Presiden Jokowi Minta Nilai Tambah Porang Ditingkatkan
Di Madiun, Presiden Jokowi meminta Menteri Pertanian agar betul-betul serius mengelola komoditas baru berupa porang. ”Kita harapkan, kita akan tidak mengekspor porang dalam bentuk mentahan,” kata Presiden Jokowi.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta adanya peningkatan nilai tambah porang. Hal ini agar nantinya komoditas porang tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi juga berupa barang setengah jadi atau bahkan produk jadi.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/8/2021). Kunjungan ke pabrik ini merupakan rangkaian agenda kerja Kepala Negara ke Provinsi Jawa Timur, yakni setelah meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 serta berdialog secara virtual melalui konferensi video dengan peserta vaksinasi di sejumlah provinsi.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Jawa Timur, antara lain, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda M Tonny Harjono, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Brigadir Jenderal Tri Budi Utomo, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
”Siang hari ini saya datang ke Kabupaten Madiun untuk melihat pabrik pengolahan porang, PT Asia Prima. Menurut saya pengolahan yang ada di PT Asia Prima ini memberikan nilai tambah yang baik, utamanya kepada petani. Saya tadi menanyakan per hektar bisa menghasilkan berapa ton? Disampaikan bahwa satu hektar bisa 15-20 ton,” kata Presiden Jokowi.
Hasil per musim tanam, di musim tanam pertama bisa sampai Rp 40 juta dalam kurun 8 bulan. Menurut Presiden Jokowi, hal ini merupakan sebuah nilai yang sangat besar. Pasar porang juga masih terbuka lebar.
Seperti diketahui, lanjut Presiden, porang akan menjadi makanan masa depan karena rendah kalori, karbon, dan kadar gula. ”Sehingga saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan. (Porang) ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyampaikan kepada Menteri Pertanian agar betul-betul serius mengelola komoditas baru berupa porang ini.
”Dan, kita harapkan, kita akan tidak mengekspor porang dalam bentuk mentahan. Namun, seperti tadi kita lihat di sini, (porang) ini sudah setengah jadi, bisa jadi tepung. Dan, insya Allah nanti tahun depan sudah akan menjadi barang jadi, yaitu menjadi beras porang,” katanya.
Akhir pekan lalu, saat melepas Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/8), Presiden Jokowi meminta para kepala daerah menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing. Presiden meminta agar komoditas-komoditas pertanian yang potensial dikembangkan untuk segera digarap.
Akses permodalan
Kepala Negara juga meminta ada penguatan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan bagi para petani. ”Saya sudah banyak berbicara dengan dirut-dirut perbankan agar pertanian mendapatkan perhatian khusus karena ini ada kesempatan, seperti tadi disampaikan oleh Menteri Pertanian mengenai porang,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, saat menyampaikan keterangan pers seusai rapat terbatas tentang kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pertanian, Senin (26/7), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, KUR sektor pertanian di tahun 2021 berproses dengan daya serap di atas 40 persen. ”(Serapan) ini menyesuaikan dengan musim tanam. Jadi, masuk musim tanam dua, pada Agustus, proses itu akan lebih banyak kami dorong,” katanya.
Syahrul menuturkan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian BUMN akan melakukan berbagai konsolidasi untuk mengefektifkan KUR mulai dari hulu, pengolahan, sampai dengan pasar.
”Di data kami, di pertanian, NPL (kredit bermasalah), (kredit) yang macet itu cuma 0,3 persen,” kata Syahrul.
Di kesempatan tersebut Syahrul berharap Menko Perekonomian dapat memfasilitasi KUR untuk porang, sebuah komoditas yang saat ini sedang diprioritaskan, selain juga sarang burung walet.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan, dari kuota KUR tahun 2021 dengan target Rp 253 triliun, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi kontributor terbesar, yaitu lebih dari 92 persen. Hal ini sesuai dengan penugasan yang diterima Himbara.
”Dan sebagai catatan juga bahwa (di) Bank BRI, Mandiri, BNI—untuk mendukung program KUR ini—kami sudah menyiapkan delapan kluster, yaitu kluster padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan porang. Dengan demikian, nanti bisa bersinergi dengan program-program yang ada di Menteri Pertanian ataupun Menteri Perdagangan,” tutur Erick.