Himpunan Bank-bank Milik Negara atau Himbara mencatat pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan II-2021. Pencapaian tersebut didorong salah satunya oleh berbagai insentif yang diberikan pemerintah dan otoritas.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Himpunan Bank-bank Milik Negara atau Himbara mencatat pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan II-2021. Pencapaian tersebut didorong salah satunya oleh berbagai insentif yang diberikan pemerintah.
Demikian disampaikan dalam konferensi pers virtual ”Optimisme untuk Indonesia” yang diselenggarakan Himbara, Kamis (5/8/2021). Hadir dalam acara itu Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Himbara yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar, dan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo. Himbara terdiri dari empat bank BUMN, yakni BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN.
Sunarso mengatakan, pihaknya mengapresiasi usaha pemerintah yang berhasil membawa perekonomian Indonesia kembali ke jalur pertumbuhan positif. Ia menjelaskan, pertumbuhan tersebut merupakan buah dari berbagai kebijakan stimulus yang digulirkan pemerintah. Bentuk subsidi itu antara lain insentif subsidi bunga, bantuan kredit usaha rakyat, dan keringanan uang muka rumah.
”Saat ini bisnis dan pasar memang sedang tidak dalam kondisi normal karena pandemi. Maka, yang mengangkat ini adalah kebijakan dan stimulus dari pemerintah,” ujar Sunarso.
Menurut Sunarso, BRI yang fokus pada penyaluran kredit mikro mencatat pertumbuhan 17 persen secara tahunan. Porsi kredit mikro mencapai 80 persen dari portofolio kredit BRI. Kenaikan itu banyak didorong kredit mikro sesuai arahan pemerintah untuk menyelamatkan usaha mikro milik rakyat.
Adapun Haru mengatakan, penyaluran kredit BTN bertumbuh 11,17 persen secara tahunan. Haru menjelaskan, kenaikan itu banyak didorong penyaluran kredit perumahan bersubsidi.
Sementara itu, total kredit Bank Mandiri sendiri tanpa anak usaha tercatat sebesar Rp 805,2 triliun, bertumbuh 6,67 persen secara tahunan. Menurut Darmawan, pertumbuhan itu ditopang dari segmen wholesale yang bertumbuh 7,13 persen secara tahunan pada angka Rp 534,2 triliun. Segmen lainnya adalah ritel yang mencatat pertumbuhan 5,77 persen secara tahunan pada angka Rp 271 triliun.
Royke mengatakan, penyaluran kredit BNI bertumbuh 4,6 persen. Pertumbuhan itu terdorong dari membaiknya harga komoditas dunia yang mengerek ekspor Indonesia. Hal itu mendorong kinerja penyaluran kredit BNI yang fokus menyasar perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor.
Fase pemulihan
Himbara juga mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kembali ke jalur positif pada triwulan II-2021. Himbara optimistis pemulihan ekonomi akan terus berjalan dan pertumbuhan ekonomi akan terus berada di jalur positif ke depannya.
Menurut Kartika, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2021 yang mencapai 7,07 persen menunjukkan perekonomian sudah masuk dalam fase pemulihan.
Ini adalah kali pertama Indonesia kembali mencatat pertumbuhan ekonomi positif sejak terakhir kali pada triwulan I-2021. Perekonomian Indonesia mulai terkontraksi pada triwulan II-2020, yakni minus 5,32 persen, berlanjut pada triwulan III-2020 yang minus 3,49 persen, triwulan IV- 2020 minus 2,19 persen, dan triwulan I-2021 sebesar minus 0,74 persen.
”Pemulihan ekonomi terus berjalan,” ujar Kartika.
Pada Juni 2021, penyaluran kredit industri perbankan mencatat pertumbuhan positif sebesar 0,59 persen. Ini merupakan kali pertama pertumbuhan kredit kembali positif setelah berturut-turut selama 8 bulan bertumbuh negatif.
”Dari sini kita melihat, perbankan punya peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Kartika.
Tingkat konsumsi
Pada kesempatan berbeda, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua itu merupakan sinyal positif pemulihan ekonomi.
”Sentimen ini pun disambut baik pasar modal modal hari dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia ke level 6.205,42,” ujar Wimboh.
Wimboh menjelaskan, untuk menjaga momentum pertumbuhan itu, diperlukan juga upaya menjaga konsumsi masyarakat. Selain itu juga percepatan belanja pemerintah.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang positif ditopang oleh kinerja seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha.
”Ke depan, untuk mendorong perbaikan ekonomi, Bank Indonesia terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan instansi terkait, termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter-fiskal, kebijakan peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan di tengah berlanjutnya akselerasi pelaksanaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan,” papar Erwin.
Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi pada triwulan II-2021 terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Pada triwulan II-2021, ekspor tumbuh sangat tinggi, yakni sebesar 31,78 persen secara tahunan, didukung oleh kenaikan permintaan negara mitra dagang utama.