logo Kompas.id
EkonomiPotensi Aset Alam Besar, Tapi ...
Iklan

Potensi Aset Alam Besar, Tapi Pengelolaannya Belum Berkelas Dunia

Pengembangan ekowisata di Indonesia yang berjalan sejak tahun 1990-an dianggap belum punya daya saing lebih di tingkat internasional. Ada tantangan memajukan ekowisata, antara lain soal pengelola yang tumpang tindih.

Oleh
Mediana
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NTB7hxTJGaDk4aPsiPzhLYxPHvI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F55104e30-2098-43e4-bd62-5a524f08b569_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Hunian warga di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (11/12/2021). Daerah dengan ketinggian 2.100 mdpl ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Warga desa yang didominasi oleh Suku Tengger juga menjadi pintu masuk pada pendaki Gunung Semeru. Ada dua danau di Ranupani, yakni Danau Pani dan Danau Regulo.

JAKARTA, KOMPAS — Wisata ekologi atau ekowisata telah berkembang 20 tahun terakhir di Tanah Air. Dalam perjalanannya sampai sekarang, baik produk maupun pasar, wisata ekologi telah mengalami perubahan.

Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Rizki Handayani menyebutkan, produk wisata ekologi yang dulu terbatas hanya pada taman nasional, kini telah beragam. Turis sekarang menilai konsep wisata ekologi lebih menyeluruh, termasuk desa wisata.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000