Presiden Jokowi mengharapkan agar buah Nusantara memiliki daya saing, baik dari sisi harga maupun kualitas. Supaya dapat diekspor, ekosistem usaha buah harus ditata dari hulu sampai hilir.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beragam buah produksi lokal semestinya bisa digemari masyarakat ataupun diekspor ke pasar internasional. Potensi masih besar. Pembenahan ekosistem usaha buah dari hulu ke hilir perlu dilakukan secara terus-menerus.
Peluang ekspor buah dinilai masih sangat menjanjikan. Indonesia saat ini mengekspor antara lain mangga, pisang, manggis, dan nanas ke beberapa negara. Lima negara tujuan ekspor buah-buahan Indonesia adalah China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.
Untuk bisa masuk pasar internasional, kuncinya buah Nusantara harus semakin berdaya saing, baik dari sisi harga maupun kualitas.
”Untuk bisa masuk pasar internasional, kuncinya buah Nusantara harus semakin berdaya saing, baik dari sisi harga maupun kualitas. Harganya kompetitif, cita rasanya terjaga, pasokannya berlanjut, produksinya tidak pernah putus, packaging-nya juga menarik,” tutur Presiden Joko Widodo saat membuka Gelar Buah Nusantara Tahun 2021 secara daring, Senin (9/8/2021).
Supaya buah-buah Nusantara mencapai ekspor, ekosistem usaha buah Nusantara perlu terus ditata dari hulu sampai hilir. Petani buah dibantu informasi dan pengetahuan terbaru supaya produktivitasnya meningkat. Akses ke permodalan dipermudah dan diperkuat.
Teknologi penyimpanan harus semakin baik. Rantai pasok semakin efisien. Konektivitas antardaerah dan ekspor juga semakin lancar. Strategi marketing yang lebih menarik dengan memanfaatkan teknologi juga diperlukan.
Dalam laporannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan hortikultura adalah subsektor yang berpotensi untuk terus didorong. Selain memenuhi kebutuhan gizi, subsektor ini mempekerjakan petani dan pekerja tidak langsung sampai 13 juta orang.
Pada 2020, ekspor hortikultura Indonesia mencapai 645,48 juta dollar AS, meningkat 37,75 persen dari tahun 2019. Peningkatan subsektor hortikultura itu didominasi komoditas buah-buahan senilai 389,9 juta dollar AS. Angka ini meningkat 30,31 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kendati demikian, ekspor buah Indonesia masih terbilang kecil. Badan Pusat Statistik mencatat buah-buahan Indonesia yang diekspor sepanjang 2020 sebanyak 1,073 juta ton.
Dalam catatan harian Kompas di liputan peringatan Hari Buah Internasional awal Juli lalu, diketahui konsistensi kualitas hasil produksi tidak selalu memenuhi standar ekspor. Untuk itu, pengetahuan dalam pemeliharaan tanaman dan penanganan pascapanen menjadi penting.
Pendiri dan Chieff Executive Officer PT Nusantara Segar Global (NSG) Margareta Astaman menjelaskan kerap mendapati kualitas produk petani yang beragam (Kompas, 4 Juli 2021).
Selain itu, menurut Airlangga, Presiden juga meminta berbagai regulasi yang menghambat diselesaikan. Dengan demikian, ekspor buah-buahan Nusantara bisa ditingkatkan.
Edukasi
Di sisi lain, buah-buahan Nusantara semestinya dicintai masyarakat Indonesia termasuk generasi mudanya. Untuk itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di pembukaan Gelar Buah Nusantara 2021 juga meminta kecintaan pada buah Nusantara menjadi muatan pesan dalam sistem pendidikan di sekolah. Hal ini juga perlu menjadi bagian edukasi keluarga dan komunitas.
Gelar Buah Nusantara yang diselenggarakan keenam kali ini diselenggarakan sepanjang 9-31 Agustus 2021. Dalam pembukaan acara, hadir secara daring antara lain Menteri Perdagangan M Lutfi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
Acara ini juga diharap mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi buah lokal. Konsumsi buah di masyarakat Indonesia saat ini masih 88,5 gram per orang per hari. Jumlah ini masih jauh di bawah rekomendasi WHO, yaitu 150 gram per orang per hari.
Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih banyak lagi konsumsi buah-buahan, mencintai aneka buah-buahan Indonesia yang berlimpah, dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibanding buah impor. (Presiden Jokowi)
”Karena itu saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih banyak lagi konsumsi buah-buahan, mencintai aneka buah-buahan Indonesia yang berlimpah, dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibanding buah impor,” tambah Presiden.
Konsumsi buah nusantara bukan saja menambah asupan gizi di masa pandemi, tetapi membantu petani-petani buah Indonesia. Para petani buah semakin bersemangat, semakin produktif, dan semakin sejahtera, serta pelaku usaha buah semakin berkembang.