Sejumlah emiten di sektor ritel di Bursa Efek Indonesia optimistis situasi akan membaik di akhir tahun ini. Pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat membuat bisnis di sektor ini bergeliat lagi.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -— Pengetatan kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 sangat dirasakan dampaknya oleh emiten peritel. Banyak gerai yang terpaksa tutup atau dipersingkat jam operasionalnya. Meski demikian, para peritel tetap optimistis situasi sulit ini akan segera berakhir.
Pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diyakini akan membuat kinerja peritel menjadi semakin baik. Konsep baru dan gerai baru bahkan siap dibuka kembali seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
”Bulan September ini tampaknya akan lebih baik dibandingkan dengan situasi pada Juli dan Agustus lalu,” kata CEO PT Matahari Departement Store Terry O’Connor dalam Public Expose Live, akhir pekan lalu. Dengan pelonggaran tersebut, Matahari akan membuka kembali beberapa gerainya. Jumlah gerai yang beroperasi bertambah dari 31 gerai menjadi 45 gerai.
Matahari telah menutup 32 gerai sejak 2019 dan hingga kini tersisa 137 gerai. Gerai yang ditutup merupakan gerai yang memberikan pendapatan yang kurang baik. Setelah penutupan gerai tersebut, pendapatan sebelum pajak, depresiasi, dan amortisas, (EBITDA) Matahari justru meningkat dari 17,7 persen menjadi 18,6 persen.
O’Connor optimistis, Matahari masih banyak memiliki peluang untuk berkembang. Saat ini, Matahari juga menjajaki penjualan melalui berbagai kanal secara daring.
Senada dengan manajemen Matahari, manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk yang juga mengoperasikan toko ritel optimistis situasi sulit karena pandemi ini akan segera berlalu. Sejak 2020, Ramayana menutup 19 gerai. Hingga Juni, Ramayana memiliki 102 gerai. Pemberlakukan PPKM juga membuat Ramayana harus menghitung ulang targetnya.
”Tren penurunan penjualan mulai pulih pada September ini, seiring dengan pelonggaran PPKM. Kami berharap hingga akhir tahun nanti level PPKM akan semakin menurun sehingga pusat perbelanjaan bisa kembali dibuka dan menyumbang penjualan,” kata Pelaksana Tugas Direktur Keuangan Ramayana Andreas Lesmana dalam Public Expose Live, akhir pekan lalu.
Proyeksi penjualan diturunkan dari 15 persen menjadi 10 persen pada tahun ini. Andreas optimistis penjualan dapat mencapai Rp 4,35 triliun jika situasi semakin membaik.
Ritel merupakan salah satu sektor yang langsung terkena dampak pandemi Covid-19 sejak tahun lalu.
Ritel merupakan salah satu sektor yang langsung terkena dampak pandemi Covid-19 sejak tahun lalu. Dampak itu muncul karena pembatasan pergerakan ataupun karena penurunan daya beli masyarakat.
Guna bertahan dari tekanan pandemi yang membatasi pergerakan masyarakat, emiten-emiten ritel mengubah strategi penjualannya. Penjualan secara daring menjadi pendukung kinerja emiten ritel pada semester I-2021.