Pembebasan Lahan Tinggal 30 Persen, Tol Cijago Seksi 3 Mulai Dibangun
Pembangunan Jalan Tol Cinere-Jagorawi atau Cijago Seksi 3 mulai digarap meski 30 persen lahan belum bebas. Selain memperpendek rute menuju Bandara Soekarno-Hatta, ruas tol ini juga akan mengurai kemacetan di Kota Depok.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Pembangunan Jalan Tol Cinere-Jagorawi atau Cijago Seksi 3 mulai digarap meski masih ada sekitar 30 persen lahan belum bebas. Ruas jalan di seksi 3 yang menghubungkan Kukusan dan Cinere ini terbentang sepanjang 5,4 kilometer dan pembangunannya ditargetkan selesai Juni 2022.
Percepatan pembangunan tol ini sangat bergantung pada pembebasan lahan. Pembebasan lahan ditargetkan tuntas Agustus 2021. Selesainya pembangunan jalan tol yang merupakan bagian dari Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) II ini juga diprediksi mampu mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di gerbang keluar tol Kukusan menuju Kota Depok.
Pembangunan Jalan Tol Cijago Seksi 3 ditandai dengan peletakan batu pertama di Kukusan, Depok, Jawa Barat, oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Danang Parikesit, Wali Kota Depok Mohammad Idris, dan Direktur Utama PT Translingkar Kita Jaya Hilman Muchsin, Jumat (28/5/2021).
Basuki mengatakan, Jalan Tol Cijago Seksi 1 dan 2 telah diresmikan masing-masing tahun 2012 dan 2019. Sudah hampir 10 tahun dan panjangnya hanya 14 kilometer. Bukan berarti lambat mengerjakannya, melainkan pembangunan tol di perkotaan jauh lebih banyak dan besar.
”(Pembangunan jalan tol) Seksi 3 direncanakan selesai tahun depan. Kalau lahan sudah dibebaskan, pembangunan infrastrukturnya jauh lebih cepat. Sekarang ini sekitar 70 persen lahan sudah dibebaskan untuk proyek tol ini,” ucap Basuki.
Menurut Basuki, pembebasan lahan terjadi berkat kolaborasi Lembaga Manajemen Aset Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Pembebasan lahan diharapkan selesai Agustus 2021 sehingga pengerjaan kontruksi bisa dipercepat.
Danang berharap kontraktor segera mengejar pembangunannya ketika pembebasan lahan sudah tuntas. Apalagi kondisi udara dan cuaca relatif baik sehingga pembangunan jalan hingga ke Limo bisa tuntas pada triwulan I-2022. Dengan demikian, ruas Limo ke Kukusan sudah selesai dibangun pada pertengahan tahun 2022.
Menurut Basuki, manajemen lalu lintas, terutama di gerbang keluar tol, perlu lebih diantisipasi lebih baik agar tidak terjadi kemacetan di gerbang tol. Dengan pembangunan jalan tol, masyarakat merasa dampak positifnya. Jalan Tol Trans-Jawa, misalnya, kini sudah diikuti dengan pengembangan kawasan industri, seperti di Subang, Brebes, dan Ngawi.
Basuki juga mencontohkan ruas Bakauheni hingga Palembang di Jalan Tol Trans-Sumatera. Sejumlah kawasan di sekitar gerbang tol berkembang dan ditandai dengan kenaikan tagihan listrik. Artinya, kata Basuki, ada peningkatan kegiatan ekonomi.
Menurut Direktur Utama PT Translingkar Kita Jaya Hilman Muchsin, pembangunan konstruksi jalan tol ditargetkan selesai dalam jangka waktu 1,5 tahun. Target penyelesaian konstruksi akan diupayakan selesai pertengahan tahun 2022 sehingga ruas tol tersebut bisa benar-benar beroperasi pada awal tahun 2023.
Melalui pelelangan terbatas, kata Hilman, LMA-PPRE KSO ditetapkan sebagai kontraktor pelaksana pembangunan jalan tol ruas Cinere-Jagorawi Seksi 3 dan PT Multi Phi Beta sebagai konsultan pengawas pembangunan. Proses pembangunan Jalan Tol Cijago seksi 3 diharapkan selesai sesuai jadwal agar berperan strategis sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi kawasan.
Jalan Tol Cijago merupakan bagian dari Jalan Tol JORR II yang terdiri dari ruas Cengkareng–Kunciran (15,2 km), Kunciran-Serpong (11,2 km), Serpong-Cinere (10,1 km), Cinere-Jagorawi (14,6 km), Cimanggis-Cibitung (25,4 km), Cibitung-Cilincing (33,9 km), dan akses Tanjung Priok (12,1 km). Penyelesaian konstruksi Jalan Tol Cijago Seksi 3 akan meningkatkan konektivitas Tol JORR II yang berdampak positif mengurangi kemacetan di pusat Kota Depok, memperlancar mobilitas warga, dan mengurangi kemacetan di ruas tol lainnya.
Sebagai proyek strategis nasional, Jalan Tol Cijago memiliki nilai strategis meningkatkan volume distribusi barang dan jasa di kawasan Jabodetabek. Ruas jalan tol ini juga akan memperlancar arus mobilitas warga Bodetabek menuju Jakarta dan Bandara Soekarno-Hatta. Waktu tempuh Jagorawi-Bandara Soetta akan berkurang signifikan saat pembangunan Jalan Tol Cijago ini rampung.
”Pembangunan ini akan meningkatkan jumlah tenaga kerja karena lebih dari 1.000 orang akan dilibatkan selama kurun waktu dua tahun ini,” kata Hilman.