Presiden Optimistis Indonesia Mampu Lewati Tantangan 2022
Presiden Joko Widodo optimistis Indonesia mampu melewati tantangan yang berpotensi terjadi tahun ini, antara lain munculnya varian Omicron, inflasi, krisis energi, serta kebijakan ”tapering” Bank Sentral AS.
Oleh
Joice Tauris Santi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perekonomian Indonesia dinilai berkinerja baik sepanjang tahun 2021 meski berada di tengah situasi yang tidak mudah. Presiden Joko Widodo optimistis, berbagai tantangan yang mungkin akan terjadi pada tahun 2022 dapat dilewati Indonesia dengan baik. Pemerintah akan bekerja keras untuk mengatasi pandemi.
Tantangan-tantangan yang diperkirakan muncul, antara lain, adalah varian baru Covid-19, yakni Omicron, serta kenaikan inflasi, kebijakan tapering off dari Bank Sentral Amerika Serika, dan kelangkaan energi di beberapa negara. Faktor-faktor itu diperkirakan berpotensi mengganggu aktivitas ekspor Indonesia pada 2022.
”Saya kira tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi. Dan, saya meyakini dengan semangat kerja keras kita bersama akan bisa melalui tantangan-tantangan itu dengan baik,” kata Presiden Jokowi, ketika membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Dalam kesempatan itu, Presiden memaparkan beberapa kinerja yang terus membaik, seperti kinerja perdagangan ekspor. Selama 19 bulan berturut-turut, neraca perdagangan Indonesia surplus karena seiring meningkatnya nilai ekspor. Ekspor yang awalnya berupa bahan baku dan bahan mentah belakangan bergeser ke bahan-bahan bernilai tambah.
Neraca perdagangan Indonesia surplus 34,4 miliar dollar AS. Angka ekspor secara tahunan (YoY) juga naik 49,7 persen. Impor bahan baku dan bahan penolong juga naik 52,6 persen.
”Ekspor kita kenapa naik setinggi itu, salah satunya karena kita hentikan ekspor raw material (bahan mentah), ekspor bahan mentah dari mineral batubara kita, yaitu nikel yang saya lihat biasanya hanya 1-2 miliar (dollar AS), kemarin akhir tahun sudah hampir mencapai 21 miliar (dollar AS), (tepatnya) 20,8 miliar dollar AS. Saya kira keberanian menyetop itu hasilnya kelihatan,” kata Presiden.
Menurut Presiden, indikator lain seperti keyakinan konsumen menguat dari 104,4 pada Mei 2021 menjadi 118,5 pada November 2021. Demikian pula dengan purchasing manager index (indeks manajer pembelian/PMI) manufaktur sebelum pandemi berada pada 51 dan sekarang berada di level 53,9.
Mengenai penanganan Covid-19, Presiden mengatakan, hingga hari ini sudah ada 281 juta dosis suntikan vaksin yang diberikan ke masyarakat Indonesia. Sudah banyak kota, terutama dengan mobilitas masyarakat tinggi, dengan tingkat vaksinasi di atas 70 persen.
Fokus 2022
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memaparkan hal-hal yang menjadi fokus pengembangan pasar modal tahun ini. ”Kami punya beberapa kebijakan prioritas 2022, yang pertama, kita harus mempersiapkan operasionalisasi infrastruktur bursa karbon, ini jadi prioritas. Tentunya legalitasnya akan kami siapkan dan akan mengembangkan indeks ESG Leaders,” kata Wimboh.
Indeks ESG merupakan indeks yang berisi saham atau obligasi dengan penerbit memenuhi ukuran-ukuran ESG (environmental social and governance). Desember lalu, Bursa Efek Indonesia dan yayasan Kehati menerbitkan dua indeks ESG.
Selain ESG, Wimboh mengatakan, pasar modal harus memperluas basis emiten. Upaya ini dilakukan, antara lain, melalui sekuritisasi dan pembiayaan proyek strategis. Biaya untuk melaksanakan pembangunan proyek strategis cukup besar sampai 2024, yakni sekitar Rp 6.445 triliun.
Selain itu, OJK juga tetap akan mengakomodasi emiten berbasis teknologi. Dukungan yang diberikan antara lain dengan mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) pada akhir tahun lalu, yakni tentang multiple voting share (penerapan saham dengan hak suara multipel) dan pengembangan berbasis emiten ini dengan edukasi.
Wimboh menambahkan, dukungan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus ditingkatkan. OJK akan mengembangkan derivatif. ”Kita akan menyelesaikan counterparty kliring pada 2022. Kebijakan itu tidak akan efektif apabila tidak ada sinergi pemangku kepentingan sehingga kami mengundang untuk kita bersama-sama mendukungnya,” kata Wimboh.
Mengenai pertumbuhan jumlah investor yang mencapai 7,5 juta investor pada 2021, Wimboh menilai hal itu menunjukkan banyak investor, terutama investor ritel yang tadinya banyak konsumsi, jadi banyak menabung, terutama di saham dan juga di perbankan.
Bursa berjangka
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mencatat, total volume transaksi perdagangan berjangka komoditi mencapai 12,3 juta lot pada periode Januari-November 2021. Jumlah itu naik 2,2 persen dari periode yang sama tahun 2020.
”Produk komoditi yang paling banyak ditransaksikan adalah emas, minyak, dan mata uang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bappebti, Indrasari Wisnu Wardhana, dalam pembukaan perdagangan berjangka komoditi ICDX 2022.
Dia berharap pada tahun 2022, ICDX lebih inovatif lagi dengan pengembangan kontrak-kontrak baru. ”Ke depan, kami dari Bappebti selaku regulator juga akan menguatkan infrastruktur dan fasilitas layanan publik yang lebih terorganisasi melalui perpanjangan tangan kami, yaitu bursa, pialang, pedagang, serta asosiasi, dan pelaku industri lain,” janji Wisnu.