Pemerintah Terbitkan SDG ”Bond” Perdana di Asia Tenggara
Penerbitan SDG ”bond” RIEURO334 dilakukan pada saat yang tepat, mengingat biaya penerbitan (”cost of fund”) obligasi global masih cukup murah seiring dengan tren penurunan suku bunga global.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
Surat utang negara (SUN) yang dinamai Sustainable Development Goals (SDG) bond itu akan diterbitkan dalam denominasi euro. Obligasi berseri RIEURO334 ini terbit dengan nilai nominal emisi mencapai 500 juta euro. Surat utang itu memiliki tenor hingga 12 tahun dan imbal hasil sebesar 1,351 persen.
Berdasarkan keterangan yang diterima Kompas dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan, obligasi negara tersebut akan diterbitkan pada 23 September 2021 dan jatuh tempo pada 23 September 2034.
Direktur SUN DJPP Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengklaim bahwa rencana ini akan menjadi penerbitan SDG bond pertama di Asia Tenggara. ”Ini mencerminkan kepemimpinan Indonesia dalam pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG,” ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Penerbitan SDG bond mencerminkan kepemimpinan Indonesia dalam pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG.
Meski begitu, Deni masih belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut terkait proyek-proyek yang akan didanai oleh hasil penerbitan SDG bond tersebut.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai penerbitan obligasi bertema SDG ini juga merupakan supaya pemerintah memenuhi target pembiayaan utang tahun ini. Dengan nilai nominal yang cukup besar, penerbitan global bond akan menjangkau lebih banyak investor asing.
Menurut dia, penerbitan SDG bond RIEURO334 dilakukan pada saat yang tepat, mengingat biaya penerbitan (cost of fund) obligasi global masih cukup murah seiring dengan tren penurunan suku bunga global.
Kompas
Detail dari surat utang negara (SUN) berdenominasi euro, SDG bond, yang akan diterbitkan pada 23 September 2021.
”Momentum ini juga dimanfaatkan pemerintah saat menerbitkan sukuk global pertengahan tahun ini,” katanya.
Minat serta animo investor terhadap obligasi global terbitan Indonesia, lanjut Ramdhan, masih akan tinggi. Daya tarik SDG bond tersebut juga ditopang oleh rekam jejak penerbitan obligasi global Pemerintah Indonesia yang bagus. Ramdhan menuturkan, selama ini Pemerintah Indonesia memiliki catatan yang baik dalam pembayaran bunga atau kupon obligasi global.
Di samping itu, kondisi ekonomi makro yang optimal juga semakin meningkatkan keyakinan investor terhadap pasar surat utang Indonesia. Hal ini terlihat dari tren pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19 yang cenderung lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
”Peringkat utang Indonesia juga masih sangat bagus, investment grade. Ini akan menjadi sentimen tambahan yang meningkatkan daya tarik obligasi global ini,” katanya.
Lebih lanjut, Ramdhan menuturkan prospek positif obligasi global ini turut didukung oleh tingkat likuiditas global yang masih melimpah.