Mahakam Ulu Ditargetkan Punya Jalan Beraspal ke Daerah Lain Akhir 2021
Setelah 8 tahun berdiri, Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim, belum memiliki jalan darat yang baik ke daerah lain. Kebutuhan pokok didistribusikan lewat sungai yang membutuhkan waktu 36 jam menjadikan harga barang mahal.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Setelah delapan tahun berdiri, Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur belum memiliki jalan darat yang baik. Itu membuat biaya transportasi dan harga barang pokok mahal. Pemerintah menargetkan jalur darat ke wilayah tetangga, yakni Kabupaten Kutai Barat, sudah beraspal pada akhir tahun 2021.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mahakam Ulu Bernadetha Buaq menjelaskan, masyarakat Mahakam Ulu sangat tergantung dengan transportasi air di Sungai Mahakam. Sebab, belum ada jalur darat yang layak dan nyaman dilewati warga untuk menuju daerah lain.
Adapun jalur sungai tersebut sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Pada musim kemarau, sejumlah titik sungai sulit dilalui karena airnya dangkal. Hal itu membahayakan pelayaran, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia, yakni Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.
”Kondisi jalan darat yang ada belum memadai sehingga layanan angkutan umum belum dapat diberikan kepada masyarakat mengingat jalan masih berupa tanah berbatu. Apabila musim hujan, (jalan itu) akan sangat riskan dilalui karena licin dan banyak kubangan,” ujar Bernadetha dalam seminar daring ”Menilik Transportasi di Perbatasan Kalimantan”, Rabu (29/9/2021).
Kabupaten yang berdiri tahun 2013 ini memang memiliki akses jalan darat. Namun, infrastruktur jalan aspal yang sudah selesai dibangun baru ada di Kecamatan Long Bagun, pusat pemerintahan Mahakam Ulu. Selebihnya, sekitar 700 kilometer (km) jalan berupa jalur tanah berbatu dipadatkan.
Jalan tanah itu hanya bisa dilalui mobil bergardan ganda. Akibatnya, transportasi umum darat di wilayah ini juga belum tersedia.
Bahkan, jalur darat dari Kecamatan Long Bangun menuju kabupaten terdekat, yakni Kutai Barat, juga belum bisa dilalui masyarakat karena kondisinya masih tanah berbatu. Jalur itu pun hanya bisa dilalui mobil bergardan ganda.
Akibatnya, sejumlah kebutuhan pokok yang tak tersedia di Mahakam Ulu didistribusikan melalui jalur sungai. Selama ini, sembako diangkut dari Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kaltim, dengan kapal kayu menyusuri Sungai Mahakam menuju Mahakam Ulu. Perjalanan itu membutuhkan waktu tempuh sekitar 36 jam. Hal tersebut membuat harga sejumlah bahan pokok relatif lebih mahal.
Bernadetha menjelaskan, jika ada jalur darat yang baik, perjalanan dari Mahakam Ulu ke Samarinda diperkirakan hanya membutuhkan waktu 10 jam. ”Jalur darat yang baik diperlukan untuk menekan biaya yang tinggi dan menekan pemborosan waktu tempuh,” katanya.
Jalur darat yang baik diperlukan untuk menekan biaya yang tinggi dan menekan pemborosan waktu tempuh.
Kepala Subdirektorat Keterpaduan Sistem Jaringan Jalan dan Jembatan, Dirjend Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pantja Dharma Oetojo mengatakan, pemerintah sedang menjalankan program pembangunan jalan di wilayah perbatasan di Kaltim. Anggarannya Rp 453 miliar pada tahun 2021 ini.
Ada delapan paket pembangunan jalan yang dilaksanakan dengan target jalan yang dibangun sepanjang 32,08 km. Salah satu jalan yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah jalur Long Bagun (Mahakam Ulu)-Tering 1 (Kutai Barat) sepanjang 8 km.
Adapun jarak Kecamatan Long Bagun ke pusat pemerintahan Kutai Barat sekitar 160 km. Pemerintah menargetkan peningkatan jalan Long Bagun-Tering, Kutai Barat, sepanjang 142,37 km.
Pada 2020, Kementerian PUPR mencatat jalan itu sudah beraspal 45,94 km. Pada akhir 2021, jalan ditargetkan sudah teraspal 72,43 km. Pembangunan dilakukan dengan dana APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
”Long Bagun, ibu kota Mahakam Ulu, itu, satu-satunya ibu kota kabupaten yang belum mempunyai akses darat memadai. Harapannya, selain (dari) APBN, ada juga dari APBD provinsi dan APBD kabupaten. Gotong Royong, di akhir tahun diharapkan Long Bagun sudah terakses (jalan) beraspal dengan wilayah lain di Kaltim,” ujar Pantja.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan, Mahakam Ulu merupakan salah satu dari 122 daerah yang terdepan, terpencil, dan tertinggal. Ia mengatakan, jangan sampai kabupaten ini terus tertinggal mengingat pemerintah berencana memindahkan ibu kota negara ke Kaltim.
”Butuh jaringan jalan. Ini yang harus dipercepat untuk di Kalimantan Timur,” katanya.