Pabrik Durian dan Porang di Sumut Bakal Tingkatkan Nilai Tambah
Di awal tahun ini, dua pabrik pengolahan komoditas pertanian dibuka di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, untuk meningkatkan nilai tambah. Keduanya adalah pengolahan durian berkapasitas 10 ton dan porang 90 ton per hari.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
LUBUK PAKAM, KOMPAS — Pada awal tahun ini, sedikitnya dua pabrik pengolahan komoditas pertanian dibuka di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Keduanya adalah pabrik pengolahan durian berkapasitas 10 ton per hari dan pabrik porang dengan kapasitas 90 ton per hari.
”Pabrik pengolahan daging durian beku di kawasan Tanjung Morawa ini merupakan yang terbesar di Sumatera Utara. Pabrik berorientasi ekspor ini memberikan nilai tambah dan menyerap banyak tenaga kerja,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang TM Zaki Aufa, Selasa (18/1/2022).
Zaki mengatakan, pabrik Universal Durian itu dibangun PT Agro Semesta Utama dengan kapasitas 10 ton per hari atau sekitar 200 ton per bulan. Pabrik itu pun akan menampung hasil durian dari berbagai kabupaten/kota di Sumut, Aceh, dan wilayah lainnya. Saat ini, pabrik telah menyerap lebih kurang 200 tenaga kerja.
CEO Universal Durian Muhammad Syarif mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah mempunyai pabrik pengolahan daging durian beku di Kecamatan Galang, Deli Serdang, dengan kapasitas yang lebih kecil. ”Permintaan durian dari berbagai negara di Asia dan Eropa terus meningkat sehingga kami membuka pabrik kedua ini,” katanya.
Menurut Syarif, pasar utama daging durian itu adalah Malaysia, Singapura, China, hingga Hong Kong. Saat ini, perusahaan mulai menggarap pasar durian di Eropa yang mulai bertumbuh. Ia optimistis, permintaan durian beku di pasar dunia akan terus meningkat. Hal itu akan meningkatkan harga durian hingga di tingkat petani.
Pabrik lainnya yang mulai beroperasi di Sumut adalah pengolahan porang milik CV Serasi Jaya Nusantara. Pabrik itu merupakan yang pertama di Sumut dan memiliki kapasitas 90 ton per hari. ”Kami berharap pabrik porang ini bisa menyerap hasil dari petani di Sumut yang kini terus bertambah,”kata Pemimpin CV Serasi Jaya Burhan.
Burhan mengatakan, pabrik pengolahan porang itu akan memberikan nilai tambah yang semakin besar sebelum diekspor. Pengolahan pun akan menyerap tenaga kerja. Selain itu, harga di tingkat petani bisa terjaga dengan adanya pabrik yang menampung hasil panen.
Menurut Burhan, porang merupakan komoditas yang sangat menjanjikan karena permintaan terus meningkat di pasar dunia. Porang, antara lain, digunakan sebagai bahan baku untuk produk kesehatan.
Untuk meningkatkan produksi petani, kata Burhan, pihaknya akan menjalin kemitraan dengan petani. Petani rumah tangga dengan luas lahan terbatas hingga 10 meter x 10 meter pun berpeluang untuk menjadi petani porang dengan menyediakan lahan, pupuk, dan media tanam plastik. Pabrik akan menyediakan bibit dan menyerap hasilnya.
Kepala Karantina Pertanian Medan Lenny Hartati Harahap mengatakan, gerakan tiga kali lipat ekspor terus digaungkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan nilai, volume, dan jenis komoditas pertanian yang diekspor. Pembukaan pabrik-pabrik pengolahan akan meningkatkan nilai ekspor secara signifikan dan juga volumenya.
Sepanjang 2021, komoditas pertanian yang diekspor melalui Sumut mencapai Rp 26,7 triliun. Ekspor produk pertanian itu ditopang oleh 15 kabupaten/kota di Sumut. Sektor pertanian pun tetap bertumbuh di tengah pandemi dan menjadi penopang ekonomi Sumut.