Penelitian, pengembangan, dan uji coba kendaraan listrik terus dilakukan oleh mahasiswa, perguruan tinggi, lembaga, dan pelaku industri di dalam negeri. Semangat berinovasi perlu terus dijaga guna mengejar kemandirian.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi di Tanah Air yang aktif berinovasi di bidang kendaraan listrik. Terbaru, perguruan tinggi ini meluncurkan mobil balap formula bertenaga listrik yang diberi nama Anargya EV Mark 2.0. Mobil besutan tim Anargya ini dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi Formula Society of Automotive Engineers (FSAE) Japan, September 2022.
Menurut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Adi Soeprijanto, kehadiran Anargya EV Mark 2.0 akan melengkapi koleksi mobil balap sebelumnya, yakni Anargya EV Mark 1.0 yang diluncurkan tahun 2019. ”Harapannya, teknologi ini tidak hanya berfokus untuk kompetisi, tetapi dapat berkembang menjadi sebuah perusahaan rintisan,” ujarnya di Graha Sepuluh Nopember ITS, Jumat (12/11/2021).
Kepala Seksi Pengembangan Talenta Direktorat Kemahasiswaan ITS Hakun Wirawasista Aparamarta menambahkan, kendaraan listrik menjadi jawaban atas tantangan teknologi masa depan. Oleh karena itu, pihaknya terus menjaga semangat mahasiswa dalam berinovasi di bidang kendaraan listrik untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa.
Pihaknya terus menjaga semangat mahasiswa dalam berinovasi di bidang kendaraan listrik untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa.
Anargya EV Mark 2.0 merupakan mobil ciptaan tim di bawah Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS. Pengemudi sekaligus Mechanical Manager Tim Anargya ITS, Kevin Denio Setiawan, mengatakan, terdapat beberapa pengembangan dari mobil sebelumnya. Salah satunya, tubular frame yang memiliki reliabilitas yang lebih baik, optimisasi motor dan efisiensi baterai, serta optimisasi bodi dan sayap untuk aerodinamika mobil yang lebih optimal.
”Beragam pengembangan ini membuat performa mobil dapat melaju hingga 105 kilometer per jam dengan ketahanan baterai mencapai dua jam operasional,” kata mahasiswa Departemen Teknik Mesin Industri ITS ini.
Selain itu, lanjut Kevin, Anargya EV Mark 2.0, yang proses pembuatannya berlangsung sejak Februari 2021 juga memiliki handling dan suspensi yang lebih stabil dari mobil sebelumnya. Tingkat kenyamanan atau ergonomi mobil telah didesain lebih baik. Salah satunya, mobil didesain dengan sasis lebih panjang sehingga dapat dikemudikan oleh pengemudi dengan tinggi badan di atas 185 cm.
Selain mobil balap, ITS juga merancang mobil penumpang bertenaga listrik dengan desain SUV (sport utility vehicle) dan mobil perkotaan (city car). SUV listrik yang diberi nama i-Deora ini mengusung konsep electrical compact sehingga nyaman dan aman digunakan berkendara sehari-hari di dalam kota, bepergian ke luar kota, dan petualangan offroad ringan.
Kendaraan lain yang dirancang oleh ITS adalah CIVIA-ITS BEV Compact City Car. CIVIA merupakan mobil bertenaga listrik yang berkonsep city car dengan dua tempat duduk penumpang dewasa serta dua tempat duduk tambahan untuk penumpang anak-anak. Kendaraan ini untuk transportasi dan akomodasi di dalam kota yang praktis atau mudah digunakan dan ramah lingkungan.
Dosen ITS yang membidangi kendaraan listrik, Nur Yuniarto, mengatakan, kampusnya telah mengembangkan prototipe atau purwarupa dari beragam kendaraan listrik, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga trem atau kereta api. Selain itu, dikembangkan pula komponen kendaraan berupa dinamo, controller, sistem komputer, dan desain.
”Total terdapat lebih dari 10 prototipe atau purwarupa kendaraan listrik yang telah dikembangkan sejak 2012. Dari prototipe tersebut, motor Gesits sudah masuk proses komersialisasi,” ujar Nur.
Selain itu, ada mobil listrik Fin Komodo yang sudah dipamerkan di ajang IIMS (Indonesia International Motor Show) 2021. Kendaraan jenis offroad ini masuk tahapan komersialisasi oleh PT Fin Komodo. Adapun untuk komersialisasi komponen kendaraan listrik, ITS telah membangun perusahaan rintisan (start up).
Tiga perusahaan itu adalah Braja Elektrik Motor, Wexa Daya Pramata, dan Ultima Desain Otomotif. Perusahaan rintisan ini tengah mencari investor dan menciptakan pasar. Memasarkan komponen kendaraan listrik ini tidak mudah karena mayoritas kendaraan listrik di dalam negeri komponennya masih impor.
Tantangan lain dalam mengembangkan kendaraan listrik ialah mengubah pola pikir masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil karena tidak ramah lingkungan. Tantangan semakin tidak ringan dengan harga kendaraan listrik yang mahal.
Komersialisasi motor listrik Gesits dilakukan dengan menggandeng PT Wika Manufacture (WIMA). Gesits telah dipasarkan secara meluas setelah melalui kajian performa, jarak tempuh, konsumsi daya, dan aspek keselamatan.
Direktur Utama WIMA Samyarto dalam pertemuannya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kamis (16/11/2021), mengatakan, performa motor listrik Gesits terus ditingkatkan hingga dapat berkompetisi di pasar. Peningkatan performa itu ditempuh melalui inovasi battery energy saver, efisiensi pemakaian tenaga listrik, dan perawatan mudah serta energi bersih menjadi fitur unggulan yang kami tawarkan. ”Hingga saat ini pun kami masih dalam tahap pengembangan,” kata Samyarto.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur Adi Priyanto mengatakan, pihaknya berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan iklim kendaraan listrik di provinsi paling timur Pulau Jawa ini. Hingga saat ini terdapat 8 SPKLU di Jatim yang berada di 6 titik, yakni PLN ULP Embong Wungu, PLN UP3 Situbondo, PLN UP3 Banyuwangi, PLN UP3 Ponorogo, Rest Area 626A Madiun, dan yang baru aktivasi, yakni di Rest Area 626B Madiun.
”Sementara itu, di seluruh Indonesia ada 47 unit SPKLU dan hingga akhir tahun akan ada 67 unit SPKLU yang beroperasi lagi. Ini merupakan upaya PLN untuk memasifkan kendaraan listrik di Indonesia,” kata Adi.
Adi menambahkan, saat ini di PLN UID Jatim telah mengimplementasikan penggunaan kendaraan listrik. Salah satunya, dengan memiliki 265 motor listrik Gesits yang digunakan sebagai kendaraan operasional pelayanan pelanggan di 112 Unit Layanan Pelanggan (ULP) dan 16 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN se-Jawa Timur.
”Berawal dari itu, kami mengajak masyarakat untuk ikut terlibat menyukseskan electrifying lifestyle, mengubah kebiasaan dengan menggunakan kendaraan listrik yang lebih praktis, efisien, dan tentunya mendukung terciptanya lingkungan yang lebih kondusif,” kata Adi.