Grup Djarum Beli Dua Emiten Seharga Rp 18 Triliun dalam Sehari
Kelompok usaha Djarum hari ini menyelesaikan dua transaksi pembelian saham emiten di Bursa Efek Indonesia. Kedua transaksi tersebut dilakukan di pasar negosiasi dengan jumlah sekitar Rp 18,7 triliun.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelompok usaha Djarum hari ini menyelesaikan dua transaksi pembelian saham emiten di Bursa Efek Indonesia. Kedua transaksi tersebut dilakukan di pasar negosiasi dengan jumlah sekitar Rp 18,7 triliun.
Anak perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk, yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), telah selesai mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Jumlah saham yang dibeli 1.069.614.676 saham dengan persentase dari modal disetor 94,03 persen. Saham itu dibeli dari 14 pemegang saham lama Solusi Tunas Pratama. Harga pembelian Rp 15.640,51 per saham dengan nilai pengambilalihan Rp 16,7 triliun.
Sarana Menara Nusantara memiliki 99,99 persen saham Protelindo. Adapun keluarga Hartono, pemilik Grup Djarum, memiliki Sarana Menara Nusantara melalui PT Sapta Adhikari. Protelindo mendapatkan kucuran kredit dari tujuh bank berjumlah total Rp 14 triliun.
”Kami bersyukur telah berhasil menyelesaikan transaksi strategis ini dalam waktu singkat. Dengan akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 kilometer jaringan kabel serat optik,” demikian disampaikan Presiden Direktur dan CEO Sarana Menara Nusantara Aming Santoso dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/10/2021).
Dengan akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel serat optik.
Aming melanjutkan, penambahan pendapatan dari akuisisi Solusi Tunas Pratama dengan nilai lebih dari Rp 2,1 triliun dan EBITDA hampir Rp 1,9 triliun akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terbesar di Indonesia. Skala bisnis yang lebih besar akan semakin memperkuat posisi keuangan Protelindo, memperluas layanan yang dapat disediakan kepada para pelanggan, dan juga memungkinkan terjadinya peningkatan efisiensi operasional, serta menciptakan sinergi.
Sumber pendanaan transaksi ini adalah pinjaman baru sebesar Rp 14 triliun ditambah dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang telah ada sekitar Rp 2,7 triliun. Meskipun utang Protelindo meningkat, setelah akuisisi tersebut, Fitch Ratings tetap mengafirmasi peringkat utang Protelindo pada peringkat BBB dengan outlook stable dan peringkat domestik AAA. Demikian pula dengan S&P yang tetap memandang Protelindo sebagai perusahaan berstatus investment grade dengan peringkat BBB-.
Wakil Direktur Utama Protelindo Adam Gifari menambahkan, sebelumnya Protelindo tidak memiliki saham pada PT Solusi Tunas Pratama. ”Sebelum tanggal pengambilalihan ini, Protelindo tidak memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, saham yang diterbitkan oleh Solusi Tunas Pratama. Tujuan pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha Protelindo serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, harga saham Solusi Tunas Pratama naik 12 persen menjelang penutupan perdagangan pada akhir pekan ini, yaitu pada harga Rp 14.800 per saham dengan volume transaksi yang kecil. Sementara harga saham Sarana Menara turun 1,5 persen menjadi Rp 1.305 per saham.
Meskipun utang Protelindo meningkat, setelah akuisisi tersebut, Fitch Ratings tetap mengafirmasi peringkat utang Protelindo pada peringkat BBB dengan outlook stable dan peringkat domestik AAA.
Tidak hanya menyelesaikan akuisisi Solusi Tunas Pratama, perusahaan lain dalam Grup Djarum, yaitu PT Global Digital Niaga (GDN) yang dikenal dengan lokapasarnya Blibli.com, juga telah menyelesaikan akuisisi 51 persen saham PT Supra Boga Lestari Tbk, pengelola Ranch Market. Dalam keterangan manajemen GDN, pembelian 797.888.628 saham milik PT Supra Boga Lestari Tbk.
”Saham-saham tersebut dibeli pada harga Rp 2.550 per saham sehingga total nilai transaksi pengambilalihan adalah Rp 2,03 triliun,” demikian manajemen Blibli, Jumat. Dikatakan pula, saat ini penerima manfaat dari GDN adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang merupakan pendiri Grup Djarum.
Adapun tujuan pengambilalihan ini untuk pengembangan usaha dan perluasan ekosistem perseroan sebagai salah satu perusahaan e-dagang terkemuka di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan, pergantian pemilik utama PT Supra Boga Lestari ini akan diikuti dengan penawaran tender. Para pemegang saham lainnya dapat melepaskan kepemilikannya kepada pemegang saham baru. Saham PT Supra Boga Lestari ditutup melemah 0,41 persen menjadi Rp 2.410. Transaksi di pasar negosiasi ini membuat total transaksi perdagangan BEI melonjak dalam dua hari belakangan.