Bank Dituntut Jeli Melihat Peluang di Masa Pandemi
Menyiasati kontraksi ekonomi karena lonjakan kasus Covid-19, perbankan harus jeli melihat peluang dengan fokus menyalurkan kredit ke sektor yang masih bertumbuh saat pandemi yakni sektor kesehatan dan pangan.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat berpotensi menekan kinerja penyaluran kredit perbankan. Pelaku industri perbankan mengantisipasi hal ini dengan lebih jeli melihat peluang yang bisa digali dari sektor-sektor yang masih bertumbuh di kala pembatasan sosial.
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten (BJB) Yuddy Renaldi mengatakan, pihaknya memahami bahwa melonjaknya jumlah kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir memaksa pemerintah harus menerbitkan kebijakan PPKM darurat. Ia mengatakan, bisnis perbankan adalah salah satu sektor yang terkena dampak dari PPKM darurat ini.
“Pembatasan kegiatan sosial juga membatasi aktivitas ekonomi. Ini memengaruhi permintaan akan kredit bank. Padahal nyawanya bank ini dari sisi permintaan (kredit),” ujar Yuddy dalam acara bertajuk “Economic Update: Kebangkitan Ekonomi Indonesia”, Selasa (13/7/2021).
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Yuddy, pihaknya akan lebih jeli menggali peluang-peluang yang ada. Pihaknya memfokuskan pada sektor-sektor yang masih bertumbuh dan potensial di kala pandemi, seperti sektor pengolahan pertanian dan pangan. Selain itu, upaya tersebut merupakan cara Bank BJB agar dapat menjaga kualitas kreditnya.
Pihaknya memfokuskan pada sektor-sektor yang masih bertumbuh dan potensial di kala pandemi, seperti sektor pengolahan pertanian dan pangan. Selain itu, upaya tersebut merupakan cara Bank BJB agar dapat menjaga kualitas kreditnya.
Dalam penyaluran kredit, Bank BJB juga berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pertanian dan pangan. Sebab, mereka membutuhkan pendanaan untuk menjalankan tugasnya memenuhi kebutuhan pangan di wilayah Jawa Barat dan Banten.
“Sektor ini masih berkembang sangat signifikan. Dari hasil evaluasi kami, masih ada permintaan di sektor ini yang akan tumbuh,” kata Yuddy.
Selain itu, lanjut Yuddy, pihaknya juga berupaya mendorong kredit konsumsi dari nasabah. Ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 400.000 aparatur sipil negara di Jawa Barat dan Banten yang menjadi nasabah BJB. “Mereka menjadi salah basis pertumbuhan bisnis BJB,” katanya.
Sampai dengan Mei 2021, Bank BJB menyalurkan kredit sebesar Rp 90,84 triliun atau tumbuh 7,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tingkat risiko kredit mereka pun dalam posisi aman, yakni pada 1,4 persen.
Jeli dalam menggali potensi juga dilakukan oleh BPD Bank Jatim. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, dalam penyaluran kredit, pihaknya akan fokus pada sektor pangan dan alat kesehatan. “Dalam kondisi seperti ini, banyak permintaan baru dari sektor pangan dan alat kesehatan. Jadi, ini yang kita biayai di masa pandemi,” ujarnya.
Dalam penyaluran kredit, Bank BJB juga berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pertanian dan pangan.
Sampai dengan Juni, pihaknya sudah menyalurkan kredit Rp 42,59 triliun atau tumbuh 2,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Stabilitas keuangan
Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Edy Siregar memperkirakan, dalam jangka pendek fungsi intermediasi perbankan akan tertekan karena PPKM darurat. Meski demikian, lanjut dia, sistem keuangan dalam kondisi stabil dan siap mendorong pertumbuhan ekonomi.
Agus menjelaskan, selama enam bulan ini, berbagai indikator menunjukkan ekonomi berangsur pulih. Meski penyaluran kredit pada Mei 2021 masih minus 1,23 persen, nilainya menunjukkan tren perbaikan dibanding Maret yang minus 3,77 persen dan April yang minus 2,28 persen.
Restrukturisasi kredit juga mengalami penurunan. Sampai dengan Mei 2021, restrukturisasi kredit bank mencapai Rp 781,9 triliun atau turun 5,93 persen dibandingkan posisi Desember 2020 yang sebesar Rp 830,3 triliun. “Kami melihat stabilitas masih terjaga dengan baik, ini sangat siapa mendukung perekonomian nasional,” ujar Agus.