Tren Positif Kinerja Emiten Pertambangan Berpotensi Berlanjut
Tren harga komoditas pertambangan sepanjang 2021 diprediksi masih positif. Dampaknya, kinerja sejumlah perusahaan di sektor tersebut membaik.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah emiten Bursa Efek Indonesia yang bergerak di komoditas pertambangan mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Tren ini diperkirakan akan berlanjut karena tingginya permintaan dan naiknya harga komoditas.
Analis Central Capital Futures, Wahyu Laksono, mengatakan, tren harga komoditas saat ini masih positif. Dia mencontohkan, harga batubara di pasar internasional dapat menyentuh 100 dollar Amerika Serikat (AS) per ton. ”Hal ini dipicu oleh harapan pemulihan ekonomi dunia karena adanya vaksinasi serta didukung oleh stimulus global, salah satunya dari AS,” katanya saat dihubungi, Sabtu (8/5/2021).
Menurut Wahyu, awalnya, pandemi Covid-19 sempat menekan permintaan dan penawaran komoditas. Namun, begitu penyebaran Covid-19 mulai bisa dikendalikan serta adanya suntikan stimulus fiskal dalam jumlah besar di sejumlah negara, harga komoditas pun mulai merangkak naik.
Kecenderungan tersebut juga tecermin dari kinerja sejumlah emiten. Tahun 2020, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan MIND ID mencatatkan pendapatan kotor atau EBITDA sebesar Rp 11,3 triliun atau meningkat sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Total pendapatan MIND ID sepanjang 2020 mencapai Rp 66,6 triliun. Komoditas yang menopang pendapatan tersebut terdiri dari emas dengan andil 29,1 persen, batubara (25,9 persen), timah (21,5 persen), aluminium (9,8 persen), feronikel (7 persen), dan bijih nikel (2,9 persen).
Adapun laba bersih MIND ID pada 2020 mencapai Rp 1,8 triliun atau naik 7,31 persen dibandingkan 2019. ”Pada tahun ini, perusahaan akan tetap mempertimbangkan kesempatan-kesempatan baru yang berpotensi mendukung peluang pertumbuhan bisnis dengan melakukan mitigasi risiko secara terukur,” kata CEO Grup MIND ID Orias Petrus Moedak melalui siaran pers.
Kinerja sepanjang 2020 juga tak lepas dari efektivitas kinerja produksi dan penjualan komoditas mineral yang dikelola, mulai dari emas dan jasa pemurnian logam mulia, batubara, logam timah dan tin solder, aluminium, feronikel, hingga bijih nikel. Perusahaan juga meningkatkan portofolio pengelolaan komoditas mineral melalui akuisisi untuk menguatkan pertumbuhan bisnis.
Sementara itu, PT Indika Energy Tbk membukukan laba kotor sebesar 120,9 juta dollar AS sepanjang triwulan I-2021. Laba usaha meningkat 23,5 persen menjadi 84,9 juta dollar AS. Laba tersebut terbentuk dari penurunan biaya di setiap lini bisnis serta penguatan kinerja PT Kideco Jaya Agung atau Kideco sebagai anak usaha.
Rata-rata harga jual batubara naik 5,1 persen menjadi 45,2 dollar AS per ton pada triwulan I-2021. Volume penjualan meningkat 4,9 persen menjadi 9,2 juta ton. Sebanyak 66 persen di antaranya dipasok ke pasar ekspor dan 34 persen lainnya untuk pasar domestik.
Meskipun demikian, kinerja sejumlah anak usaha perseroan menurun. Pendapatan PT Indika Energy Tbk juga merosot 9,2 persen menjadi 582,2 juta dollar AS pada triwulan I-2021. Dampaknya, perusahaan mencatatkan rugi sebesar 9,4 juta dollar AS.
Sepanjang triwulan I-2021, perseroan merealisasikan belanja modal sebesar 10,6 juta dollar AS. Sebanyak 7,9 juta dollar AS di antaranya digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian alat berat di Petrosea. Adapun 1,5 juta dollar AS lainnya untuk pemeliharaan armada Mitrabahtera Segara Sejati.
Direktur Utama PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid mengatakan, perusahaan terus berupaya mengoptimalkan kinerja di sektor batubara. ”Di saat bersamaan, perseroan juga melakukan diversifikasi usaha, seperti di sektor pertambangan emas, energi baru dan terbarukan, serta mulai mengeksplorasi pengembangan kendaraan listrik roda dua dan energi biomassa,” ujarnya melalui siaran pers.