Pencatatan Saham Grab di Nasdaq Dorong Ekonomi Digital di Asia Tenggara
Melantainya Grab di bursa saham Nasdaq akan meningkatkan ekonomi digital di ASEAN, termasuk Indonesia. Namun, perjalanan Grab tidak mudah karena mesti punya kinerja keuangan yang kuat.
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan super aplikasi Grab Holdings Limited atau Grab yang berbasis di Singapura resmi melantai di bursa saham Nasdaq Amerika Serikat, Selasa (2/12/2021) waktu setempat. Grab menjadi perusahaan teknologi Asia Tenggara pertama yang menancapkan tonggak pencatatan saham di bursa Amerika Serikat. Kinerja harga saham hari pertama Grab menjadi indikasi bagaimana investor global melihat prospek jangka panjang perusahaan.
Pencatatan saham perdana Grab dilakukan melalui merger dengan Altimeter Growth Corp, perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC) yang sudah terdaftar di Nasdaq. Nilai pasar merger ini sempat mencapai 40 miliar dollar AS
Harga saham Grab sempat tercatat 18,80 dollar AS per lembar. Kemudian, pada Kamis pukul 13.30, harga sahamnya anjlok menjadi 8,67 dollar AS per lembar. Pada penutupan pasar Kamis, harga saham perusahaan super aplikasi itu sebesar 8,75 dollar AS per lembar. Membawa nilai pasar perusahaan merger ini menjadi 34.6 miliar dollar AS.
Perjalanan Grab menuju perusahaan publik tidak mulus. Pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 memukul keras bisnis pemesanan transportasi secara daring Grab, mendorong pemutusan hubungan kerja 5 persen dari total staf pada tahun 2020.
Selain itu, Grab harus menunda merger dengan SPAC dari target awal Juli 2021 menjadi triwulan IV-2021. Hal ini dikarenakan ada pengetatan peraturan kesepakatan SPAC yang menyebabkan auditor memeriksa kinerja keuangan Grab tiga tahun berturut-turut.
Kinerja Grab pada triwulan III-2021 mencatatkan penurunan pendapatan dan peningkatan kerugian. Pendapatan yang dibukukan sebesar 157 juta dollar Singapura, turun 9 persen dibanding setahun sebelumnya sebagai akibat dari penurunan mobilitas karena kuncitara (lockdown) di Vietnam. Pendapatan Grab yang dilaporkan itu adalah setelah dikurangi insentif konsumen, pedagang, dan mitra pengemudi.
Rugi untuk periode tersebut tumbuh 366 juta dollar Singapura menjadi 988 juta dollar Singapura. Peningkatan kerugian tahun ke tahun selama triwulan ketiga terutama didorong oleh biaya nontunai.
Sementara itu, TechCrunch, Jumat (3/12/2021), menyoroti saham Grab yang masih mengalami penurunan setelah penggabungannya dengan perusahaan SPAC Altimeter Growth Corp disetujui dan diperdagangkan sejak Kamis pagi. Namun, kinerja Grab yang lesu hanyalah satu dari debut pencatatan saham perdana yang dipimpin oleh SPAC hari ini. Contoh lainnya adalah MetroMile dan Lordstown.
Perusahaan neoinsurance MetroMile mencatatkan harga per lembar saham 2,27 dollar AS per lembar saham. Selama 52 minggu terakhir, harga per lembar saham tertinggi adalah 20 dollar AS. Harga jual saham Lordstown Motors hari ini hanya sebesar 4,14 dollar AS. Padahal, tahun lalu, harga sahamnya 31,56 dollar AS.
Berdasarkan laporan riset e-Economy SEA 2021 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company pada November 2021, ekonomi internet di Asia Tenggara siap tumbuh berlipat ganda menjadi 363 miliar dollar AS pada 2025.
Mengutip Bloomberg, lanskap ekonomi internet di Asia Tenggara telah berkembang semakin kompetitif. Pesaing Grab, aplikasi super Gojek, telah membentuk perusahaan vertikal GoTo bersama Tokopedia. Entitas gabungan ini sedang mempersiapkan penawaran umum perdana di bursa saham Indonesia dan di Amerika Serikat pada tahun depan.
Sementara grup perusahaan perdagangan secara elektronik atau e-dagang Sea Ltd memperluas layanan keuangan dan pengiriman makanan secara agresif di kawasan Asia Tenggara, seperti ShopeePay dan ShopeeFood.
Sea Ltd telah menjadi perusahaan publik pada tahun 2017 di Singapura. Sahamnya telah melonjak 1.600 persen sejak debutnya dan menjadi salah satu perusahaan paling berharga di Asia Tenggara dengan kapitalisasi pasar sekitar 145 miliar dollar AS.
Analis Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, berpendapat, Grab masih akan berpeluang memimpin posisi terdepan di pasar karena mengumpulkan lebih dari 4 miliar dollar AS modal tambahan sebagai bagian dari kesepakatan SPAC. Dominasi Grab di segmen pasar pemesanan transportasi di Asia Tenggara memberikan keunggulan dibandingkan pesaingnya, seperti GoTo dan Sea Ltd.
”Grab masih mungkin mempertahankan kepemimpinan di sektor pengiriman makanan dan bahan makanan secara daring di Asia Tenggara, lalu meningkatkan penjualan hingga beberapa tahun ke depan,” kata Nathan.
Saham Altimeter Growth, yang awalnya dijual masing-masing seharga 10 dollar AS, mengalami tahun yang penuh gejolak menjelang penyelesaian kesepakatan dengan Grab. Sahamnya sempat naik setinggi 17,06 dollar AS, sebelum ditutup pada 11,01 dollar AS pada Rabu (1/12/2021).
Grab membeli bisnis Uber di Asia Tenggara pada 2018, tetapi perjanjian non-kompetitifnya dengan Uber berakhir pada Maret 2023, atau satu tahun setelah Uber melepaskan seluruh sahamnya di Grab.
Pengacara teknologi di firma hukum global ”Withers”, Joel Shen, saat dihubungi, Jumat (3/12/2021), berpendapat, harga saham di bursa saham selalu bergerak dinamis. Hal ini merupakan sesuatu yang lumrah yang bukan hanya akan dialami oleh Grab.
Bagi pasar ekonomi internet di Indonesia, Joel menyebut ada tiga dampak positif atas melantainya Grab di bursa saham Nasdaq. Pertama, meski Grab berasal dari Singapura, Indonesia menjadi pasar terbesar bagi Grab. Artinya, pencatatan saham Grab itu akan ikut membawa Indonesia ke peta ekonomi digital Asia Tenggara dan dunia.
Dampak positif kedua adalah siklus aliran investasi ke perusahaan rintisan bidang teknologi lainnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, semakin bertumbuh. Adapun dampak positif ketiga adalah penyerapan lapangan kerja, baik kepada Grab maupun penciptaan wirausaha baru.
Transformasi digital
Presiden Direktur PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) Alvin W Sariaatmadja dalam siaran pers menyampaikan, melantainya Grab di Nasdaq akan semakin memperkuat kemitraan strategis dengan perusahaannya. Keduanya memiliki visi dan misi sama, yakni berkontribusi terhadap ekonomi digital di Indonesia.
”Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan Grab di Indonesia. Emtek berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia bersama Grab,” tutur Alvin.
Sebelumnya, Anthony Tan dan Tan Hooi Ling, pendiri Grab, ikut membunyikan bel pembuka pasar di perayaan pencatatan saham perdana mereka dari Shangri-La Hotel di Singapura, sekitar pukul 22.15 waktu Singapura atau pukul 21.15 waktu Jakarta.
Acara perayaan pencatatan saham perdana itu dihadiri oleh puluhan perwakilan mitra pengemudi, komunitas, pedagang, hingga Chairman Nasdaq untuk Asia Pasifik Bob McCooey. Acara perayaan berlangsung secara hibrida.
Bob menilai, bel perayaan pencatatan saham perdana Grab di Nasdaq sebagai sesuatu yang istimewa. Dia percaya, Anthony dan timnya telah bekerja keras membawa pencapaian yang ada di New York ke Singapura, lokasi Grab memulai usahanya.
”Dengan melantainya Grab di Nasdaq, ini menjadi bagian sejarah dari pencatatan saham terbesar di pasar saham Amerika Serikat yang berasal dari perusahaan Asia Tenggara,” ujar Bob.
Dalam perayaan itu, Anthony turut menceritakan pengalaman mitra-mitra yang sukses di bawah Grab. Di antaranya pengalaman mitra pengemudi yang sebelumnya terjerat rentenir, lalu bekerja keras dengan bergabung sebagai pengemudi di Grab agar bisa melunasi seluruh utangnya dan menjaga keamanan keluarganya.
”Kami berkomitmen berinovasi lebih cepat dan melakukan terbaik sehingga mitra dan komunitas kami dapat menggapai pencapaian lebih di atas pencapaian perusahaan (Grab),” ujarnya.
Mengutip Nikkei Asia, layanan pemanggilan mobil dan sepeda motor Grab telah menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang Asia Tenggara di sektor pekerjaan informal. Menurut survei dalam laporan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) Grab pada bulan Juni 2021, 46 persen pengemudinya tidak bekerja sebelum bergabung dengan platform.
Layanan pengiriman makanan dan keuangannya dimaksudkan untuk memberdayakan pedagang kecil dan mempromosikan inklusi keuangan di wilayah di mana jutaan orang dewasa tidak memiliki rekening bank.
”Grab jelas telah mengubah ruang teknologi inovatif di seluruh pasar kawasan Asia Tenggara. Dampaknya melampaui konstelasi bisnis Grab,” kata Lawrence Loh, seorang profesor di National University of Singapore Business School.
Grab memiliki sekitar 22,1 juta pengguna aktif bulanan pada triwulan III tahun 2021. Sekitar lima juta pengemudi dan dua juta pedagang telah terdaftar di platform Grab, sementara perusahaan itu sendiri adalah perusahaan besar karena memiliki sekitar 8.300 staf penuh waktu per 30 September 2021. Sejumlah investor global turut menyuntikkan investasi ke Grab, seperti SoftBank Grup, Toyota Motor, dan Microsoft.