IMF Tambah Cadangan Devisa Indonesia 6,31 Miliar Dollar AS
IMF mengalokasikan pemberian ”special drawing rights” (SDR) senilai 4,46 miliar SDR atau setara dengan 6,31 miliar dollar AS kepada Indonesia. Hal ini membuat cadangan devisa Indonesia meningkat.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan tambahan alokasi special drawing rights atau SDR senilai 4,46 miliar SDR atau setara dengan 6,31 miliar dollar AS kepada Indonesia. Dengan tambahan itu, cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 menjadi sebesar 144,8 miliar dollar AS atau bertambah 7,5 miliar dollar AS dari akhir Juli 2021 yang sebesar 137,3 miliar dollar AS.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, peningkatan posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus banyak ditopang oleh pendistribusian SDR oleh IMF.
”Hal itu ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan juga untuk memperkuat cadangan devisa global. Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya,” ujar Erwin, Selasa (7/9/2021).
Awal Agustus 2021, IMF menyetujui untuk mengalokasikan total 456 milliar SDR atau setara dengan 650 miliar dollar AS untuk dibagikan kepada 190 anggotanya, termasuk Indonesia. Hal ini dimaksudkan mendorong likuiditas global. SDR merupakan mata uang khusus yang digunakan khusus oleh bank-bank sentral anggota IMF.
”Ini adalah keputusan bersejarah dan menjadi pengalokasian SDR terbesar dalam sejarah IMF. Pengalokasian SDR ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para anggota untuk memperkuat pencadangan jangka panjang, membangun kepercayaan, dan memperkuat ketahanan ekonomi global,” ujar Managing Director IMF Kristalina Georgieva dalam keterangan resmi di situs IMF, 2 Agustus 2021.
Pengalokasian SDR itu efektif mulai 23 Agustus 2021. Sekitar 193 miliar SDR atau sekitar 275 miliar dollar AS dibagikan kepada negara berkembang dan negara berpendapatan rendah.
Sektor eksternal
Dengan tambahan SDR itu, cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus mencapai 144,8 miliar dollar AS atau meningkat 7,5 miliar dollar AS dibandingkan dengan posisi Juli 2021. Ini merupakan tambahan signifikan sebab dalam beberapa bulan terakhir, nilai cadangan devisa Indonesia stabil di kisaran 136 miliar dollar AS-138 miliar dollar AS.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah sehingga berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.
”Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Erwin.
Perkuat stabilitas
Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pengalokasian SDR oleh IMF kepada para anggotanya ini merupakan inisiatif IMF untuk mendukung negara-negara yang rentan krisis karena pandemi Covid-19.
Bagi Indonesia, tambahan cadangan devisa ini bisa memperkuat kestabilan nilai tukar dalam mengantisipasi rencana pengetatan moneter Amerika Serikat seiring dengan pulihnya ekonomi negara adidaya tersebut.
”Cadangan devisa Indonesia sebetulnya sudah kuat. Tapi tambahan ini makin memperkuat sehingga BI punya instrumen penting dalam mengantisipasi risiko tapering,” ucap Josua.
Selain SDR, sumber peningkatan cadangan devisa lainnya pada Agustus adalah surplus neraca pembayaran. ”Ini ditopang oleh meningkatnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik yang berimplikasi pada penguatan nilai tukar rupiah sebesar 0,8 persen menjadi rata-rata Rp 14.379 per dollar AS pada Agustus dibandingkan rata-rata bulan Juli sebesar 14.494 per dollar AS,” tutur Josua.