Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) akan ditutup selama kebijakan peniadaan mudik Idul Fitri pada 6-17 Mei 2021. Volume lalu lintas selama penutupan itu diperkirakan turun hingga 25-35 persen.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan Layang Mohamed Bin Zayed dijadwalkan ditutup mulai 6 Mei 2021 menyusul kebijakan peniadaan mudik Idul Fitri 2021. Penutupan itu merupakan bagian dari pengendalian transportasi selama pelarangan mudik.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengemukakan, penutupan sementara Jalan Layang MBZ diajukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk atas permintaan Korps Lalu Lintas Polri. Penutupan ruas jalan tol itu kini tinggal menunggu persetujuan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
”Sesuai permintaan, penutupan (Jalan Layang MBZ) tanggal 6 Mei (2021) pukul 00.00 (WIB) sampai tanggal 17 Mei (2021) pukul 23.59 WIB. Persetujuan Menteri PUPR diharapkan keluar dalam waktu dekat ini,” kata Hedy di Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Jasa Marga berencana menutup sementara seluruh akses Jalan Layang MBZ, baik di arah Jakarta maupun di arah Cikampek. Langkah ini merupakan bagian dari pengendalian transportasi selama peniadaan mudik Hari Raya Idul Fitri 2021.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 pada 6-17 Mei 2021 sebagai upaya pengendalian penyebaran kasus Covid-19. Namun, pengecualian perjalanan diberikan kepada masyarakat di wilayah aglomerasi. Wilayah aglomerasi adalah beberapa kabupaten/kota yang berdekatan yang mendapat izin melakukan pergerakan.
Sebelumnya, Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita memprediksi ada potensi peningkatan volume lalu lintas meninggalkan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) hingga 138.508 kendaraan pada masa pengetatan mudik tanggal 5 Mei 2021 atau satu hari sebelum pemberlakuan peniadaan mudik.
Menurut Atika, penutupan Jalan Layang MBZ akan dilakukan di akses masuk dan akses keluar jalan tol tersebut. Hal itu untuk membatasi pergerakan arus lalu lintas keluar dan masuk Jabotabek agar meminimalkan penyebaran Covid-19. Pihaknya juga turut mengantisipasi adanya pengalihan lalu lintas di gerbang tol terdekat dengan posko penyekatan.
Atika memperkirakan volume lalu lintas selama peniadaan mudik Idul Fitri periode 6-12 Mei 2021 mencapai 593.185 kendaraan atau turun 35 persen dari lalu lintas normal. Jumlah kendaraan tertinggi yang akan meninggalkan Jabotabek diperkirakan terjadi pada 11 Mei 2021 atau H-2 Idul Fitri, yakni 109.327 kendaraan.
Perkiraan tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas dari beberapa gerbang tol utama, yaitu Gerbang Tol Cikupa (arah barat), Ciawi (arah selatan), serta Cikampek Utama dan Kalihurip Utama (arah timur).
Sementara itu, Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa mengemukakan, kebijakan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 diprediksi berdampak pada pola pergerakan masyarakat. Kondisi ini akan menimbulkan fenomena baru, di mana masyarakat mudik lebih awal atau mengisi momen Lebaran dengan aktivitas silaturahmi di dalam wilayah aglomerasi.
Grup Astra Infra memprediksi lalu lintas di beberapa ruas tol yang menjadi penghubung arus mudik Lebaran akan turun hingga 25-30 persen. Saat ini, Astra Infra memiliki tujuh ruas jalan tol yang merupakan kombinasi antara tol di wilayah aglomerasi dan jalan tol penghubung. Ruas tol itu meliputi Tol Tangerang-Merak (144 km), Tol Kunciran-Serpong, Tol Kebon Jeruk-Ulujami, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Semarang-Solo, Tol Jombang-Mojokerto, serta Tol Surabaya-Mojokerto.
”Kami perkirakan bulan Mei ada koreksi 25-30 persen dari sisi perjalanan yang ada. Jika dibandingkan April, terjadi penurunan perjalanan sekitar 15 persen. Ini tergantung realitas di lapangan, kondisi penyekatan (jalan), serta euforia masyarakat untuk bergerak ke kota masing-masing,” kata Djap dalam konferensi pers, awal pekan ini.
CEO Toll Road Business Group Kris Ade Sudiyono menambahkan, kebijakan pembatasan mudik pada Lebaran tahun ini akan berdampak pada perubahan pola pergerakan masyarakat. Larangan mudik akan disikapi masyarakat dengan mengatur pola perjalanan sehingga tidak akan terjadi penumpukan arus lalu lintas. Pergerakan arus lalu lintas yang melintasi jalan tol Astra Infra akan bervariasi, dengan sebaran lalu lintas Lebaran akan lebih merata, baik sebelum maupun sesudah Lebaran.
Secara terpisah, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai, langkah penutupan Jalan Layang MBZ akan mendorong pengawasan dan pengendalian transportasi selama masa peniadaan arus mudik tanggal 6-12 Mei 2021. Adapun masyarakat yang mendesak bepergian di luar kepentingan mudik masih bisa melakukan perjalanan sepanjang membawa surat kesehatan dan surat izin.
Area peristirahatan
Direktur Pengelolaan Gedung dan Fasilitas PT Jasamarga Related Business Tita Paulina mengemukakan, pengaturan juga dilakukan Jasa Marga di area peristirahatan di ruas tol dengan mengacu protokol kesehatan. Jasa Marga akan membatasi kapasitas parkir maksimal 50 persen dan waktu singgah pengunjung. Selain itu, disediakan posko kesehatan untuk pemeriksaan acak tes cepat antigen di area peristirahatan.
Lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain di tempat istirahat dan pelayanan (TIP) Km 519 B Jalan Tol Solo-Ngawi, TIP Km 57A Jalan Tol Jakarta-Cikampek, serta TIP Km 72A dan 88A Jalan Tol Cipularang. Selain itu, pemantauan dengan patroli udara bekerja sama dengan Indonesia Flying Club (IFC) untuk pemantauan arus lalu lintas.
Senada dengan hal itu, Presiden Direktur Astra Tol Cikopo-Palimanan Firdaus Azis mengemukakan, pihaknya telah membenahi layanan area peristirahatan (rest area) ruas tol tersebut untuk menambah kenyamanan pengguna tol sekaligus menjadi destinasi wisata. Ruas Tol Cikopo-Palimanan dinilai merupakan salah satu titik lelah perjalanan dari arah Sumatera ke wilayah timur Jawa dan sebaliknya. Konsep yang diusung adalah ”Resta Titirah Kahirupan KM 130” dengan tumbuhan endemik Benua Afrika, yaitu pohon baobab.
”Rest area yang menarik akan mengundang pengguna tol untuk mampir dan istirahat serta mengurangi kecelakaan yang diakibatkan sopir lelah dan mengantuk,” katanya.