Masih Sepinya Pariwisata Menekan Kinerja Ekonomi Bali
Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal III-2021 terkontraksi sebesar-4,08 persen ketimbang kondisi kuartal II-2021. Tekanan terhadap kinerja ekonomi Bali juga dipengaruhi situasi pariwisata Bali yang masih menyepi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal III-2021 kembali terkontraksi sebesar -4,08 persen apabila dibandingkan dengan kondisi pada kuartal II-2021. Tekanan terhadap kinerja ekonomi Bali juga dipengaruhi situasi pariwisata yang masih menyepi.
Dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada kuartal III-2020, kondisi ekonomi Bali pada kuartal III-2021 mengalami kontraksi sebesar -2,91 persen secara tahunan (year over year/yoy). Perihal kinerja ekonomi Bali pada kuartal III-2021 itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya melalui kanal Youtube BPS Provinsi Bali, Jumat (5/11/2021).
Dari rilis Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Bali itu, pertumbuhan ekonomi Bali selama kuartal III-2021 dipengaruhi sejumlah peristiwa ataupun kebijakan. Hal ini terutama menyangkut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terkait dengan penanganan pandemi Covid-19.
Kebijakan PPKM darurat Covid-19 yang dimulai awal Juli 2021 dan dilanjutkan dengan penerapan PPKM level 4, kemudian PPKM level 3, berdampak terhadap aktivitas dan mobilitas masyarakat, aktivitas pariwisata, dan usaha lainnya.
Menurut pencatatan BPS Provinsi Bali, kebijakan PPKM darurat, yang dilanjutkan dengan PPKM level 4 dan PPKM level 3, memengaruhi aktivitas pariwisata di Bali. Hal ini, di antaranya, ialah diberlakukannya penutupan obyek wisata hingga pembatasan kunjungan wisatawan di obyek wisata.
Penerapan PPKM itu juga memengaruhi mobilitas orang dari Bali ataupun menuju Bali, pembatasan pelaksanaan upacara adat dan upacara keagamaan di Bali, serta pembatasan jumlah peserta kegiatan ritual upacara.
Dalam siaran Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali pada awal November 2021 disebutkan, pengaruh pandemi Covid-19 masih dirasakan sektor pariwisata. Pembatasan masuknya kunjungan internasional terkait dengan pengendalian pandemi Covid-19 berdampak terhadap minimnya kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali selama kurun Januari-September 2021.
Pembatasan aktivitas itu juga berpengaruh terhadap kegiatan usaha lain, misalnya, transportasi dan penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman.
Di sisi lain, BPS Provinsi Bali juga mencatat sektor konstruksi masih konsisten menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini baik dalam perbandingan secara tahunan antara kuartal III-2021 dan kuartal III 2020, ataupun dalam perbandingan antara kuartal III-2021 dan kuartal II-2021.
Beberapa proyek konstruksi sedang berjalan, baik proyek yang bersumber dari pendanaan APBN maupun proyek dari APBD. Sejumlah proyek itu, di antaranya, ialah pengembangan Pelabuhan Benoa dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta, dan proyek penataan kawasan Pantai Sanur.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, ekonomi Bali pada kuartal III-2021 diperkirakan masih terkontraksi, antara lain, disebabkan oleh adanya penerapan PPKM yang ketat sejak Juli 2021.
Dalam pesan tertulisnya, Trisno menyebutkan, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan membaik pada kuartal IV-2021 seiring diturunkannya level PPKM dan membaiknya situasi pandemi Covid-19. ”Penurunan level PPKM berdampak pada peningkatan mobilitas seiring semakin banyaknya kedatangan wisatawan domestik ataupun pergerakan masyarakat Bali sendiri,” ujarnya.
Penurunan level PPKM terpantau mendorong mobilitas orang dari luar Bali ke Bali ataupun dari Bali ke luar daerah, yang tecermin dari bertumbuhnya lalu lintas penumpang dan pergerakan pesawat udara melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dalam siaran pers PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai disebutkan, jumlah penumpang dan pergerakan pesawat selama September-Oktober 2021 mengalami pertumbuhan positif.
Selama Oktober 2021, sebanyak 464.390 orang bepergian menggunakan pesawat udara melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jumlah itu bertumbuh sekitar 98 persen dibandingkan dengan periode September 2021, yang mencatat 234.939 orang.
Capaian positif serupa ditunjukkan pergerakan pesawat udara yang dilayani di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pada September 2021 tercatat sebanyak 2.040 pesawat, sedangkan pada Oktober 2021 tercatat sebanyak 3.697 pesawat. Data penumpang dan pesawat itu merupakan data lalu lintas angkutan udara domestik.