Pesanan Kue Tutun untuk Perayaan Imlek di Lampung Meningkat
Situasi pandemi Covid-19 di Lampung yang semakin membaik dibandingkan tahun lalu membuat penjualan kue tutun jelang perayaan Imlek meningkat. Sejumlah pedagang menikmati berkah itu.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pedagang kue tutun atau kue keranjang di Lampung menikmati peningkatan pesanan untuk perayaan tahun baru China atau Imlek 2573 Kongzili. Di tengah situasi pandemi, perayaan Imlek di Lampung akan digelar dengan sederhana.
Kesibukan menyiapkan pesanan kue tutun terlihat di salah satu tempat pembuatan kue rumahan milik Hasan Kurniawan (54) di Kelurahan Sawah Brebesa, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung, Senin (24/1/2022). Di sana, pembuatan kue tutun untuk kebutuhan Imlek mulai dilakukan sejak satu pekan lalu.
”Tahun ini, pesanan kue tutun lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kami memproduksi 500 kue tutun setiap hari,” kata Hasan di Bandar Lampung.
Situasi pandemi Covid-19 yang saat ini lebih baik dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat pesanan kue tutun meningkat. Meski begitu, pesanan kue tutun tahun ini masih lebih sedikit dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi, ia bisa memproduksi 600-700 kue tutun setiap hari. Kue dengan merek dagang Kue Tutun Cap Teratai ini dijual ke sejumlah daerah di Lampung.
Tahun lalu, Hasan hanya memproduksi 400 kue tutun setiap hari. Itu pun tidak semua kue yang telah dibuat habis terjual karena sepinya pembeli.
Menurut dia, pesanan kue tutun untuk perayaan Imlek tahun ini mulai berdatangan sejak satu bulan lalu. Hingga saat ini, Hasan sudah mendapat sekitar 7.000 pesanan kue tutun dari pelanggan.
Sehari-hari, Hasan memproduksi aneka kue kering. Namun, menjelang Imlek, ia hanya fokus membuat kue tutun untuk memenuhi pesanan tersebut. ”Tahun ini, harga kue tutun naik dari Rp 24.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram karena harga sembako naik,” katanya.
Kegiatan bisa dengan bentuk berbagi sembako, masker, atau sabun cuci tangan yang bermanfaat di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.
Ia menjelaskan, harga bahan dasar kue tutun, seperti tepung ketan dan gula pasir, mengalami kenaikan tahun ini. Kondisi itulah yang membuat Hasan terpaksa menaikkan harga jual kue tutun buatannya.
Hasan berharap situasi pandemi Covid-19 di Lampung tetap terkendali sehingga perekonomian masyarakat semakin membaik. Dengan begitu, masyarakat Tinghoa di Lampung juga bisa merayakan Imlek dengan lebih tenang.
Sementara itu, Sekretaris Paguyuban Marga Tionghoa Lampung Steven Cheng menuturkan, masyarakat Tionghoa di Lampung diminta merayakan Imlek secara sederhana. Meskipun situasi pandemi Covid-19 mulai terkendali, munculnya varian Omicron masih harus diwaspadai. Untuk itu, masyarakat diimbau tidak menggelar perayaan yang bisa memicu kerumunan.
Steven mengatakan, warga Lampung yang merayakan Imlek juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat beribadah dan berkumpul bersama keluarga. Pihaknya berharap Imlek tahun ini menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama di tengah situasi pandemi Covid-19.
Sampai saat ini, ujarnya, pihaknya mengimbau masyarakat Tionghoa di Lampung untuk tidak menggelar atraksi barongsai karena bisa memicu kerumunan. Kegiataan perayaan semacam itu diminta untuk dialihkan menjadi kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
”Kegiatan bisa dengan bentuk berbagi sembako, masker, atau sabun cuci tangan yang bermanfaat di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini,” katanya.