Aplikasi berbagi video Tiktok menembus jumlah 1 miliar pengguna aktif bulanan. Peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan itu (”monthly active users”/MUA) meningkat 45 persen dibandingkan pada tahun 2020.
Oleh
Elsa Emiria Leba
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiktok telah melampaui jumlah 1 miliar pengguna aktif bulanan. Platform berbagi video milik perusahaan Bytedance ini juga menjadi aplikasi bukan gim yang paling banyak diunduh setelah Whatsapp, Facebook Messenger, Facebook, dan Instagram. Pencapaian ini Tiktok peroleh dalam lima tahun setelah diluncurkan.
Peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan itu (monthly active users/MUA) meningkat 45 persen dibandingkan pada tahun 2020. Tiktok sebelumnya telah mencapai 689 juta pengguna aktif bulanan pada Juli 2020.
Chief Operating Officer Tiktok Vanessa Pappas menyebutkan, ini berarti lebih dari 1 miliar orang mengunjungi Tiktok untuk mencari hiburan, inspirasi, atau mencari suatu hal baru, seperti olahraga, musik, seni, mode, budaya, dan kerajinan tangan. Semua pengguna saling menonton dan berbagi kreativitas.
”Atas nama tim TikTok, saya ingin mengucapkan terima kasih. Di mana pun Anda berada di dunia, kami pasti tidak bisa melakukan ini tanpa Anda,” kata Pappas secara virtual, Senin (27/9/2021).
Sebagai perbandingan, Facebook mengungkapkan 2,9 miliar pengguna aktif bulanan, Juni lalu. Sementara Youtube sebelumnya mengklaim memiliki 2,3 miliar pengguna aktif bulanan pada tahun lalu.
Perusahaan analitik Sensor Tower pada Juli 2021 melaporkan, Tiktok (termasuk Tiktok versi China; Douyin) menjadi salah satu aplikasi bukan gim—dan bukan dari Facebook, Inc—yang mencapai 3 miliar unduhan secara global. Tiktok menjadi aplikasi kelima bukan gim yang mencapai prestasi itu setelah Whatsapp, Facebook Messenger, Facebook, dan Instagram.
Dari sisi penghasilan, pengeluaran konsumen Tiktok telah melampaui 2,5 miliar dollar AS secara global. Hanya 16 aplikasi bukan gim yang memperoleh pendapatan kotor lebih dari 1 miliar dollar AS sejak Januari 2014. Sementara itu, baru lima aplikasi yang memperoleh pendapatan lebih dari 2,5 miliar dollar AS, yaitu Tinder, Netflix, Youtube, Tencent Video, dan sekarang Tiktok.
Pencapaian itu cukup berkesan mengingat Tiktok pernah mendapatkan banyak ancaman dan larangan untuk dirilis di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Indonesia. India, sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, bahkan telah melarang Tiktok sejak tahun 2020.
Tiktok kini terus berinovasi untuk bersaing melawan platform lainnya yang telah memiliki fitur serupa, seperti Youtube Shorts, Snapchat, dan Instagram Reels. Perusahaan ini juga telah mengakselerasi bisnisnya ke iklan tahun lalu dan meluncurkan fitur e-dagang untuk pembuat konten pada tahun ini.
Kesehatan anak
Di sisi lain, Pemerintah China berusaha membatasi pengaruh Bytedance di negara tersebut. Beijing menuding perusahaan ini telah melakukan pelanggaran, antara lain di bidang aturan anti-persaingan, perlindungan data, dan menjaga moral anak muda. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi kecanduan internet di kalangan anak muda.
Alhasil, Bytedance juga membuat penyesuaian. Yang terbaru adalah perusahaan ini membuat pembatasan waktu layar untuk anak di bawah 14 tahun menjadi 40 menit sehari di aplikasi Douyin atau Tiktok versi China.
Menurut sebuah laporan di Bloomberg, Douyin telah membuat perubahan signifikan pada mode ”anak muda” sejak awal September lalu. Selain membatasi waktu, Douyin juga melarang pengguna muda mengakses aplikasi mulai pukul sepuluh malam sampai pukul enam pagi.
Tiktok sekarang juga telah meluncurkan fitur baru yang berorientasi pada anak muda di Douyin. Fitur ini dijuluki Xiao Qu Xing atau Bintang Kecil Menyenangkan. Dengan begitu, algoritma Tiktok akan mempromosikan lebih banyak video pendidikan dan membuat pengguna muda tidak bisa mengunggah klip mereka sendiri.
Untuk memastikan pembatasan baru diberlakukan, Douyin meminta orangtua untuk mendaftarkan anak-anak mereka dengan nama dan usia asli mereka.
Adapun pada Agustus lalu, Beijing telah mengeluarkan peraturan ketat tentang konsumsi gim di kalangan anak muda, yaitu membatasi waktu bermain hingga tiga jam seminggu. Pemerintah juga telah berusaha membatasi budaya penggemar dengan melarang grup musik yang feminin dan menutup klub penggemar yang didedikasikan untuk selebritas di platform media sosial paling populer.
”Banyak orangtua mengaitkan nilai buruk anak-anak mereka dengan bermain gim, tetapi saya tidak setuju dengan sentimen ini. Selama anak-anak tidak mau belajar, mereka akan mencari cara untuk bermain. Gim mungkin dibatasi sekarang, tetapi selalu ada video pendek, media sosial, bahkan drama televisi,” ujar Liu Yanbin, ibu dari seorang putri berusia 9 tahun di Shanghai. (AFP/AP/The Hollywood Reporter)