Bisnis perhotelan mulai menggeliat seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Muncul tren, pertumbuhan hotel berbintang lebih gencar ketimbang hotel budget.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis perhotelan mulai menggeliat kembali. Beberapa hotel baru selesai dibangun dan mulai beroperasi. Proyek hotel berbintang diproyeksikan tumbuh lebih cepat dibandingkan hotel budget.
Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, bisnis perhotelan mulai menggeliat sejalan dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan meningkatnya mobilitas masyarakat. Meski mulai menggeliat, tingkat okupansi hotel diprediksi masih belum akan pulih seperti tahun 2019 atau sebelum pandemi.
Secara nasional, tingkat okupansi hotel rata-rata 45-50 persen atau masih di bawah okupansi normal rata-rata 56 persen. Di DKI Jakarta, misalnya, tingkat okupansi normal sekitar 70 persen. Tingkat keterisian hotel dinilai baru akan terdongkrak dengan aktivitas pertemuan, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran (MICE) yang biasanya didominasi kegiatan pemerintah.
Tingkat keterisian hotel dinilai baru akan terdongkrak dengan aktivitas pertemuan, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran (MICE) yang biasanya didominasi kegiatan pemerintah.
”Saat ini, pasar MICE masih tertekan, dengan pengetatan anggaran pemerintah dan realokasi anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19,” kata Hariyadi saat dihubungi, Minggu (17/10/2021).
Ia menambahkan, sejumlah hotel berbintang hingga saat ini masih memberikan potongan tarif kepada konsumen untuk mendorong okupansi, tetapi pemberlakuan diskon tarif itu bersifat temporer. Sejalan dengan kenaikan tingkat okupansi hotel, tarif diskon hotel secara bertahap akan berkurang dan menuju ke tarif normal.
Selama pandemi Covid-19, peluncuran sejumlah proyek baru hotel tertunda. Proyek-proyek hotel yang sudah selesai umumnya dibangun sejak sebelum pandemi. Adapun proyek-proyek yang masih bisa berjalan umumnya merupakan proyek dengan permodalan kuat.
Hariyadi menambahkan, tren pertumbuhan proyek baru hotel cenderung lebih didominasi hotel mewah atau di atas bintang empat. Kondisi itu ditopang permodalan kuat dan alasan prestise. Sebaliknya, kejenuhan mulai terlihat untuk pembangunan proyek baru hotel budget.
”Tren pembangunan hotel budget mulai melandai jika dibandingkan masa ledakan tahun 2015-2018. Ini karena mulai jenuh dan kompetisi yang makin ketat di segmen budget,” katanya.
Data Colliers Indonesia menunjukkan, pada triwulan III (Juli-September) 2021, terdapat dua hotel berbintang baru yang mulai beroperasi di DKI Jakarta, yakni The Langham Jakarta yang masuk kategori bintang lima dan Hilton Garden Inn Taman Palem (bintang empat). Penambahan hotel bintang lima itu merupakan yang pertama kali sejak 2019. Dengan penambahan itu, jumlah ruang hotel di Jakarta mencapai 44.275 ruangan.
”Beberapa hotel baru sudah mulai beroperasi. Diharapkan hotel-hotel yang dalam proses pembangunan juga bisa beroperasi sesuai jadwal,” kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto.
Di Jakarta saat ini terdapat 1 hotel berbintang lima yang masih dalam pengerjaan dan ditargetkan tuntas tahun ini, 1 hotel berbintang lima dan 1 hotel berbintang empat yang ditargetkan selesai tahun 2022, serta 1 hotel berbintang lima dan 2 hotel berbintang empat yang diharapkan selesai tahun 2023.
Ia menambahkan, PPKM darurat yang diberlakukan pada Juli 2021 akibat lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan tingkat okupansi hotel yang sempat meningkat kembali turun. Kini, dengan pelonggaran PPKM, tingkat keterisian hotel diharapkan terus meningkat. Penerapan sertifikasi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) dinilai menjadi aspek yang mampu memberikan kenyamanan dan kepastian bagi tamu hotel.
Penerapan sertifikasi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) dinilai menjadi aspek yang mampu memberikan kenyamanan dan kepastian bagi tamu hotel.
Sementara itu, PT Metropolitan Land Tbk (Metland) melalui anak perusahaan PT Sumber Tata Lestari saat ini tengah mengerjakan pembangunan proyek Hotel Horison Ultima Kertajati. Hotel berbintang empat itu direncanakan mulai beroperasi pada Desember 2021.
Wakil Direktur Divisi Hotel PT Metropolitan Land Tbk Purwantono mengatakan, pembangunan hotel itu untuk menunjang sarana pendukung Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB Kertajati) serta memenuhi kebutuhan akomodasi penumpang pesawat dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar bandara tersebut.
”Kami merupakan pihak swasta pertama yang turut serta dalam pembangunan sarana pendukung Bandara Kertajati. Kami juga mendukung pemerintah dalam pengembangan Majalengka sebagai salah satu daerah Rebana Metropolitan yang diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat ke depan,” ujar Purwantono dalam keterangan tertulis.