Multipolar Fokus Investasi pada Usaha Rintisan Teknologi
Perusahaan di bidang investasi multisektor, PT Multipolar Tbk, mengumumkan rencana strategi perusahaan dengan fokus memperkuat investasi pada perusahaan di sektor teknologi.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan yang bergerak di bidang investasi multisektor, PT Multipolar Tbk, menyatakan akan fokus pada investasi pada perusahaan-perusahaan di sektor teknologi. Seiring dengan hal itu, Multipolar mengganti namanya menjadi MPC.
Lima tahun terakhir, MPC berinvestasi pada lebih dari 50 perusahaan teknologi. Saat ini, beberapa dari perusahaan tersebut sudah menjadi perusahaan besar dalam bidangnya. Selain itu, MPC juga akan terus mencari perusahaan yang cocok untuk menginvestasikan dananya sekaligus mengembangkan perusahaan tersebut.
”Sebenarnya (investasi) telah dimulai perusahaan sejak tahun 2015 melalui investasi strategis di berbagai start up teknologi, seperti OVO, Sociolla, dan Ruangguru, pada tahap pendanaan yang beragam, baik secara langsung maupun melalui modal ventura salah satu perusahaan portofolio MPC,” kata Adrian Suherman, Presiden Direktur & CEO MPC, dalam paparan virtualnya, Selasa (14/12/2021).
Adapun sasaran investasi MPC, antara lain, perusahaan yang berada pada sektor jasa keuangan, ritel dengan berbagai kanal, dan teknologi. ”Founder adalah faktor paling penting. Kami akan mencari founder-founder bagus untuk diajak bekerja sama dengan MPC,” kata Adrian.
MPC mengandalkan empat pilar utama dalam menjalankan strategi investasinya, yakni pendanaan tahap awal (early stage), pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan (growth and later stage), digitalisasi perusahaan-perusahaan portofolio MPC, serta peningkatan peran perusahaan sebagai mitra lokal pilihan bagi perusahaan teknologi berskala global.
MPC juga membuat perusahaan patungan dengan Ping An dengan membentuk perusahaan pinjam meminjam yang diberi nama Ringan. Menurut Adrian, Ringan telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
Selain itu, MPC juga bekerja sama dengan platform perdagangan aset kripto, Luno, untuk membentuk pedagang besar aset kripto, juga dompet digital untuk menyimpan aset kripto.
Target 1 juta pengguna
Sementara itu, anak usaha PT Bukalapak.com Tbk, yaitu PT Buka Investasi Bersama, menargetkan jumlah dana kelolaan aplikasi teknologi finansial investasi BMoney mencapai Rp 2 triliun dengan 1 juta pengguna pada akhir 2022. BMoney merupakan aplikasi untuk berinvestasi, antara lain reksa dana.
Aplikasi ini diluncurkan empat bulan lalu dan kini telah diunduh oleh 500.000 pengguna. ”Kami terus meningkatkan pengguna dan kami optimistis jumlah pengguna mencapai lebih dari 1 juta di akhir tahun depan dengan dana kelolaan ditargetkan naik dua kali lipat,” kata COO PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya. Saat ini dana kelolaan Buka Investasi Bersama mencapai Rp 1 triliun.
BMoney juga mendapat dukungan dari manajer investasi PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk. Produk reksa dana Ashmore dapat dibeli melalui BMoney. Investor bisa menghubungkan portofolio reksa dana di BukaReksa dalam aplikasi Bukalapak dengan BMoney sehingga aset itu dapat dipantau.