Pergerakan Indeks di Akhir Tahun Diperkirakan Terbatas
Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak terbatas sepanjang Desember 2021. Pergerakan indeks akhir tahun ini akan banyak dipengaruhi oleh data ekonomi dan perkembangan kinerja keuangan emiten.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan secara historis selalu melaju pada triwulan keempat dan biasanya menguat pada Desember. Namun, pergerakan indeks diperkirakan terbatas pada Desember 2021, antara lain dipengaruhi oleh data perekonomian.
Pada November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai titik tertinggi pada posisi 6.754. Namun, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan indeks bergerak terbatas sepanjang Desember 2021. Pergerakan indeks akhir tahun ini akan banyak dipengaruhi data ekonomi dan perkembangan kinerja keuangan emiten.
”Secara umum, kinerja emiten terus membaik, tetapi IHSG akan mengalami konsolidasi bulan ini,” kata Martha Christina, Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas, kepada Media Day, Kamis (9/12/2021).
Hal senada juga disampaikan analis dan CEO Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya. Menurut William, pola gerak indeks belum mampu banyak bergeser dari rentang konsolidasinya ke arah yang lebih baik sehingga indeks masih akan bergerak dalam rentang terbatas hingga beberapa saat mendatang.
Secara teknis, tim Mirae Asset Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687 pada Desember ini. Rencana Federal Reserve atau The Fed mempercepat pengurangan belanja obligasi (tapering) dan proyeksi penaikan suku bunga Fed Rate menjadi katalis negatif bagi IHSG.
IHSG akan bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687 pada Desember ini.
”Meskipun demikian, harapan akan terjadinya window dressing pada akhir tahun menjadi alasan kami merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur,” kata Martha.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan, fundamental makroekonomi Indonesia masih tetap kuat. Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings bahkan kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB yang termasuk pada layak investasi (investment grade) dengan outlook stabil. Inflasi juga stabil seiring dengan permintaan domestik yang membaik.
Lembaga pemeringkat yang berkantor pusat di London dan New York, Fitch Ratings, mempertahankan peringkat kemampuan membayar utang jangka panjang Indonesia, baik dalam denominasi rupiah maupun valuta asing. Peringkat kredit BBB disematkan dengan outlook stabil.
Peringkat BBB menunjukkan tingkat kelayakan investasi di pasar Indonesia masih tinggi. Penentuan peringkat ini berdasarkan pada penilaian Fitch yang menganggap aktivitas ekonomi di Indonesia sudah pulih secara bertahap dari tekanan pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari mengatakan, penilaian Fitch didukung oleh kebijakan penanganan pandemi yang membaik dan didorong upaya percepatan vaksinasi Covid-19. Fitch memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 3,2 persen pada 2021 dan 6,8 persen pada 2022.
Momentum pemulihan ekonomi dinilai akan tetap terjaga meski masih tertahan akibat penyebaran penyakit Covid-19 varian Delta. Saat gelombang kedua Covid-19 menghantam pada triwulan III-2021, misalnya, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 3,51 persen.
Kementerian Keuangan memperkirakan tren pemulihan akan terus berlanjut dengan proyeksi kinerja pertumbuhan yang menguat pada triwulan IV-2021. Pemerintah pun terus mewaspadai perkembangan Covid-19, meningkatkan disiplin protokol kesehatan, dan mendorong vaksinasi agar laju pemulihan ekonomi semakin kuat dan berkelanjutan. (DIM)