Bursa Efek Indonesia Penuhi Target Pencatatan Saham
Hingga Senin (20/12/2021) ada 54 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan perolehan dana publik mencapai Rp 62,61 triliun. Sebelumnya, BEI menargetkan pencatatan 30 emiten baru tahun ini.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Target pencatatan emiten baru sepanjang 2021 sudah dicapai Bursa Efek Indonesia. Hingga Senin (20/12/2021) sudah ada 54 perusahaan yang mencatatkan sahamnya dengan perolehan dana publik total mencapai Rp 62,61 triliun.
Pada tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan efek baru pada semua instrumen, termasuk saham dan obligasi, sebanyak 66 pencatatan. Sebelumnya, BEI menargetkan pencatatan emiten baru sebanyak 30 emiten tahun ini, tetapi target terus bertambah hingga menjadi 54 emiten seiring tingginya animo.
Menjelang akhir tahun ini, masih ada tiga emiten lagi yang sedang menjalani proses penawaran saham perdana. Perusahaan-perusahaan yang segera masuk bursa itu adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, PT Adhi Commuter Properti Tbk, dan PT Semacom Integrated Tbk. Ketiga perusahaan itu sedang menjalankan proses book building sebagai bagian dari proses penawaran saham kepada publik.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, berdasarkan draf prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia ada yang akan tercatat pada Desember 2021 ataupun Januari 2022. Nyoman optimistis, pencatatan efek termasuk saham akan tetap ramai pada 2022.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan 4,7-5,5 persen atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 3,2-4,0 persen. Berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik telah menimbulkan antusiasme para pelaku pasar modal. Dengan kondisi demikian, kami optimistis aktivitas pencatatan pada 2022 akan lebih baik dari tahun ini,” kata Nyoman.
Saat ditanya mengenai rencana pencatatan perusahaan teknologi pada 2022, Nyoman mengatakan, pihaknya belum dapat memaparkan soal rencana tersebut. ”Berkaitan dengan hal tersebut, kami belum dapat menjawab atau menyampaikan secara spesifik nama perusahaan yang akan melakukan IPO (penawaran umum saham perdana) sampai dengan perusahaan mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya.
Perusahaan teknologi seperti GoTo dan Traveloka diperkirakan akan masuk bursa tahun depan. ”Pada prinsipnya, kami menyambut baik perusahaan yang akan melakukan fund raising di pasar modal yang berasal dari berbagai sektor dan ukuran perusahaan. Kami berkomitmen menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia dengan menjadi Bursa yang adaptif dan kompetitif,” kata Nyoman.
Aksi korporasi
Beberapa emiten masih aktif melakukan beberapa aksi korporasi. PT United Tractors Tbk, misalnya, bersama anak usahanya, yakni PT Pamapersada Nusantara, membuat perjanjian pinjaman Rp 4 triliun. Berdasarkan perjanjian tersebut, PT Pamapersada memberikan pinjaman kepada anak usaha United Tractors lainnya, yakni PT Bina Pertiwi Energi (BPE). Pinjaman ini akan digunakan BPE sebagai modal kerja.
Bunga pinjaman terafiliasi tersebut sebesar suku bunga JIBOR ditambah 3,2 persen per tahun dengan periode ketersediaan dana satu tahun sejak tanggal perjanjian. Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis mengatakan, pinjaman terafiliasi itu lebih menguntungkan dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain.
Sementara itu, Corporate Secretari PT BNI (Persero) Tbk Mucharom tidak menyangkal atau membenarkan tentang rencana BNI mengakuisisi PT Bank Mayora. Menjawab pertanyaan dari Bursa, Mucharom mengatakan, BNI memang sedang berada pada tahapan untuk mengembangkan kapabilitas digital melalui strategi anorganik. Hanya saja, BNI belum dapat mengungkapkan lebih jauh tentang rencana tersebut.
”Dalam hal berdasarkan kesepakatan para pihak dan ketentuan yang berlaku perseroan telah dapat melakukan keterbukaan, perseroan akan melaksanakannya sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Mucharom dalam keterbukaan informasi kepada Bursa.