Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 46,38 poin atau 0,75 persen menjadi 6.205,41 pada akhir perdagangan Kamis (5/8/2021). Data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2021 turut menopang penguatan itu.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Data pertumbuhan ekonomi yang relatif baik sepanjang triwulan II-2021, seperti laporan Badan Pusat Statistik, mendorong pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. Sejumlah analis dan ekonom memperkirakan, walaupun kinerja pertumbuhan ekonomi baik, perekonomian masih menghadapi tantangan pada triwulan III-2021 karena kasus Covid-19 sempat meningkat pada kurun itu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 46,38 poin atau 0,75 persen menjadi ke 6.205,41 pada akhir perdagangan Kamis (5/8/2021). Ada 233 saham naik, 281 saham turun, sementara 142 saham stagnan harganya. Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia mencapai 29,66 miliar saham dengan total nilai transaksi Rp 18,07 triliun.
Adapun saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing adalah saham PT Medikaloka Hermina Tbk senilai Rp 423 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk senilai Rp 219 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk senilai Rp 129 miliar. Sebaliknya, para investor asing menjual saham PT BFI Finance Indonesia Tbk senilai Rp 75 miliar, PT Adaro Energy Tbk senilai Rp 32 miliar, dan PT Bank Jago Tbk senilai Rp 22 miliar. Sektor yang paling banyak naik adalah sektor keuangan.
BPS mencatat, pada triwulan II-2021, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen dibandingkan triwulan II-2020. Capaian itu lebih tinggi dari perkiraan para pelaku pasar sebelumnya. Pertumbuhan positif ini merupakan pertama kalinya setelah terjadi kontraksi selama 4 triwulan berturut-turut. Dengan pertumbuhan positif ini, Indonesia telah keluar dari siklus resesi.
Meski demikian, sejumlah ekonom dan analis memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 bisa turun. Hal itu terkait dengan peningkatan kasus Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang beberapa kali diperpanjang oleh pemerintah.
”Apakah pertumbuhan ini akan terjaga, tentu tergantung dari cara pemerintah mengatasi Covid-19 dan vaksinasi massal yang terus meningkat. Saya rasa ini bisa menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap optimistis. Kami masih harus mengalkulasi kembali proyeksi ke depan,” kata Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta dalam Mirae Asset Day.
Mirae juga memperkirakan, IHSG masih akan mampu menguat hingga mencapai 6.394 pada Agustus 2021. ”Namun, IHSG akan menguji resisten pertama pada level 6.134 hingga 6.166 dengan level support pada 5.947,” kata Investmen Information Mirae Asset Martha Christina dalam kesempatan yang sama.
Ekonom ANZ Bank Krystal Tan dan Ekonom ANZ untuk Kawasan Asia Tenggara Sanjay Mathur dalam risetnya juga mengingatkan, penyebaran virus dan pengetatan kegiatan masyarakat sejak awal Juli 2021 akan mengurangi pertumbuhan pada triwulan ketiga tahun ini.
Sementara saat ini sudah ada pertanda wabah mereda dan pemulihan akan terus terbebani hingga risiko wabah Covid-19 mereda. ”Secara umum, kami memangkas perkiraan pertumbuhan 2021 dari 4 persen menjadi 3,8 persen,” demikian perkiraan ANZ.