Dorong Konversi Kendaraan Konvensional Menjadi Motor Listrik
Menjadi peluang bagi pelaku usaha kecil dan menengah memproduksi perangkat konversi bahan bakar listrik atau baterai listrik bagi kendaraan untuk dapat digunakan meluas.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pemerintah terus mendorong pemanfaatan kendaraan konvensional untuk dikonversi menjadi berbahan bakar listrik. Pengembangan perangkat konversi akan sekaligus melecut tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Hariyanto mengatakan, ada 115 juta motor yang masih berbahan bakar minyak di Indonesia. Jika semua motor itu dikonversi menjadi berbahan bakar listrik, akan terjadi efisiensi besar-besaran dalam pemanfaatan bahan bakar.
”Jika semuanya dikonversi, kita bisa hemat bahan bakar minyak senilai Rp 300 triliun per tahun,” ujarnya dalam Peluncuran Kegiatan Bangga Buatan Indonesia di Bandara Sultan Thaha, Jambi, Rabu (19/1/2022). Acara itu dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Agraria dan Tata ruang/BPN RI Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Selain itu, hadir Gubernur Jambi Al Haris, Kapolda, Wali Kota Jambi, dan sejumlah bupati di Provinsi Jambi.
Selain berhemat bahan bakar, pemanfaatan motor listrik akan efektif menekan emisi karbon sebanyak 65 juta ton per tahun. ”Selain penghematan bahan bakar, capaian menekan emisi karbon dari sektor ini jadi lebih baik,” ujarnya.
Kendaraan listrik
Setahun terakhir, Kementerian ESDM telah mengonversi 100 motor konvensional menjadi tenaga lisrik. Semua motor dimanfaatkan sebagai kendaraan operasional di kantor kementerian itu. Alat konversi diharapkan dapat dikembangkan pula hingga di daerah-daerah.
Dalam peluncuran Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2022, Luhut memastikan, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan dan pengembangan kendaraan berbahan bakar listrik. Di lingkungan kementeriannya, ia pun telah menegaskan kendaraan sewa wajib memanfaatkan bahan bakar listrik.
Kalau perlu produknya bisa dimasukkan ke dalam e-katalog. Instansi pemerintah dapat memanfaatkannya. (Luhut Binsar Panjaitan)
Selanjutnya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-20 Bali, Minggu hingga Senin mendatang, semua kendaraan yang mengangkut para tamu akan memanfaatkan mobil listrik.
Menurut Luhut, menjadi peluang bagi pelaku usaha kecil dan menengah membuat perangkat konversi bahan bakar listrik atau baterai listrik yang dapat digunakan meluas. ”Kalau perlu produknya bisa dimasukkan ke dalam e-katalog. Instansi pemerintah dapat memanfaatkannya,” katanya.
Namun, ia optimistis seiring berkembangnya teknologi, biaya akan semakin murah. Termasuk jika produksi baterai listrik semakin meluas, tingkat keekonomisannya bagi pemilik kendaraan akan semakin tinggi.