Bandara Lombok membuka layanan tes GeNose C19. Layanan dibuka setiap hari dengan biaya Rp 40.000 hingga Rp 50.000.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Selain layanan tes cepat antigen dan tes usap, Bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat, juga membuka layanan GeNose C19. Fasilitas itu diharapkan semakin memudahkan pengguna jasa bandara untuk melengkapi persyaratan dokumen kesehatan guna melakukan perjalanan.
General Manager Bandara Lombok Nugroho Jati mengatakan, layanan tes kesehatan GeNose C19 berlaku mulai Kamis (29/4/2021). Pihak Bandara Lombok telah menguji coba layanan itu pada Senin (26/4/2021) untuk memastikan seluruhnya berjalan dengan baik.
Menurut Jati, penggunaan GeNose C19 sebagai salah satu dokumen perjalanan mengacu pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 26 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi Covid-19. Acuan lainnya, yakni Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Covid-19.
”Layanan GeNose C19 di Bandara Lombok beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 15.00 Wita dengan biaya Rp 40.000 untuk calon penumpang yang membawa tiket pesawat. Sementara untuk masyarakat umum Rp 50.000,” kata Jati.
Jati menjelaskan, dalam menjalankan layanan itu, Bandara Lombok menyediakan dua mesin pemeriksaan GeNose C19. Selain itu, ada 2.000 kantong sampel pemeriksaan, 500 unit filter udara, 4 bilik pemeriksaan, dan 1 bilik isolasi. Juga 4 tenaga kesehatan, 2 tenaga administrasi, dan 4 tenaga operasional.
Stakeholder Relation Manager Bandara Lombok Arif Haryanto menambahkan, calon penumpang yang akan menggunakan layanan GeNose C19 setidaknya tiba di lokasi layanan dua jam sebelum keberangkatan. Layanan tes GeNose C19 Bandara Lombok dilakukan di area parkir mobil sisi barat bandara.
Selain itu, kata Arif, calon penumpang dilarang makan atau minum kecuali air putih dan tidak merokok 30 menit sebelum tes. Proses pemeriksaan diperkirakan berlangsung sekitar 30 menit di luar antrean.
Jika ada penumpang yang terindentifikasi positif, kata Jati, petugas layanan akan berkoordinasi dengan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Setelah itu, calon penumpang disarankan untuk melakukan tes kesehatan rapid antigen atau RT-PCR dengn biaya pribadi sesuai dengan tarif yang berlaku.
Dievakuasi
Menurut Jati, jika hasil tes cepat antigen atau tes usap negatif, calon penumpang bisa melanjutkan perjalanannya. Namun, jika positif, akan dievakuasi dan diharuskan melakukan isolasi mandiri.
”Hasil positif tes GeNose C19 bukan serta-merta orang tersebut positif Covid-19. Bisa juga karena calon penumpang tidak memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, misalnya makan, minum, atau merokok dalam kurun waktu kurang dari 30 menit sebelum tes. Dengan demikian, untuk memastikannya, perlu dilakukan tes rapid antigen atau RT-PCR,” kata Nugroho Jati lagi.
Selain membuka layanan tes GeNose C19, Bandara Lombok juga setiap hari membuka layanan tes cepat antigen dan tes usap pukul 06.00-16.00 Wita. Biaya tes cepat antigen yakni Rp 170.000 untuk calon penumpang dengan menunjukkan tiket pesawat yang telah direservasi. Sementara biaya tes usap Rp 950.000.
Hasil positif tes GeNose C19 bukan serta-merta orang tersebut positif Covid-19. (Nugroho Jati)
Seperti diberitakan, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro saat itu mengatakan, pemanfaat GeNose C19 diharapkan juga dapat memperkuat upaya pengendalian Covid-19, terutama dalam intervensi pelacakan dan pemeriksaan kasus. Penyempurnaan alat akan terus dilakukan seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan.
”GeNose C19 ini menggunakan teknologi kecerdasan artifisial yang memiliki sifat sebagai mesin learning. Artinya, semakin banyak digunakan, semakin akurat hasil yang didapatkan. Karena itu, alat ini perlu dipergunakan dalam skala luas,” ucapnya.
Dari hasil pengujian, tingkat akurasi GeNose diklaim 93-95 persen dengan sensitivitas 89-92 persen dan spesivitas 95-96 persen. Secara teknis, alat ini dirancang mendeteksi Covid-19 melalui pola napas. Sampel yang diuji adalah hasil metabolisme virus atau VOC (volatile organic compound) yang terkandung di embusan napas. (Kompas, 10/2)