Sewu Segar Perkenalkan ”Blockchain” untuk Lacak Pisang Mas
Produsen buah merek Sunpride, PT Sewu Segar Nusantara, memperkenalkan pemanfaatan teknologi rantai blok (blockchain) pada pisang mas produksi petani. Teknologi itu memungkinkan pelacakan riwayat guna menjamin kualitas.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Sewu Segar Nusantara, produsen buah-buahan dengan merek Sunpride, memperkenalkan pemanfaatan teknologi rantai blok (blockchain) pada produk pisang mas. Teknologi itu memungkinkan konsumen, pengecer, dan seluruh pelaku yang terlibat di rantai pasok untuk melacak asal-usul dan riwayat perjalanan buah.
Pada tahap awal, teknologi rantai blok itu dimanfaatkan untuk mencatat riwayat perjalanan pisang mas sejak dari kebun petani mitra, pengemasan, pengangkutan, hingga ke gerai penjualan. Dengan faktor ketertelusuran (traceability) ini, kualitas dan keamanan buah diharapkan lebih terjamin.
Presiden Direktur PT Sewu Segar Nusantara Cindyanto Kristian pada peluncuran teknologi blockchain untuk produk pisang mas, Jumat (10/12/2021), menyatakan, pihaknya perlu memastikan bahwa produk yang dijual memenuhi kebutuhan konsumen secara kualitas. Kebutuhan itu diharapkan terpenuhi dengan memanfaatkan teknologi.
”Kami mengelola (pemenuhan kebutuhan akan kualitas) dengan teknologi blockchain yang memungkinkan pencatatan jejak secara digital, realtime (waktu nyata), dan tidak bisa dihapus. Ini menjadi salah satu cara kami mempertanggunjawabkan kualitas buah kami,” tambah Cindyanto.
Kali ini teknologi rantai blok dimanfaatkan pada pisang mas yang dihasilkan oleh petani mitra dan dipasarkan di gerai Super Indo. Para petani mitra itu tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan Lampung. Dengan demikian, selain terbantu di sisi pemasaran, petani terpacu untuk menjaga kualitas buah yang mereka hasilkan.
”Kami bantu (petani) untuk menaikkan standar mereka minimal sesuai standar Sunpride. Tak bisa hanya dengan edukasi atau kunjungan lapangan, tetapi dengan teknologi yang bisa dikontrol bersama,” kata Cindyanto.
Petani mitra Sunpride di Lumajang, Jawa Timur, Surnomo, berharap kemitraan itu menguntungkan sekaligus memotivasi petani untuk meningkatkan kualitas buahnya. ”Kami berharap kemitraan ini terus berlanjut,” ujarnya.
Buah Nusantara
Dengan teknologi itu, konsumen bisa melacak riwayat dengan memindai kode batang yang tertempel pada buah. Pada salah satu pisang yang ditampilkan pada acara itu, kode batang memuat informasi perjalanan buah yang dipanen dari kebun petani di Lumajang pada 7 Desember, lalu dikemas oleh PT Sewu Segar Nusantara di Tangerang pada hari yang sama, lalu didistribusikan pada 8 Desember, dan dijual oleh PT Lion Super Indo di Jakarta pada 9 Desember.
Chief Executive Officer PT Lion Super Indo, Johan Boeijenga, meyakini penerapan teknologi blockchain akan memberi pengalaman baru bagi konsumen. Teknologi rantai blok juga menopang pemenuhan kebutuhan konsumen akan produk pangan yang dikelola secara transparan dan berkelanjutan. Inovasi itu memungkinkan konsumen mendapatkan produk yang sehat, segar, dan terjangkau.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti menambahkan, pemanfaatan teknologi blockchain dari hulu hingga hilir penting untuk menjamin keamanan dan kualitas buah. Dengan demikian, konsumen bisa yakin bahwa produk yang mereka konsumsi bisa dipertanggungjawabkan mutunya.
Yuli menambahkan, pemerintah mendorong inisiatif dan inovasi seperti yang dilakukan Sewu Segar Nusantara bisa diadopsi secara luas oleh pelaku usaha, petani, dan jenis buah yang lain. Dengan demikian, buah-buah lokal semakin baik mutunya dan meningkat produksinya sehingga bisa menjadi raja di negeri sendiri.
Terkait itu, Cindyanto menambahkan, Sewu Segar Nusantara berharap lebih banyak petani yang bergabung untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas produk buah lokal. ”Potensi buah-buah lokal Indonesia sangat luar biasa. Semoga inisiatif ini menjadi langkah awal untuk bersama membesarkan industri buah-buah Nusantara,” ujarnya.