Tren Penurunan Kasus Covid-19, Jasa Logistik Tetap Harus Waspada
Tren penurunan kasus positif Covid-19 tetap harus diwaspadai, terutama bagi pelaku jasa logistik. Di samping vaksinasi dan protokol kesehatan, edukasi terhadap berbagai informasi Covid-19 sangat diperlukan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren penurunan kasus positif Covid-19 tetap harus diwaspadai, terutama bagi pelaku jasa logistik. Edukasi vaksinasi yang memberikan perlindungan diri tetap diperlukan mengingat jumlah mitra pengemudi jasa logistik tersebar di seluruh Tanah Air.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi ”Bangkit Bersama Mitra Driver Gojek untuk Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh” secara virtual di Jakarta, Senin (23/8/2021), mengatakan, ”Lonjakan kasus yang terjadi di bulan Juli terbukti bisa diatasi bersama-sama. Kasus sudah semakin menurun, begitu pula angka kesembuhan, serta PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level semakin menurun. Waspadalah terhadap titik lengah.”
Pengalaman pada Februari-Maret 2021 dinilai sebagai kelengahan karena menimbulkan peningkatan kasus. Hingga kini, varian-varian baru maupun mutasi virus masih bisa terjadi. Dampak varian Delta, misalnya, menjadikan grafik peningkatan kasus penyebaran Covid-19 yang mencapai 6-8 kali lebih tinggi dibandingkan penyebaran pada Desember 2020.
Terhadap mitra pengemudi Gojek, Nadia mengingatkan pentingnya vaksinasi supaya pengemudi tidak menjadi sumber penularan, baik terhadap keluarga maupun pelanggan atau rekan kerja. Selain bermanfaat melindungi individu, vaksinasi juga membentuk kekebalan kelompok.
Dampak varian Delta, misalnya, menjadikan grafik peningkatan kasus penyebaran Covid-19 yang mencapai 6-8 kali lebih tinggi dibandingkan penyebaran pada Desember 2020.
Hingga kini, pemerintah menargetkan jumlah sasaran vaksinasi dari semula 181,5 juta menjadi 208,2 juta orang, termasuk penambahan sasaran usia 12-17 tahun. Untuk bisa mencapai kekebalan kelompok, cakupannya harus sedikitnya 70 persen atau sekitar 188,5 juta orang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 23 Agustus 2021, jumlah warga yang telah divaksin mencapai 88,562 juta orang atau sekitar 42,5 persen. Namun, jumlah peserta vaksinasi pertama baru mencapai 56,79 juta orang atau 27,2 persen, sedangkan peserta vaksinasi kedua sebanyak 31,3 juta orang atau 15,05 persen dari total sasaran vaksinasi.
”Kunci menghadapi pandemi ini adalah tetap melaksanakan protokol kesehatan dan segera mengikuti vaksinasi. Tentu, protokol ketat yang dilakukan mitra Gojek akan memberikan rasa aman bagi pengguna jasa antar ini,” tegas Nadia.
Nadia mengatakan, saat inilah waktunya bangkit bersama. Pada awal pandemi, fokus bangsa adalah penanganan kesehatan dan sekarang waktunya pemulihan ekonomi. Semua lelah dengan situasi pandemi ini. Tentu, program vaksinasi yang melibatkan swasta sangat dibutuhkan. Mengurangi mobilitas juga menjadi kunci untuk keluar dari situasi pandemi.
Program vaksinasi yang melibatkan swasta sangat dibutuhkan. Mengurangi mobilitas juga menjadi kunci untuk keluar dari situasi pandemi.
Head of Indonesia Region Gojek Gede Manggala mengatakan, setelah enam bulan melakukan edukasi vaksin terhadap mitra pengemudi Gojek, ternyata hasil survei terhadap 50.000 responden menunjukkan sebesar 90 persen lebih percaya diri dalam bekerja usai divaksin.
Manajemen Gojek pun telah menggelar pos pelayanan vaksinasi dengan tingkat kepuasan 94 persen. Kemudian, sebesar 96 persen responden merasa Gojek peduli terhadap kesehatan mitranya berkat adanya posko vaksinasi khusus mitra Gojek. Sebanyak 88 persen merasa lebih aman saat memenuhi pesanan dari pelanggan di tengah pandemi.
Sejak Maret 2020, manajemen Gojek menyadari para mitra yang mengalami penurunan jumlah penumpang masih tertolong dengan peningkatan jasa pengiriman barang. Mencermati kondisi itu, dana sebesar Rp 125 miliar telah dikucurkan untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok berupa voucer belanja sembako, bantuan tunai pembelian sembako, serta bantuan makanan sehat dan murah.
Selain itu, tambah Gede, saat mitra pengemudi Gojek harus menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19, tentu saja mereka kehilangan pendapatan. Karena itu, bantuan untuk memenuhi kebutuhan mitra yang terpapar Covid-19 juga disalurkan. Bantuan pendapatan yang disediakan mencapai Rp 1,4 juta per orang. Namun, setiap mitra hanya berhak satu kali mendapatkan bantuan pendapatan ini dan tidak berlaku untuk terinfeksi Covid-19 yang berulang.
”Manajemen Gojek berkomitmen dan konsisten memberikan dukungan para mitra pengemudi Gojek sebagai ekosistem untuk bangkit bersama menghadapi pandemi ini,” ucap Gede.
Bantuan pendapatan yang disediakan mencapai Rp 1,4 juta per orang. Namun, setiap mitra hanya berhak satu kali mendapatkan bantuan pendapatan ini dan tidak berlaku untuk terinfeksi Covid-19 yang berulang.
Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Ahmad Yani mengatakan, Gojek telah melakukan langkah-langkah yang besar manfaatnya. Pertama, mengajak masyarakat berpartisipasi dalam program vaksinasi. Lebih dari 19 kali manajemen Gojek membantu program vaksinasi yang dilakukan pemerintah melalui berbagai kerja samanya.
Kedua, hal menarik yang dilakukan Gojek adalah membawa satu warga lansia untuk mengikuti vaksinasi, termasuk membawa pekerja di sektor lainnya. Inisiatif Gojek ini sangat mendukung program pemerintah.