Kendaraan listrik menjadi salah satu tantangan dalam menjawab perubahan iklim. Terlebih, pemerintah sedang berkomitmen menurunkan emisi.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Industri otomotif di Indonesia perlu merespons kebutuhan global di sektor transportasi yang rendah emisi. Indonesia punya potensi besar lewat pemanfaatan bahan bakar biodiesel dan program pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Dukungan riset dan pengembangan juga diperlukan.
Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pembukaan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Tangerang, Banten, Kamis (11/11/2021). Menurut dia, dalam merespons perubahan iklim global, industri otomotif mendapat tantangan untuk menurunkan emisi atau gas buang kendaraan.
”Indonesia sudah meluncurkan program bahan bakar B-30 (solar bercampur biodiesel 30 persen), juga peluncuran kendaraan listrik berbasis baterai. Indonesia juga punya sumber daya nikel (bahan baku baterai kendaraan listrik). Dengan adanya pasar domestik, Indonesia punya kemampuan membuat rantai pasok yang lengkap,” kata Airlangga.
Dalam merespons perubahan iklim global, industri otomotif mendapat tantangan untuk menurunkan emisi atau gas buang kendaraan.
Riset dan pengembangan, ujar Airlangga, perlu terus dilakukan karena teknologi otomotif terus berkembang. Teknologi internal combustion engine kendaraan memang belum akan berakhir. Namun, perkembangannya sangat jelas, yakni mengarah pada kendaraan berbasis baterai listrik. Ia menyebutkan, Indonesia tidak boleh ketinggalan di bidang ini.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, ”GIIAS akan menjadi simbol semangat industri otomotif Indonesia dalam merespons pandemi. Ini sekaligus menjadi ajang positif bagi pertumbuhan industri otomotif Indonesia. GIIAS mencerminkan upaya Gaikindo untuk terus mendorong kemajuan industri otomotif Indonesia.”
Yohannes menambahkan, industri otomotif Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini berhasil membuat torehan penting. Torehan tersebut, antara lain, kemampuan Indonesia yang sudah swasembada kendaraan bermotor. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan yang diproduksi di dalam negeri dengan tingkat kandungan lokal lebih dari 60 persen.
Pulihnya industri otomotif Indonesia tersebut akan membangkitkan berbagai industri penunjang yang melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Gaikindo mencatat, pada periode Januari-Oktober 2021, kenaikan penjualan domestik mencapai 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Pulihnya industri otomotif Indonesia tersebut akan membangkitkan berbagai industri penunjang yang melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, di lokasi pameran, mengatakan, pemerintah mendorong angkutan umum beralih menggunakan kendaraan listrik. Perlu dukungan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk menyediakan infrastruktur pendukung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik umum.