Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan medis untuk penanganan Covid-19. Evaluasi sementara terhadap PPKM darurat memperlihatkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten/kota semakin menurun.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyatakan tengah fokus mengatasi problem kelangkaan obat dan pemenuhan kebutuhan tempat perawatan pasien serta percepatan vaksinasi Covid-19. Evaluasi sementara pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat dinilai memperlihatkan penurunan aktivitas di tingkat kota/kabupaten.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, kenaikan kasus harian Covid-19 selama tujuh hari PPKM Darurat mencapai 44,51 persen, jika dibandingkan tujuh hari sebelum kebijakan yang diterapkan pada 3-20 Juli 2021 tersebut. Kasus harian Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 mencapai 54.517 kasus pada Rabu (14/7/2021) atau tertinggi sejak tahun lalu.
Menurut Luhut, peningkatan kasus Covid-19 di Pulau Jawa didominasi oleh varian Delta, yang memiliki tingkat penularan enam kali lebih cepat dibandingkan penularan dari varian Alpha sewaktu berlaku pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kasus harian masih dimungkinkan naik mengingat masa inkubasi virus Covid-19 varian Delta berkisar 14-21 hari.
”Kami sudah masuk ke worst case scenario (skenario situasi terburuk). Kami bersiap menangani 60.000 kasus per hari. Kita tidak berharap (kasus baru) lebih dari 60.000 kasus per hari, tetapi kalaupun lebih, kami sudah siapkan,” kata Luhut, dalam Konferensi Pers Media Update Kondisi PPKM Darurat, Kamis (15/7/2021).
Ia menambahkan, lonjakan kasus akibat varian Delta per 13 Juli 2021 juga terjadi di sejumlah negara, seperti Inggris, Belanda, Malaysia, Rusia, Thailand Israel, dan Amerika Serikat. Varian delta juga memiliki dampak menurunkan efikasi seluruh jenis vaksin.
”Kasus (Covid-19) meroket ini sudah kita duga terjadi, tetapi kita tidak duga secepat ini. Kita harus hadapi dengan segala sumber daya kita, meski tidak mudah,” kata Luhut.
Evaluasi dan pengawasan terhadap PPKM darurat memperlihatkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten/kota di Indonesia dari waktu ke waktu semakin menurun. Pengawasan pergerakan masyarakat menggunakan tiga indikator, yakni Facebook Mobility, Google Traffic, dan intensitas cahaya di malam dari dari NASA/NOAA. Selain itu, analisis tambahan menggunakan data Google Mobility.
”Indeks komposit untuk mobilitas menunjukkan perbaikan besar, tetapi belum cukup karena masih ada masa inkubasi dalam 2-3 minggu yang bisa terjadi. Kami menginginkan setelah 3 minggu ini jangan ada lagi peningkatan (kasus), maka kita harus kurangi kerumunan karena varian Delta ini sangat cepat penularannya,” kata Luhut.
Evaluasi terhadap PPKM darurat memperlihatkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten/kota semakin menurun.
Percepatan vaksin
Dari aspek kesehatan, pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi. Masyarakat yang sudah divaksin memiliki probabilitas untuk meninggal lebih rendah jika terpapar Covid-19 varian Delta. Pemerintah telah mengamankan stok vaksin 480,7 juta dosis. Pada Juli 2021, vaksinasi Covid-19 ditargetkan mencapai 31 juta vaksin atau rata-rata 1 juta vaksin per hari.
Luhut mengemukakan, cakupan vaksinasi per provinsi saat ini terus meningkat, yakni tertinggi di Bali dan Jakarta. Cakupan vaksinasi di Jakarta saat ini sudah menembus 65,18 persen dari jumlah penduduk, sedangkan Bali 80,77 persen. ”Kalau Jakarta sudah mencapai 70 persen, diharapkan bisa tercapai herd immunity,” katanya.
Selain itu, pemerintah menyiapkan penambahan tempat tidur di sejumlah wilayah, tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat. Langkah itu di antaranya ditempuh dengan merekrut 2.000 dokter yang baru lulus serta tambahan 20.000 perawat. Rasio tempat tidur rumah sakit, yakni 1 tempat tidur per 1.000 penduduk (1:1.000) ditargetkan meningkat menjadi 1,6:1.000.
Sementara itu, beberapa obat juga didatangkan dari beberapa negara dan memanfaatkan produsen lokal. Penanganan kasus ringan sangat penting untuk tidak masuk ke tahap sedang dan berat. Pemerintah berencana meluncurkan 300.000 paket obat mulai Kamis ini, yakni mencakup 30.000 paket untuk pasien OTG, 180.000 paket untuk gejala demam dan anosmia, serta 90.000 paket untuk gejala ringan, demam dan batuk.
Selain itu, pemerintah menyalurkan oksigen konsentrator untuk pasien rawat isolasi yang akan diatur oleh Menteri BUMN, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Penambahan pasokan oksigen juga dilakukan melalui realokasi oksigen industri untuk keperluan medis. Selama ini, porsinya 80 persen pasokan oksigen untuk rumah sakit dan 20 persen untuk industri. Saat ini 100 persen pasokan oksigen untuk rumah sakit.
Pemerintah juga akan menyalurkan program bantuan beras ke masyarakat dengan melibatkan TNI/Polri untuk menyalurkan sampai ke kantong-kantong kemiskinan penduduk. ”Tidak boleh ada rakyat sampai kelaparan,” katanya.