Pemulihan ekonomi Bali masih tergantung dari pariwisata. Kedatangan wisatawan dalam negeri ke Bali diharapkan menggeliatkan pariwisata Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
Kompas/Heru Sri Kumoro
Wisatawan menikmati suasaan senja di Pura Tanah Lot di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (15/10/2021). Sebagian besar pengunjung yang datang ke salah satu obyek wisata favorit di Bali ini adalah wisatawan domestik.
DENPASAR, KOMPAS — Pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk selama pandemi Covid-19 diakui masih tergantung dari pemulihan sektor pariwisata. Seraya menunggu kembalinya wisatawan mancanegara mengunjungi Bali, kedatangan wisatawan dalam negeri ke Bali diharapkan menggeliatkan pariwisata Bali.
Kinerja perekonomian Bali sejak triwulan I-2020 sampai triwulan II-2021 masih berada di bawah kinerja perekonomian secara nasional. Pada triwulan II-2021, Bank Indonesia mencatat kinerja perekonomian Bali sudah tumbuh positif mencapai 2,83 persen secara tahunan, sementara kinerja perekonomian nasional pada triwulan II-2021 mencapai 7,07 persen secara tahunan.
Adapun survei Traveloka, perusahaan penyedia layanan pemesanan transportasi dan akomodasi di Indonesia, menunjukkan Bali masih destinasi yang diminati calon pelancong domestik. Survei juga menunjukkan Bali termasuk destinasi yang paling banyak dicari pelanggan Traveloka setelah Jawa Barat.
Perihal situasi Bali itu dibahas dalam sesi gelar wicara secara daring dengan topik ”Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara untuk Mendukung Bali Bangkit” yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa (19/10/2021).
Acara tayang bincang, yang dibuka Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, menghadirkan tiga pembicara, yakni Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, Wakil Presiden Manajemen Pemasaran dan Akomodasi Traveloka John Safenson, dan Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda.
ISTIMEWA/BANK INDONESIA BALI
Tangkapan layar dari tayangan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho membuka acara gelar wicara secara daring dengan topik ”Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara untuk Mendukung Bali Bangkit”, yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa (19/10/2021).
Menurut Tauhid Ahmad, ekonomi Bali tergantung dari pariwisata. Ketika ekonomi dunia saat ini menunjukkan indikator membaik, diharapkan pula pariwisata secara global akan membaik. Momentum pemulihan sektor ekonomi dunia dan Indonesia agar dimanfaatkan Bali dalam masa pandemi Covid-19. ”Ini potensi market yang bagus bagi Bali,” kata Tauhid, Selasa (19/10/2021).
Penanganan pandemi Covid-19 yang menunjukkan kondisi membaik di Indonesia ataupun di Bali berdampak pula terhadap kinerja perekonomian nasional ataupun Bali. Setelah mengalami kontraksi dan bertumbuh negatif sejak triwulan I-2020 sampai triwulan I-2021, catatan Bank Indonesia menunjukkan kinerja perekonomian Bali pada triwulan II-2021 tumbuh sebesar 2,83 persen secara tahunan (year over year/yoy).
Meski demikian, kinerja positif perekonomian Bali pada triwulan II-2021 masih di bawah kinerja perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 7,07 persen secara tahunan.
ISTIMEWA/BANK INDONESIA BALI
Tangkapan layar dari tayangan pemaparan Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam acara gelar wicara secara daring dengan topik ”Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara untuk Mendukung Bali Bangkit”, yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa (19/10/2021).
Pandemi Covid-19
Menurut Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, penanganan pandemi Covid-19 di Bali yang didukung pencapaian program vaksinasi Covid-19 yang tinggi memengaruhi kondisi pandemi Covid-19 di Bali yang mulai melandai sejak September 2021. Secara spasial, Bali saat ini termasuk provinsi dengan tingkat risiko rendah. ”Bali mulai masuk PPKM level 2,” kata Rizki dalam gelar wicara secara daring, Selasa.
Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang melandai juga memengaruhi mobilitas orang, termasuk kunjungan wisatawan Nusantara ke Bali. Meskipun jumlah kunjungan domestik ke Bali hingga saat ini masih lebih rendah dibandingkan setahun lalu, jumlah kedatangan penumpang melalui penerbangan domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mulai bertumbuh.
Data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menunjukkan, sebanyak 1,09 juta kunjungan terjadi sejak 1 Januari 2021 sampai 11 Oktober 2021. Jumlah kunjungan domestik melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai itu turun sedalam 12,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama setahun lalu, atau sejak 1 Januari 2020 sampai 11 Oktober 2020, yang tercatat sebanyak 1,25 juta kunjungan.
Tangkapan layar dari tayangan pemaparan Wakil Presiden Manajemen Pemasaran dan Akomodasi Traveloka John Safenson dalam acara gelar wicara secara daring dengan topik ”Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara untuk Mendukung Bali Bangkit”, yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa (19/10/2021).
Hasil survei preferensi wisatawan Nusantara yang dijalankan BI Provinsi Bali hingga awal Oktober 2021, mayoritas wisatawan Nusantara yang datang ke Bali, baik melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai maupun Pelabuhan Gilimanuk, bermaksud berwisata secara umum, dan umumnya pelancong itu berwisata bersama keluarga.
Adapun pihak Traveloka menyebutkan, Bali sebagai destinasi wisata masih diminati calon pelancong Nusantara. Dari survei internal Traveloka, menurut Safenson, Bali masuk dalam Top 20 provinsi tingkat pemesanan akomodasi selama 2020-2021. Bali berada di posisi keenam, sementara lima besarnya adalah provinsi yang berada di Pulau Jawa, yakni lain Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. Pemesanan akomodasi selama masa pandemi Covid-19 lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa karena ada perubahan perilaku pelancong yang sering melakukan staycation.
Safenson mengungkapkan, berdasarkan lalu lintas permintaan akomodasi hingga Maret 2021, Bali berada di posisi kedua, atau setelah Jawa Barat, sebagai destinasi yang paling dicari pelanggan Traveloka. Setelah Jawa Barat dan Bali, pelanggan Traveloka juga banyak mencari akomodasi di Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Safenson mengatakan, situasi pandemi Covid-19 memengaruhi daya beli masyarakat sehingga konsumen yang ingin berwisata akan memilih destinasi yang terjangkau dan menawarkan program promosi. Konsumen juga dinyatakan memperhatikan kedisiplinan pelaku usaha pariwisata di destinasi tujuan dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Kompas/Heru Sri Kumoro
Pengunjung menikmati pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang membentang di depan sebuah resto dan coffe shop di Penelokan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (13/10/2021).