BI menegaskan bahwa tambahan alokasi SDR yang setara dengan 6,31 miliar dollar AS dari IMF ke Indonesia bukanlah utang. Itu merupakan kebijakan IMF yang diberikan tak hanya ke Indonesia, tapi juga ke seluruh anggotanya.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia atau BI menegaskan bahwa tambahan alokasi Special Drawing Rights atau SDR dari Dana Moneter Internasional senilai 4,46 miliar SDR atau setara 6,31 miliar dollar AS bukanlah utang. Pemberian itu dilakukan IMF tak hanya kepada Indonesia, tetapi juga kepada 190 negara yang menjadi anggota dengan alasan untuk memperkuat likuiditas negara-negara dalam menghadapi kontraksi ekonomi yang dipicu pandemi.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi menjelaskan, alokasi pemberian SDR dari Dana Moneter Internasional (IMF) itu bukan merupakan utang kepada Indonesia. ”Ini bukan utang dari IMF. BI juga tidak meminta diberikan ini. Pengalokasian SDR ini murni kebijakan dari IMF kepada anggotanya di seluruh dunia untuk membantu menghadapi persoalan ekonomi karena pandemi,” ujar Doddy dalam webinar Taklimat Media BI dengan topik ”Local Current Settlement (LCS) dan Cadangan Devisa”, Rabu (8/9/2021).
SDR adalah cadangan aset internasional yang dibuat IMF pada 1969. Ini diberikan IMF kepada anggotanya untuk meningkatkan atau memperkuat cadangan devisa negara anggota.
Awal Agustus lalu 2021, IMF menyetujui untuk mengalokasikan 456 milliar SDR atau setara dengan 650 miliar dollar AS untuk dibagikan kepada 190 anggotanya, termasuk Indonesia. Ini dimaksudkan untuk mendorong likuiditas global.
Pengalokasian SDR itu efektif mulai 23 Agustus 2021. Adapun sekitar 193 miliar SDR atau sekitar 275 miliar dollar AS dibagikan kepada negara berkembang dan negara berpendapatan rendah.
”Ini adalah keputusan bersejarah dan menjadi pengalokasian SDR kepada anggota terbesar dalam sejarah IMF. Pengalokasian SDR ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para anggota untuk memperkuat pencadangan jangka panjang, membangun kepercayaan, dan memperkuat ketahanan ekonomi global,” ujar Managing Director IMF Kristalina Geogieva dalam keterangan resmi di situs IMF, 2 Agustus 2021.
Doddy menambahkan, ini pun bukan kali pertama IMF memberikan SDR. Sepanjang sejarahnya, IMF sudah mengalokasikan pembagian SDR empat kali.
Pertama kali yakni pada tahun 1972, IMF memberikan alokasi SDR bagi negara-negara di dunia sebesar 9,3 miliar SDR. Relatif kecil karena skala ekonomi dunia waktu itu juga masih kecil. Kemudian, yang kedua sekitar tahun 1979 hingga 1981, IMF memberikan tambahan alokasi SDR sebesar 12,1 miliar SDR.
Pada saat krisis finansial global tahun 2009, IMF menambah lagi SDR sebesar 161,2 miliar SDR. Yang keempat pada tahun ini, pada saat pandemi Covid-19, IMF kembali mengalokasikan 456,5 miliar SDR atau ekuivalen 650 miliar dollar AS untuk memperkuat ekonomi global.
”Semua negara anggota IMF mendapatkan SDR, bahkan negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun,” ujar Doddy.
Cadangan devisa
Dengan tambahan SDR sebesar 4,46 miliar SDR yang setara dengan 6,31 miliar dollar AS tersebut, cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2021 menjadi 144,8 miliar dollar AS.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah sehingga berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.
”Tambahan devisa itu makin memperkuat ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Devisa BI Rudy Brando Hutabarat.
Ia menjelaskan, sebetulnya tanpa tambahan SDR dari IMF, posisi cadangan devisa Indonesia dalam posisi siap menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan. Cadangan devisa Indonesia juga mengalami penguatan selama pandemi.
Pada Maret 2020 atau saat awal pandemi, cadangan devisa Indonesia sebesar 120,96 miliar. Adapun kini pada posisi Agustus 2021, cadangan devisa Indonesia bertambah menjadi 144,8 miliar dollar AS.
”Yang ingin saya sampaikan bahwa kondisi cadangan devisa kita dalam keadaan baik dan siap menjaga stabilitas,” ujar Rudy.