ORI020 Bisa Jadi Instrumen Investasi Sekaligus Dana Darurat
Pemerintah kembali menawarkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dengan seri ORI020. Jenis investasi ini bisa menjadi alternatif investasi bagi masyarakat, yang bisa dijual kembali sebelum jatuh tempo di pasar sekunder.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menerbitkan surat berharga negara bertipe obligasi ritel dengan seri ORI020 dengan masa penawaran 4-21 Oktober 2021. Kehadiran ORI020 diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi sekaligus meningkatkan kecukupan dana darurat.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 menjadi pembangkit kesadaran masyarakat akan pentingnya mempunyai bantalan berupa kecukupan dana darurat dan investasi.
”Munculnya ketidakpastian terhadap pekerjaan dan pendapatan mengharuskan kita semakin bijak dalam mengelola keuangan,” ujarnya saat peluncuran ORI020, Senin (4/10/2021).
ORI020 bisa dimanfaatkan sebagai dana darurat mengingat jenis obligasi ini dapat dijual kembali sebelum jatuh tempo di pasar sekunder.
ORI020 merupakan salah satu jenis surat berharga negara (SBN) ritel yang memiliki fitur bisa diperdagangkan dengan tenor tiga tahun hingga 15 Oktober 2024. Adapun besaran nilai investasi mulai dari Rp 1 juta hingga maksimal Rp 2 miliar per investor. Sementara itu, besaran kupon tetap ORI020 mencapai 4,95 persen per tahun.
Lucky menyatakan, ORI020 bisa dimanfaatkan sebagai dana darurat mengingat jenis obligasi ini dapat dijual kembali sebelum jatuh tempo di pasar sekunder. Perdagangan di pasar sekunder dibuka setelah dua kali pembayaran kupon.
ORI020 adalah instrumen aman karena pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin undang-undang dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahun. Investasi akan menguntungkan karena imbal hasil yang kompetitif dan dapat dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
”Investor memperoleh double return. Selain keuntungan, investor juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat karena berperan nyata membangun negeri,” ujar Luky.
Bagi masyarakat yang berminat untuk memiliki ORI020, pembelian bisa dilakukan dengan mendaftar melalui 27 mitra distribusi yang bekerja sama dengan pemerintah. Mitra distribusi terdiri dari 17 bank, 4 perusahaan sekuritas, 3 teknologi finansial (tekfin) agen penjual efek reksa dana, dan 3 tekfin penyedia layanan pinjaman antarpihak (peer to peer lending).
”SBN ritel diakses kapan saja dan di mana saja. Pembelian SBN ritel menggunakan sistem daring yang disebut e-SBN sejak tahun 2018. Keuntungan mengembangkan platform distribusi secara daring ini sangat terasa saat pandemi,” kata Luky.
Sebelum melakukan pemesanan pembelian, setiap calon investor sebaiknya telah memahami memorandum informasi ORI020 yang dirilis pada 4 Oktober 2021 dan dapat diakses di landing page pada tautan www.kemenkeu.go.id/ori.
Penggunaan dana
Luky menambahkan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil pembiayaan ORI020 akan digunakan untuk pemenuhan target pembiayaan APBN 2021. Penggunaan dana APBN ini termasuk pembiayaan untuk upaya penanganan dan pemulihan dampak pandemi Covid-19.
Beberapa di antaranya adalah untuk program vaksinasi serta penyediaan anggaran biaya klaim keperawatan pasien Covid-19. Hingga 27 September 2021, vaksinasi Indonesia sudah mencapai 136 juta dosis non-booster atau 32,7 persen terhadap target. Per 24 September, realisasi pembiayaan klaim perawatan pasien Covid-19 mencapai Rp 31,6 triliun.
”Dukungan untuk program kesehatan dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 sudah menjadi komitmen bersama di mana pendanaannya telah tertuang dalam APBN 2021,” kata Luky.
Target penjualan
Pemerintah menargetkan penjualan ORI020 dapat mencapai Rp 15 triliun. Angka ini lebih rendah dari penjualan seri SBN sebelumnya, yakni SR015, yang penjualannya tercatat mencapai Rp 27 triliun pada bulan September 2021.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, penurunan target penjualan ORI020 dilakukan karena kuota yang disiapkan pemerintah untuk penawaran SBN ritel sudah banyak terpenuhi.
”Jadi, bukan menurunkan, melainkan kami sudah punya target setahun berapa penjualan SBN ritel. Kami lihat penjualan ORI019 Februari, kemarin juga SR015, ini sudah memecahkan rekor dan melebihi alokasi awal yang kami siapkan. Dengan demikian, ini membuat akhir tahun ini sedikit lagi kuotanya,” ujarnya.
Deni menambahkan, kupon yang lebih rendah dari SR015 ini karena pemerintah sudah memperhitungkan kondisi pasar. Dia melihat, yield obligasi tenor 3 tahun sudah turun. Alhasil, kupon yang ditawarkan pun lebih mini.
Selain itu, dia menyatakan bahwa pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi di ORI020 sudah turun menjadi 10 persen dari sebelumnya 15 persen. ”Dari kupon yield-nya lebih besar, dari pajaknya lebih murah dibandingkan dengan deposito,” katanya.