para kreator untuk konten eksklusif di Instagram Live dan Instagram Story.
Dalam uji coba tersebut, kreator konten bisa memberi harga mulai dari 99 sen hingga 99,9 dollar AS. Para pengikut yang berlangganan akan memiliki lencana khusus di samping nama mereka.
”Kreator melakukan apa yang mereka lakukan untuk mencari nafkah, dan penting bahwa itu dapat diprediksi. Berlangganan adalah salah satu cara terbaik mendapatkan penghasilan yang dapat diprediksi—cara yang tidak terikat pada seberapa banyak jangkauan yang Anda dapatkan di unggahan tertentu—yang pasti akan naik dan turun seiring waktu,” kata Kepala Instagram Adam Mosseri.
Mosseri mengatakan, dirinya berencana untuk memperluas fitur berlangganan Instagram selama beberapa bulan ke depan. Ia juga menyinggung kemungkinan mengizinkan para pembuat konten untuk mengekspor daftar pelanggan mereka ke platform di luar Instagram.
Instagram mengklaim tidak akan memotong pendapatan tersebut setidaknya sampai 2023. Tahun itu adalah masa perkiraan Meta Platforms Inc mulai menarik biaya dari kreator konten dari dua anak perusahaannya, Instagram dan Facebook.
Jumlah persentase bagi hasil yang akan datang belum disebutkan dengan rinci. Akan tetapi, pada Juni 2021, CEO Meta Mark Zuckerberg telah mengisyaratkan pemotongan bagi hasil akan kurang dari 30 persen, seperti yang diambil Apple dan pihak lain
Sehari setelah uji coba Instagram, Tiktok, Kamis (20/1/2022), juga mengonfirmasi sedang uji coba fitur langganan berbayar. Perusahaan asal China ini tidak membagikan detail lebih lanjut tentang berapa kreator konten yang terlibat uji coba, kapan fitur ini akan diluncurkan, dan seperti apa skema pembayarannya.
Juru Bicara Tiktok Zachary Kizer mengatakan, fitur berlangganan adalah konsep yang telah diuji. ”Tiktok selalu memikirkan cara baru untuk membawa nilai bagi komunitas kami dan memperkaya pengalaman Tiktok,” katanya.
Fitur langganan berbayar ini akan menambah deretan fitur monetisasi konten untuk kreator konten yang sudah tersedia di Tiktok. Tiktok telah memiliki, antara lain, fitur Tips, Video Gifts, dan Creator Marketplace. Fitur Creator Next juga baru meluncur pada Desember 2021.
Tak terhindarkan
Menghadirkan fitur berlangganan di Instagram dan Tiktok tampaknya tak terhindarkan. Platform lain, seperti Twitter, telah merilis fitur Super Follows yang memungkinkan pengguna berlangganan konten eksklusif sejak September 2021. Twitter menetapkan harga berlangganan sebesar 2,99 dollar AS, 4,99 dollar AS, atau 9,99 dollar AS per bulan.
Saudara Instagram, Facebook, juga baru melakukan uji coba fitur berbayar untuk Facebook Groups, November lalu. Pengguna Facebook membayar biaya akses eksklusif terhadap konten atau percakapan dalam kelompok yang lebih kecil dalam grup-grup di Facebook.
Model berlangganan para kreator konten sebenarnya telah diterapkan lama oleh Patreon. Didirikan sejak 2013, ini adalah platform yang memungkinkan kreator mendapatkan penghasilan bulanan melalui fitur berlangganan.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana platform-platform media sosial berskala global ini bisa menyeimbangkan tingkat engagement dengan tingkat berlangganan?
Model bisnis Tiktok, misalnya, selama ini menggunakan algoritma yang mendorong konten yang muncul ke layar sesuai dengan preferensi penggunanya. Fitur berlangganan bisa membuat konten yang sesuai minat pengguna tidak muncul ke layar mereka sehingga berujung pada penurunan tingkatengagement.
Selain itu, para kreator konten mesti mampu memprediksi konten seperti apa yang membuat pengikutnya rela membayar. Mereka juga harus memutar otak menggali konten apa yang cocok untuk mempromosikan karya mereka. (THE HOLLYWOOD REPORTER/AFP/THE VERGE)