Pandemi Covid-19 mengubah pola belanja masyarakat jadi semakin digital. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah berpeluang menjangkau pasar lebih luas dengan bertransformasi ke sistem pemasaran digital.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pandemi Covid-19 mengubah pola belanja masyarakat jadi semakin digital. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah berpeluang menjangkau pasar lebih luas dengan bertransformasi ke sistem pemasaran digital.
Acara Lampung Begawi Ke-5 yang diluncurkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung merupakan satu cara bagi pelaku UMKM untuk memperkuat pasar secara digital. Pameran diselenggarakan secara virtual dengan menampilkan puluhan produk.
Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Budiharto Setyawan mengemukakan, upaya memajukan UMKM untuk pemulihan ekonomi Lampung penting di tengah pandemi Covid-19. Untuk mendukung promosi UMKM, BI Lampung menggelar acara Lampung Begawi pada 9-12 September 2021. Acara yang diadakan secara hybrid itu mendorong masyarakat untuk berbelanja produk UMKM Lampung melalui website www.lampungkreatif.com.
Untuk mendukung ekosistem digital, BI Lampung juga terus menyosialisasikan digitalisasi sistem pembayaran pada pelaku UMKM dan masyarakat. Saat ini sudah lebih 60 persen pelaku UMKM Lampung tersambung ke akses pembayaran digital QRIS.
”Kami bersinergi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta instansi lain dalam melaksanakan berbagai program di bidang pemberdayaan UMKM, pariwisata, ekonomi syariah, dan keuangan digital,” kata Budiharto saat menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan Lampung Begawi di Bandar Lampung, Kamis (9/9/2021).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menuturkan, pandemi Covid-19 mendorong ekosistem bisnis menjadi lebih kuat. Kreativitas, digitalisasi, dan sinergi menjadi kunci UMKM untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, pelaku UMKM juga harus menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas agar sehat dan bisa terus menjalankan usahanya.
Kami bersinergi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta instansi lain dalam melaksanakan berbagai program pemberdayaan UMKM, pariwisata, ekonomi syariah, dan keuangan digital. (Budiharto Setyawan)
Keunggulan Lampung, selain produk UMKM beragam, provinsi ini juga memiliki potensi pariwisata alam yang indah. Berbagai destinasi wisata pantai, air terjun, hingga pegunungan bisa menjadi daya tarik jika dipromosikan dengan tepat.
Sebagai gerbang Sumatera, Lampung berpeluang mendapat manfaat ekonomi dari sektor pariwisata. Apalagi, aksesibilitas dari Jakarta dan Palembang juga lebih mudah dengan beroperasinya Jalan Tol Trans-Sumatera.
Untuk itu, produk ekonomi kreatif harus terus dipromosikan bersamaan dengan kegiatan pariwisata. Pemerintah daerah dan instansi lain juga harus bersinergi dalam mempromosikan produk UMKM.
Produk kreatif
Salah satunya ialah membeli dan memakai produk kreatif tersebut. Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga memakai batik Lampung sebagai bentuk dukungan langsung pada UMKM Lampung.
Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, selama ini pemerintah daerah telah berupaya melakukan pendampingan kepada 192.234 UMKM yang tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung. Dari total 17 subsektor ekonomi kreatif, ada tiga subsektor yang menjadi andalan Lampung, yakni kuliner, fashion, dan kriya.
Pemda juga bekerja sama dengan BI Lampung mendorong pengembangan destinasi wisata berbasis CHSE (cleanliness, health, safety, environment). Promosi penggunaan QRIS pada pelaku usaha pendukung pariwisata, seperti pedagang oleh-oleh dan jasa transportasi juga terus dilakukan.
”Wisatawan dapat berwisata sekaligus menikmati makanan dan berbelanja produk unggulan khas Lampung, seperti kain tapis,” ujar Arinal.